Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Agustus 2010 -
Baca: Kejadian 13:1-13
"Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama" Kejadian 13:6
Allah memanggil Abram untuk meninggalkan negeri dan sanak saudaranya pergi ke negeri yang akan Dia tunjukkan. "...pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lot pun bersama-sama dengan dia." (ayat 1).
Lot bukanlah orang yang terkenal atau pun orang yang istimewa, namun ia menjadi terkenal karena Abram adalah orang beriman yang setia. Sebelum Allah memanggilnya, Abram adalah orang dari keluarga yang berlatar belakang menyembah berhala: "Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: 'Beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya." (Yosua 24:2-3). Mengetahui bahwa pamannya akan memisahkan diri dari dunia dan hidup sebagai anak Tuhan, Lot ikut dan turut meninggalkan Ur dengan Abram. Banyak di antara kita seperti Lot, tak pernah mendengar secara pribadi panggilan Ilahi, tetapi di bawa keluar dari dunia oleh sanak keluarga atau teman-teman yang sudah mendengar panggilan Tuhan. Itu tetap anugerah Allah dan sangat baik, bagaimanapun juga kita telah mengikuti mereka dalam jejak iman. Begitu juga Lot yang tidak hanya mengikuti Abram tetapi turut menjadi orang benar dan diselamatkan.
Awalnya Abram dan Lot mempunyai hubungan indah, namun akhirnya mereka harus berpisah dan perjalanan rohani mereka pun juga sangat berbeda. Ikut bersama Abram membuat kehidupan Lot turut diberkati Tuhan: mempunyai domba, lembu dan kemah, hartanya pun bertambah banyak sehingga negeri itu tak cukup bagi mereka untuk tinggal bersama. Mereka pun memutuskan berpisah. Memang sangatlah mudah berbagi dalam kesesakan, tetapi sangatlah sukar berbagi dalam hal kekayaan.
Persahabatan sangat indah bila dalam kesulitan; tetapi ketika salah seorang diberkati lebih, perpisahan pun terjadi.
Sunday, August 8, 2010
Saturday, August 7, 2010
MEMILIKI HATI YANG MURNI DAN BERSIH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Agustus 2010 -
Baca: Ibrani 10:19-25
"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus iklas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." Ibrani 10:22
Kepada jemaat di Efesus Paulus menegaskan bahwa hidup kekristenan adalah perjuangan melawan kuasa-kuasa gelap dan tipu muslihat Iblis. Maka "...berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan." (Efesus 6:14).
Apakah maksud berbaju zirah itu? Baju zirah adalah baju yang dipakai untuk melindungi dada prajurit dari serangan musuh. Hati dan Tuhan agar kita tak mudah tertembus peluru si Iblis. Seseorang yang mengenakan baju zirah keadilan dan kebenaran akan terjaga dari hal-hal cemar dan jahat, sehingga ia pun dapat menghadap Tuhan ranpa rintangan atau ganjalan dalam hati. Alkitab berkata: "...karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." Agar dapat memperoleh kemenangan atas musuh kita (Iblis), hati kita harus bersih dari segala kejahatan. Terlebih lagi bila kita rindu dipakai menjadi alat kemuliaanNya kita harus memiliki hati yang benar dan bersih di hadapan Tuhan seperti kata rasul Paulus, "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni." (2 Timotius 2:21-22).
Hati merupakan sumber segala sesuatu, berkat atau kutuk. Ia dapat memancarkan kehidupan atau kematian, "karena dari hati timbul pikiran jahat,..." (Matius 15:19). Jika hati tercemar dan memancarkan air berpolusi dan keruh, sanggupkah ia menyegarkan jiwa yang dahaga? Maka untuk dapat memberi kesegaran jiwa-jiwa, perlulah hati kita dibersihkan setiap saat oleh darah Kristus yang kudus sehingga segala noda hilang! Dan melalui firmanNya hati kita akan diperbaharui setiap saat.
"...Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya." Mazmur 73:1
Baca: Ibrani 10:19-25
"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus iklas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." Ibrani 10:22
Kepada jemaat di Efesus Paulus menegaskan bahwa hidup kekristenan adalah perjuangan melawan kuasa-kuasa gelap dan tipu muslihat Iblis. Maka "...berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan." (Efesus 6:14).
Apakah maksud berbaju zirah itu? Baju zirah adalah baju yang dipakai untuk melindungi dada prajurit dari serangan musuh. Hati dan Tuhan agar kita tak mudah tertembus peluru si Iblis. Seseorang yang mengenakan baju zirah keadilan dan kebenaran akan terjaga dari hal-hal cemar dan jahat, sehingga ia pun dapat menghadap Tuhan ranpa rintangan atau ganjalan dalam hati. Alkitab berkata: "...karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." Agar dapat memperoleh kemenangan atas musuh kita (Iblis), hati kita harus bersih dari segala kejahatan. Terlebih lagi bila kita rindu dipakai menjadi alat kemuliaanNya kita harus memiliki hati yang benar dan bersih di hadapan Tuhan seperti kata rasul Paulus, "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni." (2 Timotius 2:21-22).
Hati merupakan sumber segala sesuatu, berkat atau kutuk. Ia dapat memancarkan kehidupan atau kematian, "karena dari hati timbul pikiran jahat,..." (Matius 15:19). Jika hati tercemar dan memancarkan air berpolusi dan keruh, sanggupkah ia menyegarkan jiwa yang dahaga? Maka untuk dapat memberi kesegaran jiwa-jiwa, perlulah hati kita dibersihkan setiap saat oleh darah Kristus yang kudus sehingga segala noda hilang! Dan melalui firmanNya hati kita akan diperbaharui setiap saat.
"...Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya." Mazmur 73:1
Subscribe to:
Posts (Atom)