Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Agustus 2010 -
Baca: Titus 2:11-15
"Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata." Titus 2:11
Penderitaan yang dialami oleh Yesus selama berada di bumi, bahkan sampai harus mati di atas kayu salib dan kemudian bangkit di hari yang ketiga, bukanlah suatu rentetan peristiwa dramatis yang tanpa makna dan sia-sia. Nyawa yang telah Ia pertaruhkan dan kerelaanNya menjadi kutuk adalah demi satu tujuan yang sangat mulia. Dikatakan: "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita," (Galatia 3:13).
Yesus rela menanggung kutuk dosa supaya seluruh umat manusia di atas bumi diselamatkan. Coba renungkan! Andaikan Yesus tidak taat kepada Bapa dan gagal (tetapi Dia tidak pernah gagal), maka kita pun tidak punya pengharapan dan masa depan lagi. Tetapi Yesus berkata, "...tetapi janganlah seperti yang Kuhendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Bila Yesus tidak mati di kayu salib, kita semua akan mengalami kebinasaan yang kekal dan menjadi bagian dari 'keluarga besar' Iblis dan bala tentaranya. Betapa mengerikan!
Syukur bagi Tuhan! Yesus telah menyelesaikan tugas dari panggilanNya sebagai Juruselamat umat manusia. Saat berada di atas kayu salib dan "Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: 'Sudah selesai.' Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya." (Yohanes 19:20). Dampak dari pengorbanan Yesus ini sungguh luar biasa: Kita dibebaskan dari belenggu dosa, kutuk dan maut. Tidak hanya itu, status kita pun berubah, kita bukan lagi menjadi hamba dosa, tetapi menjadi hamba kebenaran (baca Roma 6:18), kita disucikan, diperdamaikan dengan Allah dan diangkat sebagai anak-anakNya. Berkat keselamatan yang luar biasa! Oleh karena itu jangan pernah berkata bahwa keselamatan ini adalah hasil usaha dan pekerjaan kita, atau karena perbuatan baik dan jasa-jasa kita. Semuanya itu semata-mata karena kasih karunia Allah dan pekerjaan Allah di dalam Yesus Kristus sebagaimana tertulis di ayat nas yang kita baca hari ini (baca juga dalam Yohanes 3:16-17). Jadi, kita menerima keselamatan sendiri karena Allah sendiri yang memberikannya kepada kita melalui iman percaya kita di dalam Yesus Kristus.
Setelah diselamatkan kita harus '...meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi..." (Titus 2:12), tetaplah mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar (baca Filipi 2:12) dan beritakanlah kabar keselamatan ini kepada orang lain.
Friday, August 27, 2010
Thursday, August 26, 2010
BAIT TUHAN ITU KUDUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Agustus 2010 -
Baca: Markus 11:15-19
"Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkanNya," Markus 11:15b
Dalam 1 Korintus 3:16, 17 dikatakan: "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." Bait Allah adalah tempat di mana Allah hadir; tempat di mana hadiratNya bersemayam. Dikatakan bahwa bait Allah adalah kudus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus sangat marah ketika melihat banyak orang menyalahgunakan Bait Allah di mana mereka menggunakannya sebagai tempat untuk berdagang dan berjual beli, sehingga akhirnya "Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikanNya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kataNya: Bukankah ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!' " (Markus 11:15b-17). Tindakan Tuhan Yesus menyucikan Bait Allah tidak hanya berlaku 2000 tahun yang lalu atau hanya sebagai peristiwa sejarah di masa lampau. Sampai saat ini pun Dia akan terus memperbaharui dan menyucikan gerejaNya! Tuhan sangat membenci segala bentuk kecemaran. Tidak ada istilah kompromi terhadap dosa.
Kita harus menyadari bahwa kita ini adalah baitNya, tempat di mana Roh Kudus tinggal. FirmanNya menegaskan: "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama dengan Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Ketika mendengar kata kudus kita sering mengidentikkan dengan kesempuranaan. Memang tidak ada manusia yang sempurna, namun jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk tidak hidup kudus. Ingatlah bahwa kekudusan itu mutlak harus dimiliki oleh orang percaya, sebab tanpa kekudusan tidak ada seorang pun dapat melihat Allah. Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu hidup kudus, tapi ada Roh Kudus yang akan menolong kita. Setiap orang yang percaya kepada Kristus dikuduskan dan dipanggil menjadi orang yang percaya kepada Kristus dikuduskan dan dipanggil menjadi orang-orang kudus (baca Korintus 1:2).
Maka dari itu jangan sekali-kali bermain-main dengan dosa!
Baca: Markus 11:15-19
"Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkanNya," Markus 11:15b
Dalam 1 Korintus 3:16, 17 dikatakan: "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." Bait Allah adalah tempat di mana Allah hadir; tempat di mana hadiratNya bersemayam. Dikatakan bahwa bait Allah adalah kudus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus sangat marah ketika melihat banyak orang menyalahgunakan Bait Allah di mana mereka menggunakannya sebagai tempat untuk berdagang dan berjual beli, sehingga akhirnya "Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikanNya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kataNya: Bukankah ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!' " (Markus 11:15b-17). Tindakan Tuhan Yesus menyucikan Bait Allah tidak hanya berlaku 2000 tahun yang lalu atau hanya sebagai peristiwa sejarah di masa lampau. Sampai saat ini pun Dia akan terus memperbaharui dan menyucikan gerejaNya! Tuhan sangat membenci segala bentuk kecemaran. Tidak ada istilah kompromi terhadap dosa.
Kita harus menyadari bahwa kita ini adalah baitNya, tempat di mana Roh Kudus tinggal. FirmanNya menegaskan: "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama dengan Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Ketika mendengar kata kudus kita sering mengidentikkan dengan kesempuranaan. Memang tidak ada manusia yang sempurna, namun jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk tidak hidup kudus. Ingatlah bahwa kekudusan itu mutlak harus dimiliki oleh orang percaya, sebab tanpa kekudusan tidak ada seorang pun dapat melihat Allah. Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu hidup kudus, tapi ada Roh Kudus yang akan menolong kita. Setiap orang yang percaya kepada Kristus dikuduskan dan dipanggil menjadi orang yang percaya kepada Kristus dikuduskan dan dipanggil menjadi orang-orang kudus (baca Korintus 1:2).
Maka dari itu jangan sekali-kali bermain-main dengan dosa!
Subscribe to:
Posts (Atom)