Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2010 -
Baca: Roma 8:18-30
"Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun." Roma 8:25
Ketekunan seseorang bisa dibuktikan dalam proses di mana orang tersebut mampu melewati setiap masalah dalam hidupnya dan tampil sebagai pemenang. Ketekunan itu artinya sejak awal kita percaya kepada Tuhan dengan segala firmanNya, dan sampai akhir pun kita tetap percaya kepadaNya dan firmanNya, meskipun di tengah-tengah perjalanan hidup terjadi gelombang dan badai masalah yang begitu berat yang berusaha menenggelamkan pengharapan dan iman percaya kita, namun kita tetap bertahan. Itulah ketekunan!
Memang, seringkali Tuhan membawa kita kepada situasi yang membuat kita tidak mengerti, tetapi maksudNya adalah untuk menguji ketekunan dan ketaatan kita. Abraham adalah contoh. Setelah mendapat janji Tuhan ia tidak langsung menerima apa yang dijanjikan, tetapi masih harus diuji ketekunannya dalam ketaatan dan kepercayaannya. Tidak banyak orang mampu bertahan dalam ketekunan sampai mendapatkan yang diharapkan, karena ketekunan membutuhkan kesabaran. Sebelum Tuhan Yesus terangkat ke Sorga Dia berpesan kepada murid-muridNya untuk tidak meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tetap tinggal di situ menantikan janji Bapa yaitu Roh Kudus (baca Kisah 1:4-5). Yerusalem adalah gambaran iman kita. Janganlah meninggalkan iman percaya kita hanya karena tawaran dunia yang menawarkan segala sesuatu secara instan, yang tanpa kita sadari ujungnya menuju maut. Sebaliknya, kita harus tetap tinggal menantikan Dia.
Acapkali kita berpikir bahwa masalah yang terjadi adalah seperti 'Goliat' yang mustahil untuk dikalahkan. Daud, seorang anak muda (baca 1 Samuel 17:42), tidak terlatih dalam hal militer, mampu mengalahkan Goliat. Kok bisa? Ingat! Daud memiliki persiapan yang baik sedari muda dengan menjadi gembala domba. "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia beridiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya." (1 Samuel 17:34b-35). Dalam persiapan itu Daud senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Janji Tuhan tidak pernah gagal, karena itu tetaplah bertekun menantikannya!
Friday, September 17, 2010
Thursday, September 16, 2010
PEKA SUARA ROH KUDUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2010 -
Baca: Yohanes 14:15-26
"tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." Yohanes 14:26
Setiap kita pasti pernah merasakan ada suara yang berbisik dan mengingatkan di hati kecil kita di saat hendak melakukan dosa, "Jangan lakukan, itu dosa!". Namun daging ini sekan memaksa kita untuk tetap melakukan dosa itu, sehingga ada suatu pergumulan yang bertolak belakang. Di satu sisi kita tahu bahwa yang kita lakukan itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, di lain sisi ada dorongan yang begitu kuat, "Lakukan saja tiadak apa-apa, pasti Tuhan akan mengampuni dosamu".
Alkitab menyatakan: "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Maka sadarlah dan waspadalah! Berjaga-jagalah! Karena "...Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Sedikit saja kita lengah dan membuka celah, Iblis tidak akan tinggal diam, dia jauh lebih waspada untuk mencarai mangsa. Cara Iblis begitu cerdik dan licik karena dia adalah serigala bebulu domba, begitu manis dan menarik 'kulit luar'nya sehingga tanpa disadari banyak anak Tuhan yang jatuh dalam bujuk rayunya.
Tuhan sangat tahu kelemahan kita, oleh karenanya Dia memberikan seorang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus untuk memimpin kita pada setiap kebenaran (baca Yohanes 14:16-17). Roh Kudus yang ada di dalam kita selalu mengingatkan untuk hidup taat pada kehendak Tuhan. Namun tidak banyak dari kita yang peka akan suaraNya, sehingga kita lebih memilih untuk menuruti keinginan daging yang menyesatkan daripada menuruti keinginan Roh itu sendiri. Jangan terpedaya dengan tipuan Iblis yang selalu berkata, "Berbuat dosa tidak apa-apa, Tuhan kan penuh kasih, Dia pasti mengampuni". Jangan sesat! Selalu ada sebab dan akibat. Segala sesuatu yang kita perbuat (tabur) pada saatnya akan kita tuai, entah itu baik atau buruk. Tetapi yang jelas "...upah dosa adalah maut;" (Roma 6:23a). Selagi Roh Kudus itu tinggal dan setia mengingatkan kita, jangan keraskan hati! Belajarlah taat menurut pimpinanNya (baca Galatia 5:16).
Bila kita taat, secara tidak langsung kita sedang melatih diri untuk memiliki kepekaan akan suaraNya.
Baca: Yohanes 14:15-26
"tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." Yohanes 14:26
Setiap kita pasti pernah merasakan ada suara yang berbisik dan mengingatkan di hati kecil kita di saat hendak melakukan dosa, "Jangan lakukan, itu dosa!". Namun daging ini sekan memaksa kita untuk tetap melakukan dosa itu, sehingga ada suatu pergumulan yang bertolak belakang. Di satu sisi kita tahu bahwa yang kita lakukan itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, di lain sisi ada dorongan yang begitu kuat, "Lakukan saja tiadak apa-apa, pasti Tuhan akan mengampuni dosamu".
Alkitab menyatakan: "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Maka sadarlah dan waspadalah! Berjaga-jagalah! Karena "...Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Sedikit saja kita lengah dan membuka celah, Iblis tidak akan tinggal diam, dia jauh lebih waspada untuk mencarai mangsa. Cara Iblis begitu cerdik dan licik karena dia adalah serigala bebulu domba, begitu manis dan menarik 'kulit luar'nya sehingga tanpa disadari banyak anak Tuhan yang jatuh dalam bujuk rayunya.
Tuhan sangat tahu kelemahan kita, oleh karenanya Dia memberikan seorang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus untuk memimpin kita pada setiap kebenaran (baca Yohanes 14:16-17). Roh Kudus yang ada di dalam kita selalu mengingatkan untuk hidup taat pada kehendak Tuhan. Namun tidak banyak dari kita yang peka akan suaraNya, sehingga kita lebih memilih untuk menuruti keinginan daging yang menyesatkan daripada menuruti keinginan Roh itu sendiri. Jangan terpedaya dengan tipuan Iblis yang selalu berkata, "Berbuat dosa tidak apa-apa, Tuhan kan penuh kasih, Dia pasti mengampuni". Jangan sesat! Selalu ada sebab dan akibat. Segala sesuatu yang kita perbuat (tabur) pada saatnya akan kita tuai, entah itu baik atau buruk. Tetapi yang jelas "...upah dosa adalah maut;" (Roma 6:23a). Selagi Roh Kudus itu tinggal dan setia mengingatkan kita, jangan keraskan hati! Belajarlah taat menurut pimpinanNya (baca Galatia 5:16).
Bila kita taat, secara tidak langsung kita sedang melatih diri untuk memiliki kepekaan akan suaraNya.
Subscribe to:
Posts (Atom)