Monday, July 26, 2010

HAL MUSA: Tidak Ada yang Mustahil

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juli 2010 -

Baca: Keluaran 6:1-12

"Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!"   Keluaran 6:11

Puncak perasaan ketidaksanggupan Musa tersirat dari pernyataan berikut:  "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus."  (Keluaran 4:13).  Meskipun demikian Ia tetap berperkara terhadap Musa.  Sekali Dia memilih dan menetapkan seseorang, Ia tidak akan pernah mengingkarinya atau mencabut kembali rencanaNya.  Kita pun tidak bisa lari dari panggilanNya, seperti kata Daud, "Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu?  Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun engkau.  Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku."  (Mazmur 139:7-10). 

     Jika Musa terus merasa tidak ada lagi dalam dirinya yang bisa dipakai membawa umat Tuhan keluar dari perbudakan Mesir, ia tidak akan pernah mengalami hal-hal besar yang sudah direncanakan Tuhan bagi dirinya.  Namun akhirnya Musa bersedia patuh terhadap panggilan Tuhan.  Musa tidak fasih bicara tapi dia memiliki tongkat, tangan, mulut dan saudara yaitu Harun yang diutus Tuhan mendampinginya.  Sekalipun Merasa tidak mampu, Tuhan sanggup menjadikan yang tak mungkin menjadi mungkin.  Tongkat yang pada awalnya hanya dipakai menggembalakan domba, oleh Tuhan sanggup dipakai untuk menyatakan mujizatNya.  Mujizat pertama adalah tongkat itu berubah menjadi ular.  Memang para ahli sihir Mesir juga melakukan hal yang sama, tetapi tongkat mereka ditelan oleh tongkat Musa (baca Keluaran 7:8-12).  Ketika Musa memukulkan tongkatnya ke air sungai Nil, air itu pun menjadi darah (baca Keluaran 7:14-25).  Laut Terberau terbelah menjadi dua ketika Musa mengangkat tongkatnya sehingga orang Israel dapat berjalan di tengah-tengah laut yang kering itu (baca Keluaran 14:15-31).  Mulut Musa yang sebelumnya berat lidah, oleh urapan Tuhan dijadikannya berkuasa.

     Andai Musa sudah menyerah dari awal dan tidak merespons panggilan Tuhan, ia tetap orang yang gagal.

Sekalipun kita terbatas kita memiliki Tuhan yang kuasanya tak terbatas!  Sungguh, "...bagi Allah tidak ada yang mustahil!"  Lukas 1:37.

Sunday, July 25, 2010

HAL MUSA: Merasa Tidak Mampu

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juli 2010 -

Baca: Keluaran 4:1-17

"Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan?"   Keluaran 4:11

Tuhan memiliki rencana luar biasa dalam kehidupan Musa, hendak mengangkatnya menjadi pemimpin besar yang kelak memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.  Tuhan berkata, "Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umatKu, orang Israel, keluar dari Mesir."  (Keluaran 3:10)

     Dalam Keluaran 4:1-7 terlihat bagaimana reaksi awal Musa menanggapi panggilan Tuhan:  "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata:  Tuhan tidak menampakkan diri kepadamu?"  (Keluaran 4:1).  Mulanya Musa menolak panggilan Tuhan karena merasa tidak mampu dan tidak layak dipilih.  Ia tidak yakin bangsa Israel mau mendengarkan dan percaya yang dikatakannya, apalagi Firaun adalah pemimpin bangsa Mesir waktu itu.  Musa menambahkan, "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."  (Keluaran 4:10).  Musa merasa ada yang banyak hal dalam hidupnya yang sama sekali tidak memenuhi kriteria pemimpin bangsa yang besar.

     Pengalaman hidup Musa ini juga terjadi dalam kehidupan kita.  Sesungguhnya Tuhan sudah menetapkan rencana besar bagi kita, bahkan sebelum kita dilahirkan.  Namun terkadang kita merasa tidak mampu dan tidak layak, sehingga kita pun menolak masuk dalam rencana Tuhan itu.  Ketahuilah bahwa ketika Tuhan memanggil kita, Dia sudah tau persis bahwa kita memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan rencana besarNya.  Hanya saja kita sering tidak menyadari potensi yang ada pada kita.  Yang kita sadari hanyalah kelemahan dan kekurangan kita.  Akibatnya kita merasa tidak layak.  Kalau hal ini terus berlarut, Iblis yang akan memetik keuntungan dan bersukacita atas kita, karena Iblis tidak menghendaki rencana Tuhan itu terjadi dalam hidup kita.  Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan Iblis untuk merusak citra diri kita.  Inilah awal di mana Musa merasa tidak mampu menjawab panggilan Tuhan, sehingga ia pun tidak menyadari ada kelebihan dalam dirinya yang membuat Tuhan memilihnya.  (Bersambung)