Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 September 2010 -
Baca: Mazmur 91:1-16
"Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal namaKu." Mazmur 91:14
Sering orang Kristen mempertanyakan janji-janji firman Tuhan dalam kehidupan ini. Mereka mengeluh mengapa janji Tuhan belum juga dapat dinikmati.
Sesungguhnya, kepada siapakah janji-janji Tuhan itu ditujukan? Yaitu kepada "Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan: 'Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.' " (Mazmur 91:1-2). Tempat perlindungan itu ialah Tuhan Yesus dan firmanNya; maksudnya kita harus tinggal dalam Kristus dan di dalam firmanNya (baca Yohanes 15:7). Bila kita tak mau tinggal di dalam firmanNya kita akan menjumpai banyak kesulitan. Banyak orang Kristen mencoba-coba hidup di luar firmanNya dan berpikir suatu saat kelak masih ada kesempatan kembali bertobat. Tetapi, seringkali masalah sudah datang terlebih dahulu sebelum kita sempat kembali dan tinggal dalam 'tempat perlindungan' tadi; maka bertanya-tanyalah kita mengapa itu terjadi, mengapa Tuhan ijinkan, bukankah Tuhan berjanji akan melindungi di bawah kapakNya dan kesetiaanNya seperti perisai dan pagar tembok.
Marilah memeriksa diri apakah kita sudah 'tinggal' di dalam Dia dan firmanNya di 'dalam' kita. Bila kita tidak tinggal dalam 'daerah perlindunganNya' (firmanNya), ketika masalah terjadi secara bertubi-tubi menyerang kehidupan kita bukankah Tuhan yang ingkar janji, karena apabila kita berjalan di jalur Tuhan dan melakukan kehendakNya, persoalan boleh saja datang, tetapi Tuhan pasti turut campur tangan dan membela kita. Dia berkata, "Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawat, Aku akan menyertai dia dalm kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya." (Mazmur 91:15). Jika kita tinggal di luar perlindunganNya dan firmanNya itulah kesukaan Iblis dan sasaran empuknya. Iblis akan berusaha menganggu kita dengan berbagai masalah, sebab Iblis tahu bahwa kita akan kalah. Orang yang berada di luar 'benteng perlindungan' mudah terkena serangan musuh, sebab "...si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8).
Untuk beroleh pemeliharaan dan perlindunganNya kita harus karib dengan Tuhan dan hidup dalam ketaatan!
Friday, September 3, 2010
Thursday, September 2, 2010
PENCOBAAN AYUB (2): Penyakit
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 September 2010 -
Baca: Ayub 1:13-22
"Kemudian Iblis pergi dari hadapan Tuhan, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya" Ayub 2:7
Akibat dari serangan Iblis semacam ini banyak orang Kristen menjadi kecewa dan akhirnya meninggalkan Tuhan. Berbeda dengan Ayub; ia tidak menyalahkan Tuhan atas hal berat yang menimpa hidupnya. Ayub beranggapan bahwa Tuhan pasti mempunyai alasan ketika sesuatu yang buruk (menurut ukuran manusia) terjadi di dalam hidupnya. Ayub menyadari bahwa di dalam mengikut Tuhan perjalanan hidupnya tidaklah selalu mulus dan tanpa masalah. Jangan hanya mau menerima yang baik saja dari Tuhan. Kita pun harus berani melepaskan sesuatu dan mau menerima hal yang buruk terjadi dalam hidup kita. Kadangkala Tuhan mengijinkan Iblis mengambil apa yand sudah diberikanNya di dalam hidup umatNya bukan tanpa maksud. Karena itulah Ayub bisa mengucap syukur untuk semua kehilangan yang dialaminya, katanya, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan." (Ayub 1:21).
Selain mengambil berkat materi, Iblis juga menimpakan penyakit kepada Ayub. Iblis berhasil membuat Ayub mengalami sakit yang sangat parah, sampai-sampai "...Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk ditengah-tengah abu." (Ayub 2:8). Iblis berharap dengan penyakit parah yang dialaminya Ayub akan menyangkal Tuhan. Namun Ayub tetap berpikiran positif tentang Tuhan walaupun Tuhan mengijinkan Iblis menyerang tubuhnya dengan sakit-penyakit. Ayub tetap menganggap Tuhan itu baik atas semua peristiwa di dalam hidupnya dan mempunyai rencana yang indah untuk hidupnya. Namun isteri Ayub memiliki respons yang berbeda, ia begitu kecewa dan meminta agar Ayub mau mengutuki Tuhan.
Kebanyakan orang Kristen hanya mau menerima hal yang baik (menurut kita) dari Tuhan, padahal Tuhan terkadang mengijinkan sesuatu yang buruk (menurut kita) terjadi, tapi semuanya itu demi kebaikan kita juga. Tuhan hendak mendewasakan iman kita. Jadi, berhentilah bersungut-sungut dan mengeluh karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,..." (Pengkotbah 3:11).
"Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut." Ayub 1:22
Baca: Ayub 1:13-22
"Kemudian Iblis pergi dari hadapan Tuhan, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya" Ayub 2:7
Akibat dari serangan Iblis semacam ini banyak orang Kristen menjadi kecewa dan akhirnya meninggalkan Tuhan. Berbeda dengan Ayub; ia tidak menyalahkan Tuhan atas hal berat yang menimpa hidupnya. Ayub beranggapan bahwa Tuhan pasti mempunyai alasan ketika sesuatu yang buruk (menurut ukuran manusia) terjadi di dalam hidupnya. Ayub menyadari bahwa di dalam mengikut Tuhan perjalanan hidupnya tidaklah selalu mulus dan tanpa masalah. Jangan hanya mau menerima yang baik saja dari Tuhan. Kita pun harus berani melepaskan sesuatu dan mau menerima hal yang buruk terjadi dalam hidup kita. Kadangkala Tuhan mengijinkan Iblis mengambil apa yand sudah diberikanNya di dalam hidup umatNya bukan tanpa maksud. Karena itulah Ayub bisa mengucap syukur untuk semua kehilangan yang dialaminya, katanya, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan." (Ayub 1:21).
Selain mengambil berkat materi, Iblis juga menimpakan penyakit kepada Ayub. Iblis berhasil membuat Ayub mengalami sakit yang sangat parah, sampai-sampai "...Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk ditengah-tengah abu." (Ayub 2:8). Iblis berharap dengan penyakit parah yang dialaminya Ayub akan menyangkal Tuhan. Namun Ayub tetap berpikiran positif tentang Tuhan walaupun Tuhan mengijinkan Iblis menyerang tubuhnya dengan sakit-penyakit. Ayub tetap menganggap Tuhan itu baik atas semua peristiwa di dalam hidupnya dan mempunyai rencana yang indah untuk hidupnya. Namun isteri Ayub memiliki respons yang berbeda, ia begitu kecewa dan meminta agar Ayub mau mengutuki Tuhan.
Kebanyakan orang Kristen hanya mau menerima hal yang baik (menurut kita) dari Tuhan, padahal Tuhan terkadang mengijinkan sesuatu yang buruk (menurut kita) terjadi, tapi semuanya itu demi kebaikan kita juga. Tuhan hendak mendewasakan iman kita. Jadi, berhentilah bersungut-sungut dan mengeluh karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,..." (Pengkotbah 3:11).
"Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut." Ayub 1:22
Subscribe to:
Posts (Atom)