Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2010 -
Baca: Yesaya 40:1-11
"Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternakNya dan menghimpunkannya dengan tanganNya; anak-anak domba dipangkuNya, induk-induk doba dituntunNya dengan hati-hati." Yesaya 40:11
Tuhan tahu setiap langkah hidup kita. Kesedihan, sakit, penderitaan atau kesendirian yang kita alami pun turut dirasakanNya. KasihNya kekal tak pernah berubah! Bagaimana pun kita dan berapa jauh kita telah salah melangkah tidak masalah bagiNya. Kegagalan kita tidak mengubah karakterNya. Asal kita dengan tulus datang kepadaNya dan merindukanNya, Dia bersedia menjadi Gembala kita.
Sebagai Gembala, Tuhan tidak mengendalikan domba-dombaNya tetapi membimbing dengan lemah lembut. "...Ia menggembalakan kawanan ternakNya dan menghimpunkannya dengan tanganNya; anak-anak domba dipangkuNya, induk-induk domba dituntunNya dengan hati-hati." Ketika kita tersesat dan kehilangan arah Dia akan menggendong dan menolong kita dengan kelembutanNya. Tuhan sangat peduli kesesakan yang menimpa kita sekalipun orang lain tidak mempedulikannya. TelingaNya mendengar setiap erangan dan jeritan kita.
Ketika bangsa Israel sangat menderita karena perbudakan di Mesir, Tuhan juga tahu dan sangat peduli. FirmanNya kepada Musa, "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatKu di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka." (Keluaran 3:7). Tuhan pun bertindak menolong bangsa Israel. "Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus." (Keluaran 3:8). Sungguh, Tuhan sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti! Sebagaimana Tuhan memperhatikan dan menyelamatkan bangsa Israel, demikian juga Dia sanggup menolong kita.
"UmatKu tadinya seperti domba-domba yang hilang; ...mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya. Tetapi aku akan mengembalikan Israel ke padang rumputnya,..." Yeremia 50:6a, 19
Friday, August 6, 2010
Thursday, August 5, 2010
KETIDAKTAATAN: Akar Kegagalan.
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Agustus 2010 -
Baca: 1 Samuel 15:1-35
"Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya." 1 Samuel 15:3a
Siapa pun pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup: gagal dalam studi, rumah tangga, pekerjaan atau mungkin dalam pelayanan. Sesungguhnya kita tidak diciptakan untuk mengalami kegagalan. Pada mulanya Allah menciptakan manusia untuk berkuasa atas segala sesuatu di bumi ini (baca Kejadian 1:26-27). Tetapi mengapa masih banyak orang percaya mengalami kegagalan demi kegagalan? Penyebab terbesar kegagalan adalah ketika kita tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Beberapa di antara kita mampu mengatasi kegagalan tetapi tidak pernah menemukan 'akar' kegagalan itu.
Mari belajar dari pengalaman hidup Saul meremehkan dan mengabaikan perintah Allah. Alkitab mencatat: "...Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka." (1 Samuel 15:9). Saul menyimpan kambing domba dan lembu dengan alasan hendak dipersembahkan kepada Tuhan padahal Dia memerintahkan untuk menumpas semuanya! Melihat hal itu berkatalah Samuel kepada Saul, "Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperlihatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (ayat 22). Akhirnya Saul harus menerima akibat ketidaktaatannya itu: "Tuhan telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu." (1 Samuel 15:28).
Hal pertama yang harus kita lakukan ketika gagal adalah mencari penyebab utama kegagalan itu. Saat gagal kita seringkali langsung menyalahkan Tuhan dan menduga Ia berlaku tidak adil kepada kita, padahal kita sendiri yang tidak taat kepadaNya.
Jika kita taat melakukan firmanNya Dia pasti akan memimpin kita dan memberkati segala usaha kita!
Baca: 1 Samuel 15:1-35
"Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya." 1 Samuel 15:3a
Siapa pun pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup: gagal dalam studi, rumah tangga, pekerjaan atau mungkin dalam pelayanan. Sesungguhnya kita tidak diciptakan untuk mengalami kegagalan. Pada mulanya Allah menciptakan manusia untuk berkuasa atas segala sesuatu di bumi ini (baca Kejadian 1:26-27). Tetapi mengapa masih banyak orang percaya mengalami kegagalan demi kegagalan? Penyebab terbesar kegagalan adalah ketika kita tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Beberapa di antara kita mampu mengatasi kegagalan tetapi tidak pernah menemukan 'akar' kegagalan itu.
Mari belajar dari pengalaman hidup Saul meremehkan dan mengabaikan perintah Allah. Alkitab mencatat: "...Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka." (1 Samuel 15:9). Saul menyimpan kambing domba dan lembu dengan alasan hendak dipersembahkan kepada Tuhan padahal Dia memerintahkan untuk menumpas semuanya! Melihat hal itu berkatalah Samuel kepada Saul, "Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperlihatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (ayat 22). Akhirnya Saul harus menerima akibat ketidaktaatannya itu: "Tuhan telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu." (1 Samuel 15:28).
Hal pertama yang harus kita lakukan ketika gagal adalah mencari penyebab utama kegagalan itu. Saat gagal kita seringkali langsung menyalahkan Tuhan dan menduga Ia berlaku tidak adil kepada kita, padahal kita sendiri yang tidak taat kepadaNya.
Jika kita taat melakukan firmanNya Dia pasti akan memimpin kita dan memberkati segala usaha kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)