Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juli 2010 -
Baca: Daniel 3:1-30
"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;" Daniel 3:17
Tidak hanya Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang mengucapkan: Allah sanggup, tetapi banyak orang percaya lain dalam Alkitab yang juga berdiri teguh atas perkataan ini.
Abraham adalah seorang dari mereka yang percaya bahwa Allah sanggup memenuhi janjiNya: "Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akahn menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: 'Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.' Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:18-21). Melalui perkataan dan perbuatan mereka Abraham dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya mendemonstrasikan iman percayanya bahwa Allah itu sanggup. Sara percaya Allah sanggup membuat rahimnya yang sudah 'mati' melahirkan anak walaupun ia telah berumur 90 tahun.
Seorang perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun ketika bertemu Yesus imannya dibangkitkan. Ia sangat yakin Yesus Mahasanggup sehingga ia berkata, "Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh. Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu." (Matius 9:21, 22b). Lazarus yang "...telah empat hari terbaring di dalam kubur." (Yohanes 11:17), akhirnya dibangkitkan Yesus. Ini jelas membuktikan bahwa Tuhan kita sanggup melakukan perkara-perkara besar dan ajaib karena Dia Allah yang tidak pernah berubah. Dia berkata, "Bahwasannya Aku, Tuhan tidak berubah,..." (Maleakhi 3:6).
Bila kita punya masalah dan penderitaan yang secara manusia tidak ada jalan keluar, jangan berkecil hati dan tawar! Datang pada Yesus segera, Dia pasti sanggup menolong kita. Yesus lebih dari cukup! Jangan sekali-kali mencari pertolongan ilah lain.
Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan, terkutuklah yang mengandalkan manusia! Baca Yeremia 17:5-8.
Tuesday, July 27, 2010
Monday, July 26, 2010
HAL MUSA: Tidak Ada yang Mustahil
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juli 2010 -
Baca: Keluaran 6:1-12
"Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!" Keluaran 6:11
Puncak perasaan ketidaksanggupan Musa tersirat dari pernyataan berikut: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." (Keluaran 4:13). Meskipun demikian Ia tetap berperkara terhadap Musa. Sekali Dia memilih dan menetapkan seseorang, Ia tidak akan pernah mengingkarinya atau mencabut kembali rencanaNya. Kita pun tidak bisa lari dari panggilanNya, seperti kata Daud, "Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku." (Mazmur 139:7-10).
Jika Musa terus merasa tidak ada lagi dalam dirinya yang bisa dipakai membawa umat Tuhan keluar dari perbudakan Mesir, ia tidak akan pernah mengalami hal-hal besar yang sudah direncanakan Tuhan bagi dirinya. Namun akhirnya Musa bersedia patuh terhadap panggilan Tuhan. Musa tidak fasih bicara tapi dia memiliki tongkat, tangan, mulut dan saudara yaitu Harun yang diutus Tuhan mendampinginya. Sekalipun Merasa tidak mampu, Tuhan sanggup menjadikan yang tak mungkin menjadi mungkin. Tongkat yang pada awalnya hanya dipakai menggembalakan domba, oleh Tuhan sanggup dipakai untuk menyatakan mujizatNya. Mujizat pertama adalah tongkat itu berubah menjadi ular. Memang para ahli sihir Mesir juga melakukan hal yang sama, tetapi tongkat mereka ditelan oleh tongkat Musa (baca Keluaran 7:8-12). Ketika Musa memukulkan tongkatnya ke air sungai Nil, air itu pun menjadi darah (baca Keluaran 7:14-25). Laut Terberau terbelah menjadi dua ketika Musa mengangkat tongkatnya sehingga orang Israel dapat berjalan di tengah-tengah laut yang kering itu (baca Keluaran 14:15-31). Mulut Musa yang sebelumnya berat lidah, oleh urapan Tuhan dijadikannya berkuasa.
Andai Musa sudah menyerah dari awal dan tidak merespons panggilan Tuhan, ia tetap orang yang gagal.
Sekalipun kita terbatas kita memiliki Tuhan yang kuasanya tak terbatas! Sungguh, "...bagi Allah tidak ada yang mustahil!" Lukas 1:37.
Baca: Keluaran 6:1-12
"Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!" Keluaran 6:11
Puncak perasaan ketidaksanggupan Musa tersirat dari pernyataan berikut: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." (Keluaran 4:13). Meskipun demikian Ia tetap berperkara terhadap Musa. Sekali Dia memilih dan menetapkan seseorang, Ia tidak akan pernah mengingkarinya atau mencabut kembali rencanaNya. Kita pun tidak bisa lari dari panggilanNya, seperti kata Daud, "Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku." (Mazmur 139:7-10).
Jika Musa terus merasa tidak ada lagi dalam dirinya yang bisa dipakai membawa umat Tuhan keluar dari perbudakan Mesir, ia tidak akan pernah mengalami hal-hal besar yang sudah direncanakan Tuhan bagi dirinya. Namun akhirnya Musa bersedia patuh terhadap panggilan Tuhan. Musa tidak fasih bicara tapi dia memiliki tongkat, tangan, mulut dan saudara yaitu Harun yang diutus Tuhan mendampinginya. Sekalipun Merasa tidak mampu, Tuhan sanggup menjadikan yang tak mungkin menjadi mungkin. Tongkat yang pada awalnya hanya dipakai menggembalakan domba, oleh Tuhan sanggup dipakai untuk menyatakan mujizatNya. Mujizat pertama adalah tongkat itu berubah menjadi ular. Memang para ahli sihir Mesir juga melakukan hal yang sama, tetapi tongkat mereka ditelan oleh tongkat Musa (baca Keluaran 7:8-12). Ketika Musa memukulkan tongkatnya ke air sungai Nil, air itu pun menjadi darah (baca Keluaran 7:14-25). Laut Terberau terbelah menjadi dua ketika Musa mengangkat tongkatnya sehingga orang Israel dapat berjalan di tengah-tengah laut yang kering itu (baca Keluaran 14:15-31). Mulut Musa yang sebelumnya berat lidah, oleh urapan Tuhan dijadikannya berkuasa.
Andai Musa sudah menyerah dari awal dan tidak merespons panggilan Tuhan, ia tetap orang yang gagal.
Sekalipun kita terbatas kita memiliki Tuhan yang kuasanya tak terbatas! Sungguh, "...bagi Allah tidak ada yang mustahil!" Lukas 1:37.
Subscribe to:
Posts (Atom)