Friday, August 20, 2010

MASIH DIBERI KESEMPATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Agustus 2010 -

Baca: Galatia 6:1-10

"Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."  Galatia 6:7a

Seringkali kita berpikir apabila kita berhenti atau tidak lagi melakukan dosa, beres sudah segala persoalan, kita tak usah membayar harganya.  Firman Tuhan menegaskan:  "Jangan sesat!  Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan.  Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."  (Galatia 6:7).  Sesungguhnya, Dia adalah Tuhan yang penuh kesabaran.  Bila seseorang berdosa kepadaNya tidak segera diberiNya ganjaran.  Dia selalu menunggu ia bertobat dan sadar akan segala perbuatannya.  DibiarkanNya mereka terluput dari ganjaran sebab Dia rakhmani dan rakhimi, dengan tujuan agar orang itu cepat bertobat.

     Kita hidup di zaman Roh Kudus yang berlainan dengan zaman Perjanjian Lama.  Pada zaman Perjanjian Lama secepet orang berbuat dosa, secepat itu pula menerima ganjarannya.  Di zaman Roh Kudus ini Tuhan penuh anugerah dan kesabaran, sehingga setiap orang punya banyak kesempatan untuk bertobat.  Berbahagialah kita sebagai anak-anakNya, karena apabila kita berbuat dosa Roh Kudus akan selalu mengingatkan kita agar kita tidak mengulangi dosa itu.  Dikatakan:  "...Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."  (Yohanes 14:26).  Tapi banyak di antara kita yang kurang peka terhadap peringatan Roh Kudus.  Kita tetap melakukan dosa dan terasa berat sekali untuk berhenti.  Dosa-dosa tetap diperbuat tapi ganjaran belum akan diterimanya secara langsung seperti di zaman Perjanjian Lama.  Kemudian kita berhenti berbuat dosa, tapi kelakuan dan perbuatan dosa kita di masa lampau itu tetap harus dibayar harganya.  Jadi penderitaan yang kita alami saat ini adakalanya sebagai akibat dari perbuatan dosa di masa lalu.  Dosa sudah diampuni tapi ganjaran tetap harus kita rasakan.

     Kita tak mungkin dapat melarikan diri dari akibat perbuatan di masa lalu ini yang disebut dengan istilah ganjaran.   Memang pengampunan selalu diberikan Tuhan dan pemulihan hubungan dengan Allah dapat dibina lagi dengan baik.  Akan tetapi satu-satunya cara untuk menjalani dan mempersingkat waktu berlakunya masa ganjaran ialah tunduk dan menyerah kepada Tuhan.

"...Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya orang berbalik dan bertobat."  2 Petrus 3:9

Thursday, August 19, 2010

BELUM MELIHAT KEMULIAAN KRISTUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Agustus 2010 -

Baca: 1 Korintus 2:6-16

"Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani."  1 Korintus 2:14

Seseorang mungkin sangat cerdas mengenai beberapa hal, tapi dapat ragu-ragu atau sama sekali tidak mengerti mengenai realitas kerohanian.  Kata Paulus, "Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah."  (2 Korintus 4:3-4).  Dalam 'mata' mereka seolah-olah terdapat suatu selubung sehingga mereka tak dapat melihat hal-hal spiritual.  Tetapi,  "...apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya."  (2 Korintus 3:16).  Sebelum selubung mata seseorang disingkapkan tak mungkin ia dapat datang kepada Kristus dan bertobat.  Pengangkatan atau penyingkapan selubung ini hanya dapat dikerjakan oleh kuasa Ilahi yaitu Roh Kudus.

     Injil Kristus tidak antiintelektual.  Untuk mengerti kebenaran Injil Kristus diperlukan pikiran, tetapi sayang pikiran manusia sudah tercemari dosa.  Pikiran manusia telah dikendalikan oleh kemauannya sendiri yang cenderung memberontak kepada kebenaran Kristus dan lebih mengandalkan akal.  Alkitab menyatakan; "...oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah."  (Roma 10:3).  Namun setelah mengalami kebuntuan banyak orang baru tersadar dan mulai mencari 'Penolong sejati' yaitu Yesus Kristus.  Raja Daud berkata,  "Sebelum aku terntindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janjiMu."  (Mazmur 119:67).

     Orang-orang yang diperbudak oleh dosa pada saatnya ingin melepaskan diri dari cengkeraman ini.  Tetapi meski ada kemauan seringkali mereka gagal dan kembali jatuh dalam dosa lagi.  Namun apabila selubung mata rohani itu tersingkap barulah mereka akan mengenal kebenaran Injil,  "...dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."  (Yohanes 8:32).  Hamba dosa ini dapat merdeka apabila ada 'seseorang' yang membebaskannya.

"Jadi apabila Anak itu (Yesus Kristus - red.) memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."  Yohanes 8:36