Sunday, July 25, 2010

HAL MUSA: Merasa Tidak Mampu

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juli 2010 -

Baca: Keluaran 4:1-17

"Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan?"   Keluaran 4:11

Tuhan memiliki rencana luar biasa dalam kehidupan Musa, hendak mengangkatnya menjadi pemimpin besar yang kelak memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.  Tuhan berkata, "Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umatKu, orang Israel, keluar dari Mesir."  (Keluaran 3:10)

     Dalam Keluaran 4:1-7 terlihat bagaimana reaksi awal Musa menanggapi panggilan Tuhan:  "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata:  Tuhan tidak menampakkan diri kepadamu?"  (Keluaran 4:1).  Mulanya Musa menolak panggilan Tuhan karena merasa tidak mampu dan tidak layak dipilih.  Ia tidak yakin bangsa Israel mau mendengarkan dan percaya yang dikatakannya, apalagi Firaun adalah pemimpin bangsa Mesir waktu itu.  Musa menambahkan, "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."  (Keluaran 4:10).  Musa merasa ada yang banyak hal dalam hidupnya yang sama sekali tidak memenuhi kriteria pemimpin bangsa yang besar.

     Pengalaman hidup Musa ini juga terjadi dalam kehidupan kita.  Sesungguhnya Tuhan sudah menetapkan rencana besar bagi kita, bahkan sebelum kita dilahirkan.  Namun terkadang kita merasa tidak mampu dan tidak layak, sehingga kita pun menolak masuk dalam rencana Tuhan itu.  Ketahuilah bahwa ketika Tuhan memanggil kita, Dia sudah tau persis bahwa kita memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan rencana besarNya.  Hanya saja kita sering tidak menyadari potensi yang ada pada kita.  Yang kita sadari hanyalah kelemahan dan kekurangan kita.  Akibatnya kita merasa tidak layak.  Kalau hal ini terus berlarut, Iblis yang akan memetik keuntungan dan bersukacita atas kita, karena Iblis tidak menghendaki rencana Tuhan itu terjadi dalam hidup kita.  Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan Iblis untuk merusak citra diri kita.  Inilah awal di mana Musa merasa tidak mampu menjawab panggilan Tuhan, sehingga ia pun tidak menyadari ada kelebihan dalam dirinya yang membuat Tuhan memilihnya.  (Bersambung)

Saturday, July 24, 2010

BERKAT DI TENGAH KRISIS: Hal Menabur

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juli 2010 -

Baca: Kejadian 26:12-25

"Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga Ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan."   Kejadian 26:12

Ketika terjadi kekeringan dan kelaparan hebat Ishak bergumul; ia berusaha mencari jalan keluar dan berencana pergi ke Mesir karena menurutnya Mesir adalah negara yang besar.  Namun Tuhan tahu persis apa yang ada di pikiran Ishak.,  "...sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9a).  Itulah sebabnya Tuhan meminta Ishak agar tidak pergi ke Mesir tetapi ke Gerar karena di tempat itu Tuhan akan memberkatinya, sama seperti yang Dia janjikan kepada Abraham.  Dikatakan,  "...Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu."  (Kejadian 26:3).  Ishak taat melakukan perintah Tuhan sehingga mengalami mujizat dan kuasa Tuhan.  Andaikan ia tidak taat dan tetap pergi ke Mesir dia tidak akan mengalami mujizat.  Apabila Tuhan memerintahkan sesuatu pasti memiliki rencana dan semuanya pasti mendatangkan kebaikan.

     2.  Ishak menabur di saat krisis.  "Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan.  Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya."  (Kejadian 26:12-13).  Meskipun di tengah krisis hebat Ishak berani menabur dan akhirnya mengalami tuaian, bahkan menuai hingga seratus kali ganda.  Mungkinkah menabur di tengah penderitaan atau kekurangan? Secara logika hal itu mustahil!  Namun bagi Tuhan, lima roti dan dua ikan bisa memberi makan 5000 orang lebih; janda Sarfat, hanya dengan segenggam tepung dan sedikit minyak, tetapi ia berani menabur, tepung dan minyak di rumahnya tidak habis di sepanjang musim kering.  Pemazmur berkata, "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai."  (Mazmur 126:5).  Firman Tuhan selalu mengajarkan kita untuk menabur supaya kita bisa menuai.  Jika Ishak takut menabur dia tidak akan pernah menuai dan tidak akan pernah mengalami berkat berkelimpahan.

Milikilah ketaatan, jangan berhenti menabur, niscaya berkatNya dicurahkan atas kehidupan kita.