Saturday, August 21, 2010

HIDUP DALAM KESALEHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Agustus 2010 -

Baca: 1 Timotius 4:1-16

"Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya."   1 Timotius 4:10

Sebagai orang percaya kita harus mengerti bahwa ada jaminan berkat khusus dalam hidup kita jika kita menuruti firman Tuhan dan hidup saleh di hadapanNya.  Oleh sebab itu kita harus melatih diri untuk hidup saleh dengan cara memelihara ibadah kita kepada Tuhan. 

     Sebegitu pentingkah ibadah?  Alkitab berkata, "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."  (ayat 8).  Jadi, ibadah itu mengandung janji!  Lalu, apa arti kesalehan?  Kesalehan berarti hidup bagi Tuhan dan melakukan apa yang difirmankanNya.  Memiliki hidup yang saleh berarti hidup menjadi teladan bagi semua orang,  "...dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (ayat 12).  Hidup bagi Tuhan selalu memberi keuntungan.  Janganlah menganggap bahwa semua janji Tuhan itu hanya untuk hidup yang akan datang.  Tuhan memiliki rencana di dalam hidup kita saat ini, bukan hanya waktu kita berada di sorga.  Dia rindu investasinya menghasilkan untung.  Tuhan tidak hanya rindu untuk menyelamatkan kita, tetapi Dia menginginkan kita membawa kemuliaan bagi namaNya.  Dia ingin agar setiap orang dapat melihat kemajuan kita karena kita hidup bagi Dia.

     Hidup saleh bukan halangan bagi kita untuk sukses; sebaliknya ada keuntungan dalam segala hal.  Ada jaminan berkat bila kita hidup bagi Tuhan:  berkat-berkat rohani di dalam sorga (penebusan, perlindungan, damai sejahtera, kekayaan dan sebagainya) dikaruniakan kepada kita.  Karena kita sekarang adalah milik Allah maka kita pun harus hidup dalam kesalehan.  Paulus berkata,  "Jauhkanlah dirimu dari percabulan!  Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya.  Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.  Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?  Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:  Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"  (1 Korintus 6:18-20).

Hidup saleh adalah kunci untuk mengalami berkat-berkat Tuhan!

Friday, August 20, 2010

MASIH DIBERI KESEMPATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Agustus 2010 -

Baca: Galatia 6:1-10

"Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."  Galatia 6:7a

Seringkali kita berpikir apabila kita berhenti atau tidak lagi melakukan dosa, beres sudah segala persoalan, kita tak usah membayar harganya.  Firman Tuhan menegaskan:  "Jangan sesat!  Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan.  Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."  (Galatia 6:7).  Sesungguhnya, Dia adalah Tuhan yang penuh kesabaran.  Bila seseorang berdosa kepadaNya tidak segera diberiNya ganjaran.  Dia selalu menunggu ia bertobat dan sadar akan segala perbuatannya.  DibiarkanNya mereka terluput dari ganjaran sebab Dia rakhmani dan rakhimi, dengan tujuan agar orang itu cepat bertobat.

     Kita hidup di zaman Roh Kudus yang berlainan dengan zaman Perjanjian Lama.  Pada zaman Perjanjian Lama secepet orang berbuat dosa, secepat itu pula menerima ganjarannya.  Di zaman Roh Kudus ini Tuhan penuh anugerah dan kesabaran, sehingga setiap orang punya banyak kesempatan untuk bertobat.  Berbahagialah kita sebagai anak-anakNya, karena apabila kita berbuat dosa Roh Kudus akan selalu mengingatkan kita agar kita tidak mengulangi dosa itu.  Dikatakan:  "...Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."  (Yohanes 14:26).  Tapi banyak di antara kita yang kurang peka terhadap peringatan Roh Kudus.  Kita tetap melakukan dosa dan terasa berat sekali untuk berhenti.  Dosa-dosa tetap diperbuat tapi ganjaran belum akan diterimanya secara langsung seperti di zaman Perjanjian Lama.  Kemudian kita berhenti berbuat dosa, tapi kelakuan dan perbuatan dosa kita di masa lampau itu tetap harus dibayar harganya.  Jadi penderitaan yang kita alami saat ini adakalanya sebagai akibat dari perbuatan dosa di masa lalu.  Dosa sudah diampuni tapi ganjaran tetap harus kita rasakan.

     Kita tak mungkin dapat melarikan diri dari akibat perbuatan di masa lalu ini yang disebut dengan istilah ganjaran.   Memang pengampunan selalu diberikan Tuhan dan pemulihan hubungan dengan Allah dapat dibina lagi dengan baik.  Akan tetapi satu-satunya cara untuk menjalani dan mempersingkat waktu berlakunya masa ganjaran ialah tunduk dan menyerah kepada Tuhan.

"...Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya orang berbalik dan bertobat."  2 Petrus 3:9