Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juli 2010 -
Baca: 1 Timotius 6:11-16
"Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal." 1 Timotius 6:12a
Tuhan Yesus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat: penyakit, kematian, kemiskinan dan juga kematian kekal. Tetapi sekalipun kita telah melihat kebenaran dari penebusan kita, tak berarti kita bebas dari persoalan hidup. Namn apabila kita tinggal tetap dalam firman Tuhan di tengah-tengah persoalan, kita akan menang.
Jika kita mengenal firman Tuhan dan mulai memandang segala hal seperti Tuhan memandang, kita akan mampu menjaga sikap hati dengan benar meski persoalan hidup mendera. Ini merupakan kesempatan bagi kita dapat hidup dengan iman dan membuktikan bahwa firman Tuhan itu ya dan amin, sebab "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Tetapi, "Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya dalah mati." (Yakobus 2:17). Dengan kata lain: iman timbul dari pendengaran firman Allah, tetapi iman yang kita terima terjadi apabila apa yang telah kita dengar itu kita praktekkan. Jika kita berkata bahwa kita beriman kepada Tuhan itu kita praktekkan. Jika kita berkata bahwa kita beriman kepada Tuhan tetapi kita tak pernah diuji melalui pencobaan-pencobaan, bagaimana kita bisa membuktikan bahwa kita memiliki iman? Dengan hanya membaca firman Tuhan tetapi tak pernah menggunakan iman terhadap pencobaan, bagaimana kita dapat menjadi pemenang? Tak akan pernah terjadi kemenangan rohani tanpa menggunakan iman terhadap problem hidup dan tanpa bertanding dalam pertandingan iman yang benar. Disebut pertandingan iman yang benar karena pertandingan ini adalah untuk suatu kemenangan.
Kita perlu belajar bertekun dalam mengatasi problem hidup. Sesungguhnya Tuhan tak memberi penyakit, penderitaan atau kemiskinan. Tapi terkadang Roh Kudus membimbing kita pada situasi-situasi yang secara manusia tak kita sukai. Di tengah kesesakan inilah Iblis berusaha membujuk kita untuk tidak taat kepada Tuhan dan menyimpang dari jalur yang Tuhan rencanakan bagi kita. Jika memandang pada problem, kita pasti akan kecil hati dan kalah.
Bersandarlah pada kebesaran dan kuasaNya yang tak terbatas, yakinlah segala sesuatu indah pada waktuNya!
Saturday, July 17, 2010
Friday, July 16, 2010
MEMPERKATAKAN FIRMAN DENGAN IMAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juli 2010 -
Baca: Ulangan 30:11-20
"Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan." Ulangan 30:14
Kita mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasan melalui perkataan atau bahasa. Perkataan kita akan membentuk hidup kita, karena hal ini mempengaruhi jalan pikiran, pola hidup dan tidak tanduk kita. Firman Tuhan merupakan dasar bahasa iman yang dapat membangun kehidupan rohani kita. Bila rohani kita kuat berakar dalam Kristus, kita dapat dengan yakin merasakan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita; dan di mana kuasa Tuhan bekerja, di situ pasti ada berkat dan mujizat.
Alkitab menasihati, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu,..." (Kolose 2:7). Dikatakan bahwa firman Tuhan tidak jauh dari jangkauan kita, melainkan sangat dekat yaitu di dalam mulut dan di dalam hati kita. Jadi kita harus menggunakan perkataan Tuhan atau memperkatakan firmanNya setiap kali sesuai dengan apa yang kita butuhkan agar berkat, kasih serta mujizatNya dilimpahkan atas kita. Dikatakan pula bahwa firman itu sangat dekat di dalam hati kita; bukan hanya di dalam mulut atau perkataan saja, namun juga harus di dalam hati, artinya harus ada iman di dalam hati sewaktu kita memperkatakan firman itu.
Adalah sia-sia sekalipun kita memperkatakan firmanNya seribu kali sehari jika hati kita tidak yakin dan tiada ada iman; semuanya hanya merupakan rentetan kalimat yang kosong, tidak ada kuasa Tuhan bekerja. Firman Tuhan jangan hanya digunakan waktu kita dalam masalah saja, tapi di segala keadaan. Adalah Daud, yaitu selalu menggunakan bahasa iman meski keadaan normal: "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekuarangan aku." (Mazmur 23:1). Daud mengakui Tuhan adalah gembalanya yang sanggup mencukupkan segala yang ia perlukan. Daud bersyukur dan memuji Tuhan atas berkat-berkatNya yang melimpah. Daud memakai bahasa iman: mengijinkan kemuliaan dan berkat Tuhan mengalir terus dalam hidupnya. Perkataan firmanNya dengan iman setiap saat dan jangan beri kesempatan Iblis membisikkan hal-hal negatif di telinga kita.
"Awasi mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!" (Mazmur 141:3) supaya firmanMu saja yang kuucapkan!
Baca: Ulangan 30:11-20
"Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan." Ulangan 30:14
Kita mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasan melalui perkataan atau bahasa. Perkataan kita akan membentuk hidup kita, karena hal ini mempengaruhi jalan pikiran, pola hidup dan tidak tanduk kita. Firman Tuhan merupakan dasar bahasa iman yang dapat membangun kehidupan rohani kita. Bila rohani kita kuat berakar dalam Kristus, kita dapat dengan yakin merasakan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita; dan di mana kuasa Tuhan bekerja, di situ pasti ada berkat dan mujizat.
Alkitab menasihati, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu,..." (Kolose 2:7). Dikatakan bahwa firman Tuhan tidak jauh dari jangkauan kita, melainkan sangat dekat yaitu di dalam mulut dan di dalam hati kita. Jadi kita harus menggunakan perkataan Tuhan atau memperkatakan firmanNya setiap kali sesuai dengan apa yang kita butuhkan agar berkat, kasih serta mujizatNya dilimpahkan atas kita. Dikatakan pula bahwa firman itu sangat dekat di dalam hati kita; bukan hanya di dalam mulut atau perkataan saja, namun juga harus di dalam hati, artinya harus ada iman di dalam hati sewaktu kita memperkatakan firman itu.
Adalah sia-sia sekalipun kita memperkatakan firmanNya seribu kali sehari jika hati kita tidak yakin dan tiada ada iman; semuanya hanya merupakan rentetan kalimat yang kosong, tidak ada kuasa Tuhan bekerja. Firman Tuhan jangan hanya digunakan waktu kita dalam masalah saja, tapi di segala keadaan. Adalah Daud, yaitu selalu menggunakan bahasa iman meski keadaan normal: "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekuarangan aku." (Mazmur 23:1). Daud mengakui Tuhan adalah gembalanya yang sanggup mencukupkan segala yang ia perlukan. Daud bersyukur dan memuji Tuhan atas berkat-berkatNya yang melimpah. Daud memakai bahasa iman: mengijinkan kemuliaan dan berkat Tuhan mengalir terus dalam hidupnya. Perkataan firmanNya dengan iman setiap saat dan jangan beri kesempatan Iblis membisikkan hal-hal negatif di telinga kita.
"Awasi mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!" (Mazmur 141:3) supaya firmanMu saja yang kuucapkan!
Subscribe to:
Posts (Atom)