Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Juli 2010 -
Baca: Yohanes 7:14-24
"Barangsiapa mau melakukan kehendakNya, ia akan tahu entah ajaranKu ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diriKu sendiri." Yohanes 7:17
Yesus Kristus bagi umat Kristen merupakan tokoh dan pujaan yang tak ada bandingnya. Kehidupan Kristus di dunia demikian mengesankan dan mempesona, serta menghayati kehidupan. Dia datang ke dunia degan motivasi pengabdian penuh yaitu untuk melakukan kehendak Bapa. Pengabdian inilah yang membentuk dan mengarahkan seluruh jalan pelayanan dan kehidupanNya selama di dunia ini. Ada pun klimaks pengabdianNya ialah pengorbanan diriNya di atas kayu slaib. "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama," (Filipi 2:8-9).
Janganlah menjadi penonton dan pengagum saja, tetapi marilah kita menerapkan Yesus sebagai teladan dalam kehidupan kita. Caranya? Tidak tinggal diam saja, tapi bertindak dan melangkah sesuai dengan firman Tuhan. Langkah pertama haruslah mau melakukan kehendak Allah seperti kata Yesus, "Barangsiapa mau melakukan kehendakNya, ia akan tahu entah ajaranKu ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diriKu sendiri'." Contoh: Yesus sebagai Pribadi yang taat kepada Bapa, ketika hendak disalibkan, sebenarnya tak menghendaki dan merasa takut dalam ujud kemanusiaanNya. Tetapi Yesus berdoa, "Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kuhendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39).
Kalau Tuhan menentukan langkah hidup kita, kesanalah juga kita harus melangkah, jangan memberontak. Walaupun belum mengerti maksud Tuhan kita harus taat sepenuhnya. Melakukan firmanNya berarti melakukan kehendak Bapa. Kalau firmanNya berkata, "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;" (Lukas 6:27) maka kita harus taat. Bukankah Yesus terlebih dahulu memberikan teladan hidup? Dia mengasihi dan memberkati orang-orang yang menyalibkan Dia.
Kalau kita tidak bisa mengampuni dan mengasihi musuh, bahkan suka mencari-cari kesalahan, apakah kita meneladani Yesus?
Wednesday, July 28, 2010
Tuesday, July 27, 2010
TUHAN KITA MAHASANGGUP
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juli 2010 -
Baca: Daniel 3:1-30
"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;" Daniel 3:17
Tidak hanya Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang mengucapkan: Allah sanggup, tetapi banyak orang percaya lain dalam Alkitab yang juga berdiri teguh atas perkataan ini.
Abraham adalah seorang dari mereka yang percaya bahwa Allah sanggup memenuhi janjiNya: "Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akahn menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: 'Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.' Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:18-21). Melalui perkataan dan perbuatan mereka Abraham dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya mendemonstrasikan iman percayanya bahwa Allah itu sanggup. Sara percaya Allah sanggup membuat rahimnya yang sudah 'mati' melahirkan anak walaupun ia telah berumur 90 tahun.
Seorang perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun ketika bertemu Yesus imannya dibangkitkan. Ia sangat yakin Yesus Mahasanggup sehingga ia berkata, "Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh. Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu." (Matius 9:21, 22b). Lazarus yang "...telah empat hari terbaring di dalam kubur." (Yohanes 11:17), akhirnya dibangkitkan Yesus. Ini jelas membuktikan bahwa Tuhan kita sanggup melakukan perkara-perkara besar dan ajaib karena Dia Allah yang tidak pernah berubah. Dia berkata, "Bahwasannya Aku, Tuhan tidak berubah,..." (Maleakhi 3:6).
Bila kita punya masalah dan penderitaan yang secara manusia tidak ada jalan keluar, jangan berkecil hati dan tawar! Datang pada Yesus segera, Dia pasti sanggup menolong kita. Yesus lebih dari cukup! Jangan sekali-kali mencari pertolongan ilah lain.
Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan, terkutuklah yang mengandalkan manusia! Baca Yeremia 17:5-8.
Baca: Daniel 3:1-30
"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;" Daniel 3:17
Tidak hanya Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang mengucapkan: Allah sanggup, tetapi banyak orang percaya lain dalam Alkitab yang juga berdiri teguh atas perkataan ini.
Abraham adalah seorang dari mereka yang percaya bahwa Allah sanggup memenuhi janjiNya: "Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akahn menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: 'Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.' Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:18-21). Melalui perkataan dan perbuatan mereka Abraham dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya mendemonstrasikan iman percayanya bahwa Allah itu sanggup. Sara percaya Allah sanggup membuat rahimnya yang sudah 'mati' melahirkan anak walaupun ia telah berumur 90 tahun.
Seorang perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun ketika bertemu Yesus imannya dibangkitkan. Ia sangat yakin Yesus Mahasanggup sehingga ia berkata, "Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh. Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu." (Matius 9:21, 22b). Lazarus yang "...telah empat hari terbaring di dalam kubur." (Yohanes 11:17), akhirnya dibangkitkan Yesus. Ini jelas membuktikan bahwa Tuhan kita sanggup melakukan perkara-perkara besar dan ajaib karena Dia Allah yang tidak pernah berubah. Dia berkata, "Bahwasannya Aku, Tuhan tidak berubah,..." (Maleakhi 3:6).
Bila kita punya masalah dan penderitaan yang secara manusia tidak ada jalan keluar, jangan berkecil hati dan tawar! Datang pada Yesus segera, Dia pasti sanggup menolong kita. Yesus lebih dari cukup! Jangan sekali-kali mencari pertolongan ilah lain.
Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan, terkutuklah yang mengandalkan manusia! Baca Yeremia 17:5-8.
Subscribe to:
Posts (Atom)