Friday, October 1, 2010

YESUS KRISTUS: Fondasi Hidup Orang Percaya

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Oktober 2010 -

Baca: Mazmur 11:1-7

"Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?"  Mazmur 11:3

Negara Jepang adalah salah satu negara yang rentan bencana gempa.  Kita tahu apabila terjadi bencana gempa yang dahsyat ribuan bahkan jutaan manusia menjadi korban.  Akibat bencana itu gedung-gedung roboh dan hancur, rata dengan tanah.  Oleh karena itu para ahli beusaha bagaimana bisa membangun sebuah gedung yang antigempa, minimal tahan gempa; tidak hanya di Jepang tapi di negara-negara yang lain pun demikian.  Pastinya mereka akan membuat fondasi yang kuat terlebih dahulu supaya bangunan yang hendak didirikan di atasnya juga kuat berdiri.  Jadi, hal terpenting dari suatu bangunan adalah fondasinya.  Kualitas fondasi sebuah bangunan menentukan seberapa kokoh, serta setinggi apa bangunan bisa dibangun di atasnya.

     Kehidupan orang percaya juga diumpamakan seperti sebuah bangunan, yang juga sangat ditentukan oleh kualitas 'fondasi' yang ada.  Apakah yang menjadi fondasi hidup orang percaya?  Alkitab jelas menetapkan bahwa fondasi hidup orang percaya adalah Tuhan Yesus sendiri:  "Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."  (1 Korintus 3:11).  Jadi, yang menjadi fondasi kita bukanlah kartu keanggotaan kita di gereja tertentu, jam terbang pelayanan kita atau jabatan kita di gereja, tetapi hanya Pribadi Tuhan Yesus.  Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, "...Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.  Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.  Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."  (Matius 16:18-19).  Di sini Tuhan Yesus sedang berbicara tentang gerejaNya.

     Gereja yang 'sejati' tidak dibangun di atas pribadi Petrus, sebagai gambaran tentang keadaan manusia yang mudah goyah dan rapuh seperti kerikil kecil.  Apabila gereja Tuhan dibangun di atas pribadi manusia (Petrus), maka gereja akan menjadi mudah rapuh dan tidak bisa berdiri dengan kokoh.  Ini bisa terlihat dari kehidupan Petrus sendiri yang mudah goyah, bahkan pernah menyangkal Tuhan Yesus sebanyak 3 kali.  Jadi, satu-satunya fondasi yang kuat dan kokoh bagi kehidupan orang percaya adalah batu karang Yesus Kristus.

Sebesar apa pun badai menerpa, gerejaNya akan tetap kokoh di atas fondasi Yesus Kristus!

Thursday, September 30, 2010

BAPA SAYANG KEPADA KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 September 2010 -

Baca: Mazmur 103:1-22

"Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia."  Mazmur 103:13

Hari ini kita menapaki hari terakhir dalam bulan September.  Kita akui, bila kita dapat menjalani dan melewati hari-hari sulit yang penuh dengan pergumulan ini, semua karena penyertaan Tuhan, seperti diungkapkan Sari Simorangkir dalam lagunya: "Bukan dengan kekuatanku, kudapat jalani hidupku.  Tanpa Tuhan yang di sampingku, kutak mampu sendiri.  Engkau kuatku... yang menopangku!"

     Kekuatan, kemampuan, kepintaran dan apa saja yang kita miliki dan mungkin selama ini kita bangga-banggakan sia-sia jika tanpa Tuhan.  Namun kita patut berbangga memiliki Allah di dalam nama Tuhan Yesus, karena Dia adalah Bapa yang sangat baik bagi kita.  Kata Daud, "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia."  Kalau Bapa di sorga tidak menyayangkan AnakNya dikorbankan untuk keselamatan manusia (baca Roma 8:32), Bapa juga pasti sangat menyayangi anak-anakNya yang percaya dan yang senantiasa mengandalkan Dia dalam segala hal.  Oleh karena itu mari kita hidup selalu menyenangkan hati Bapa di setiap tingkah laku, perkataan dan juga perbuatan kita.  Bila hidup kita berkenan dan senantiasa menyenangkan Tuhan, maka Dia sebagai Bapa yang baik pasti akan memberi yang terbaik untuk kita.  FirmanNya berkata, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!  Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya."  (Matius 7:11).

     Bukankah sampai saat ini kita telah mengecap kebaikan Tuhan?  Dan jika saat ini kita juga mengalami 'didikan dan hajaran' dari Dia, janganlah katakan bahwa Bapa itu jahat atau tidak adil.  Dalam Ibrani 12:10 dikatakan, "Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya."  Jadi, bapa yang mencintai anaknya pasti juga akan mendidik dan menghajar jika anaknya kedapatan berbuat kesalahan atau melakukan pelanggaran.  TeguranNya mendatangkan kebaikan bagi kita.

Berbanggalah memiliki Bapa yang baik!