Sunday, July 18, 2010

MENGINJAK-INJAK ANAK ALLAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Juli 2010 -

Baca: Ibrani 10:26-31

"Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?"   Ibrani 10:29

Jika orang telah ditebus oleh darah Kristus dan telah memperoleh kebenaran tetapi dengan sengaja terus berbuat dosa, tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu kecuali ia bertobat lagi dengan sungguh dan meninggalkan dosa-dosa itu.  Juga kalau ia tetap sengaja melakukan dan menggeluti dosa itu, jangan harap dia dapat diampuni, "Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka."  (ayat 27).  FirmanNya menegaskan, "Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang mengangap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?"

     Apa yang dimaksud darah perjanjian yang menguduskan? Ialah darah Kristus yang ditumpahkan bagi manusia untuk pengampunan dosa seperti yang Dia katakan, "Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa."  (Matius 26:28).  Ketika kita menerima Yesus dalam hidup dan percaya dengan iman bahwa Dia telah menebus dosa-dosa kita, maka oleh kematianNya di atas kayu salib itu kita dimerdekakan dari dosa dan dikuduskanNya.  Tetapi apabila kita menyia-nyiakan pengorbanNya dengan sengaja terus berbuat dosa, kita telah menghina Roh kasih karunia Allah dan menginjak-injak Anak Allah (Yesus Kristus).

     Ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh setiap orang yang menginjak-injak Anak Allah!  Maka "...hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.  Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.  Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran."  (Roma 6:12-13).

Hargai karya penebusanNya dengan hidup taat sesuai firmanNya!

Saturday, July 17, 2010

LAWAN SETIAP PENCOBAAN DENGAN IMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juli 2010 -

Baca: 1 Timotius 6:11-16

"Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal."   1 Timotius 6:12a

Tuhan Yesus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat: penyakit, kematian, kemiskinan dan juga kematian kekal.  Tetapi sekalipun kita telah melihat kebenaran dari penebusan kita, tak berarti kita bebas dari persoalan hidup.  Namn apabila kita tinggal tetap dalam firman Tuhan di tengah-tengah persoalan, kita akan menang.

     Jika kita mengenal firman Tuhan dan mulai memandang segala hal seperti Tuhan memandang, kita akan mampu menjaga sikap hati dengan benar meski persoalan hidup mendera.  Ini merupakan kesempatan bagi kita dapat hidup dengan iman dan membuktikan bahwa firman Tuhan itu ya dan amin, sebab "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Tetapi, "Demikian juga halnya dengan iman:  Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya dalah mati."  (Yakobus 2:17).  Dengan kata lain: iman timbul dari pendengaran firman Allah, tetapi iman yang kita terima terjadi apabila apa yang telah kita dengar itu kita praktekkan.  Jika kita berkata bahwa kita beriman kepada Tuhan itu kita praktekkan.  Jika kita berkata bahwa kita beriman kepada Tuhan tetapi kita tak pernah diuji melalui pencobaan-pencobaan, bagaimana kita bisa membuktikan bahwa kita memiliki iman?  Dengan hanya membaca firman Tuhan tetapi tak pernah menggunakan iman terhadap pencobaan, bagaimana kita dapat menjadi pemenang?  Tak akan pernah terjadi kemenangan rohani tanpa menggunakan iman terhadap problem hidup dan tanpa bertanding dalam pertandingan iman yang benar.  Disebut pertandingan iman yang benar karena pertandingan ini adalah untuk suatu kemenangan.

     Kita perlu belajar bertekun dalam mengatasi problem hidup.  Sesungguhnya Tuhan tak memberi penyakit, penderitaan atau kemiskinan.  Tapi terkadang Roh Kudus membimbing kita pada situasi-situasi yang secara manusia tak kita sukai.  Di tengah kesesakan inilah Iblis berusaha membujuk kita untuk tidak taat kepada Tuhan dan menyimpang dari jalur yang Tuhan rencanakan bagi kita.  Jika memandang pada problem, kita pasti akan kecil hati dan kalah.

Bersandarlah pada kebesaran dan kuasaNya yang tak terbatas, yakinlah segala sesuatu indah pada waktuNya!