Monday, August 23, 2010

MENGHORMATI ORANGTUA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Agustus 2010 -

Baca: Efesus 6:1-9

"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.  Hormatilah ayahmu dan ibumu- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:"   Efesus 6:1-2

Adalah suatu keharusan bagi anak untuk menghormati kedua orangtuanya karena orangtua bertindak sebagai wakil Tuhan untuk anak-anaknya dalam hal mengasihi, memelihara, mengasuh dan juga memperhatikan.  Itulah sebabnya firman Tuhan memerintahkan agar anak-anak memiliki rasa hormat dan takut kepada orangtuanya seperti umat takut kepada Tuhan.

     Takut akan Tuhan mempunyai arti segan dan hormat.  Bukan rasa takut seperti seorang anak yang telah mencuri uang dan kepergok ayah ibunya.  Atau seorang pencuri yang takut terhadap polisi dan sebagainya.  Tetapki rasa takut ini menyebabkan anak-anak bersikap sebaik mungkin kepada orangtuanya supaya jangan sampai membuat kesalahan dan menyakiti hatinya, takut jangan sampai berbuat dosa kepadanya.  Sudah sepantasnya bila anak menghormati orangtua dan takut kepadanya, sebab memang orangtua adalah orang-orang yang sangat terhormat bagi anak-anak, ibarat pahlawan tanpa tanda jasa yang setiap saat siap menolong, melindungi dan mencintai kita lebih dari pada semua orang lain di dunia ini.  Oleh karenanya anak-anak harus takut, hormat dan selalu taat kepada mereka.  Di zaman sekarang ini banyak anak memberontak dan melawan orangtua, bahkan cenderung meremehkan dan merendahkan mereka.  Salomo memberi nasihat,  "Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku."  (Amsal 4:1-2).

     Dalam keluarga-keluarga di mana orangtua masih belum mengenal Tuhan, anak-anak harus tetap hormat dan takut akan orangtua, tetapi dalam hal-hal yang melawan firman Tuhan patutlah anak-anak menurut Tuhan lebih dari pada orangtua.  Tuhan sangat benci terhadap anak yang tidak menghormati orangtuanya.  Alkitab menyatakan:  "Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapanya."  (Ulangan 27:16a).  Contohnya Absalom.  Ia menjadi orang yang berhasil dan memiliki segalanya (fasilitas dan harta) karena bapanya (Daud).  Sayang, setelah dewasa ia malah mengusir bapanya sendiri dan hendak membunuhnya.

Hidup Absalom pun berakhir tragis sebagai akibat ia berlaku kurang ajar dan tidak menghormati ayahnya!

Sunday, August 22, 2010

PERIHAL TUGAS ORANGTUA: Mendidik Anak Untuk Hormat

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Agustus 2010 -

Baca: Efesus 6:1-9

"Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."   Eefesus 6:4

Secara garis besar ada tiga cara untuk mendidik anak supaya mereka memiliki rasa hormat terhadap orangtua:  1.  Firman Tuhan.  Anak-anak perlu tahu bahwa menghormati orangtua adalah kehendak Tuhan dan hal itu tertulis di dalam Alkitab, bukan hanya sekedar himbauan atau saran, atau tradisi turun-temurun.  Jadi menghormati orangtua adalah Alkitabiah, suatu perintah dari Tuhan.  Karena itulah orangtua punya tanggung jawab penuh untuk mengajar dan menanamkan nilai-nilai firman Tuhan kepada anak-anaknya sejak dini.  Bila hati anak sudah diterangi oleh firman Tuhan, langkah hidupnya tidak lagi sembarangan karena Roh Kudus akan selalu mengingatkan setiap saat dan pada saat yang tepat.  Kalau mereka tidak menghormati orangtuanya, hati nuraninya akan menyalahkannya sebab mereka sudah berdosa dan melawan Tuhan.  Pemazmur berkata,  "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?  Dengan menjaganya sesuai dengan firmanMu."  (Mazmur 119:9).

     2.  Doa.  Ternyata tidak mudah mendidik anak meskipun itu anak sendiri.  Ketika anak-anak memberontak dan kurang ajar seringkali orangtua langsung naik pitam dan marah kepada mereka.  Ingatlah bahwa setiap didikan yang kita berikan kepada anak-anak membutuhkan doa juga!  Janganlah mengira bahwa karena dia adalah anak sendiri lalu kita akan mudah mendidiknya.  Kita sangat membutuhkan kuasa Roh Kudus untuk menyatakan yang salah dan menanamkan kebenaran firman Tuhan itu di hati anak.  Tanpa kuasa Roh Kudus terlalu sukar mengubah yang salah atau memulai hal-hal yang benar dan baik kepada anak.

     3.  Hajaran (rotan).  Anak yang berbuat salah harus dinasehati, ditegur bahkan kalau perlu dihajar dengan rotan.  Yang dimaksud dengan 'rotan' di sini adalah lidi untuk dipukulkan ke anak dengan beberapa pukulan saja, bukan memukul dengan emosi.  Alkitab mencatat:  "Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?"  (Ibrani 12:7b).  Banyak orangtua kaya memanjakan anak dengan uang dan harta tapi tidak pernah bertindak 'keras' kepada anak.  Akibatnya tidak sedikit anak dari keluarga berada yang malah memberontak dan terlibat narkoba dan lain-lain.

Orangtua yang dewasa rohani pasti akan mendidik anaknya dengan benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan!