Tuesday, October 5, 2010

HARUS BERTANGGUNG JAWAB

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2010 -

Baca: Matius 25:14-30

"Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.  Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."  Matius 25:21

Tuhan berkuasa mengerjakan segala sesuatu, tapi ada hal-hal tertentu di mana Dia ingin kita menjadi partnerNya karena kita diciptakanNya untuk sebuah misi.  Dia ingin kita mau bekerjasama dengan Dia.

     Tugas yang Tuhan Yesus jalankan semasa ada di bumi sekarang menjadi tugas dan tanggungjawab kita karena kita merupakan Tubuh Kristus.  Dia telah memilih kita sebagai kawan sekerjaNya dan memilih kita untuk mengambil bagian dalam memenuhi tujuan dan rencanaNya, seperti dikatakan Paulus, "...kami adalah kawan sekerja Allah;"  (1 Korintus 3:9a).  Meski demikian Tuhan tidak pernah memaksa kita.  Pilihan tetap ada di tangan kita: mau atau tidak!

     Banyak orang Kristen yang tidak produktif karena mereka meremehkan ketaatan kepada Tuhan.  Mereka menolak bekerjasama dengan Tuhan karena kemalasan dan ketidaktaatannya.  Maka Tuhan pun akan membiarkan mereka, sebab tak perlu Tuhan memaksakan kehendak kepada manusia.  Banyak orang dengan anugerah Allah melalui iman telah lahir baru, tapi kemudian mereka gagal bekerjasama dengan Roh Kudus dalam hidup kekudusannya, yang merupakan proses untuk menjadi semakin hari semakin serupa dengna Kristus.  Mereka tetap menjadi orang Kristen yang kerdil dan tidak berbuah.  Orang-orang seperti ini biasanya akan menyalahkan Tuhan, seperti hamba yang menerima satu talenta; katanya, "Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.  Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah:  Ini, terimalah kepunyaan tuan!"  (Matius 25:24-25).  Sudah tentu tuannya sangat marah dan akhirnya menjatuhkan hukuman.  Tidak seharusnya mereka menyalahkan Tuhan atas kegagalannya karena mereka sendiri yang telah menolak atau meremehkan untuk tidak bekerjasama dengan Tuhan.  Karena itu mereka tak akan pernah mengembangkan akarnya mencapai kedalaman yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan buah.

Setiap orang Kristen bertanggung jawab atas segala sesuatu yang mereka peroleh dari Tuhan; bila tak bertanggungjawab, yang mereka terima itu akan diambil kembali.

Monday, October 4, 2010

KOMPONEN-KOMPONEN DOA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Oktober 2010 -

Baca: Habakuk 2:1-5

"Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh."   Habakuk 2:3

Ketiga.  Kita harus sabar menanti jawaban dari Tuhan.  Tuhan Yesus berkata,  "Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."  (Matius 26:38b).  Tinggallah di sini mengandung arti bahwa kita harus belajar bersabar dan tetap tekun menunggu jawaban doa.  Seberapa sabar kita menanti-nantikan Tuhan?  Sebagian besar orang Kristen tidak sabar menunggu waktu Tuhan.  Maunya doa kita langsung dijawab Tuhan dalam waktu semalam.  Kita menginginkan segala sesuatu dengan instan.  Saat doa kita belum dijawab Tuhan kita langsung kecewa, tidak lagi bertekun mencari Dia, bahkan dengan secepat kilat kita meninggalkan Tuhan dengan segala keluh dan omelan.  Daud menasihati. "Nantikanlah Tuhan!  Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!  Ya, nantikanlah Tuhan!"  (Mazmur 27:14), karena "...semua orang yang menantikan Engkau (Tuhan) takkan mendapat malu;"  (Mazmur 25:3a).  Seringkali doa kita tidak dijawab karena kita tidak mau bertahan dalam doa sampai terobosan terjadi.  Periode penantian berlaku menurut waktu Tuhan.  Ini adalah masa inkubasi di mana Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk menerima curahan apa yang telah direncanakanNya bagi kita.  Ketika kita masuk di dalam doa untuk pergumulan yang berat, seperti juga dialami oleh Tuhan Yesus saat di Getsemani, kita harus berjaga-jaga karena saat itu kita masuk di dalam peperangan rohani sebab Iblis tidak pernah senang melihat kita menerima jawaban doa dari Tuhan.

     Keempat.  Kita harus berdoa dengan kerendahan hati.  "Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa,..."  (Matius 26:39).  Sikap Yesus yang sujud sampai ke tanah adalah bukti nyata akan kondisi hatiNya.  Dia adalah seorang yang rendah hati.  Yesus tahu bahwa kunci untuk menerima jawaban atas doa-doaNya itu adalah kerendahan hati.  Firman Tuhan berkata, "...barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  (Matis 23:12).  Setiap kali kita berdoa kita harus menunjukkan sikap hormat dan penuh penghargaan kepada Tuhan, karena Dia Allah yang patut kita sembah.  Doa yang kita sertai dengan penyembahan akan menggerakkan tangan Tuhan untuk bertindak.

"Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  Yakobus 5:16b