Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Juli 2010 -
Baca: Kejadian 41:37-45
"Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: 'Hormat!' Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Kejadian 41:43
Ketika mendapatkan mimpi-mimpi dari Tuhan, Yusuf belum memiliki gambaran yang jelas nyata bahwa tidak ada rencana Tuhan yang gagal. Melalui proses kehidupannya yang berliku-liku akhirnya Yusuf sungguh-sungguh menjadi besar, yaitu menjadi penguasa di Mesir. Sungguh luar biasa, Yusuf menjadi orang kedua di Mesir setelah Firaun. Lebih daripada itu Yusuf diberik hak dan kuasa, bahkan cincin raja dikenakan kepadanya.
Kita percaya bahwa Tuhan juga memiliki rencana khusus bagi setiap kita. Dia memiliki rancangan yang baik, masa depan yang indah dan penuh pengharapan. Dia sudah membuktikan kasihNya: berkorban, rela menderita, bahkan rela menyerahkan nyawaNya di atas kayu salib untuk kita. Semua ini dilakukanNya supaya kita beroleh pengampunan, keselamatan, kesembuhan, pemulihan, kasih karunia dan anugerah supaya kita memiliki kehidupan yang baik.
Jika kita teliti dan perhatikan lebih jauh, semua masalah dan penderitaan yang dialami oleh Yusuf sebenarnya adalah proses yang dipakai Tuhan untuk menuju pada janjiNya. Pada waktu mendapatkan janji Tuhan, Yusuf masih berada di Kanaan. Namun Tuhan memberi mimpi kepada Yusuf bahwa ia akan menjadi penguasa di Mesir. Karena itu Yusuf harus sampai ke Mesir agar menjadi penguasa di sana, meskipun cara Tuhan begitu ajaib membawa Yusuf sampai ke Mesir, yaitu melalui tindakan saudara-saudara Yusuf yang membuangnya ke sumur dan akhirnya menjualnya sebagai budak ke Mesir. Yusuf perlu dibawa ke Mesir, karena jika hanya tinggal di rumah sangat sulit baginya untuk menjadi penguasa di Mesir. Sekalipun Yusuf menjadi budak dan semua yang dialaminya menunjukkan bahwa itu sangat tidak masuk akal, namun jika kita melihatnya dengan mata rohani kita akan tahu bahwa Yusuf sedang mendekat kepada janji dan rencanaNya. Untuk membawa kita kepada penggenapan janji dan rencanaNya Tuhan memakai banyak cara, bahkan melalui masalah dan penderitaan.
Karena itu jangan tawar hati dan takut jika sedang dilanda masalah!
Wednesday, July 14, 2010
Tuesday, July 13, 2010
MASALAH: Proses Menuju Penggenapan Janji Tuhan (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Juli 2010 -
Baca: Kejadian 37:1-11
"Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya (Yusuf - red.), tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya." Kejadian 37:11
Yusuf mendapatkan mimpi dari Tuhan dan melalui mimpi itu Tuhan hendak menyatakan rencana dan janjiNya kepada Yusuf. Pertama, Yusuf bermimpi sedang berada di ladang bersama saudara-saudaranya untuk mengikat berkas-berkas gandum. Tiba-tiba berkas gandum Yusuf bangkit dan tegak berdiri, sedangkan berkas-berkas saudaranya yang lain sujud menyembah kepada berkas milik Yusuf. Ketika ia menceritakan kedua mimpi itu kepada saudara-saudaranya, mereka menjadi sangat marah dan berkata, "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" (ayat 8). Sejak saat itu saudara-saudaranya semakin membenci Yusuf.
Sesungguhnya Yusuf sedang mendapatkan janji Tuhan melalui mimpi-mimpinya itu. RencanaNya Ia sampaikan melalui mimpi itu, yaitu kelak Yusuf akan diangkat sebagai seorang pemimpin besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Ternyata, sekalipun mendapatkan janji yang luar biasa dari Tuhan, Yusuf harus mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Ada beberapa proses menyakitkan yang harus dialaminya: 1. Yusuf dilemparkan ke dalam sumur (baca ayat 19:24); 2. Yusuf dijual sebagai budak (baca ayat 25:28); 3. Yusuf dipenjarakan oleh Potifar (Kejadian 39:12-20); 4. Yusuf dilupakan oleh juru minum raja (baca Kejadian 40:21-23). Sepertinya, kejadian demi kejadian yang dialami Yusuf ini sangat bertentangan dengan janji Tuhan. Ketika masih tinggal dengan ayahnya, Yusuf menjadi anak kesayangan dan hidupnya enak. Begitu mendapatkan mimpi dan janji dari Tuhan ia justru harus mengalami penderitaan yang luar biasa. Sungguh tidak masuk akal menurut pemikiran kita.
Hidup kita pun sering mengalami hal seperti itu. Kita sering mendengar kotbah bahwa janji Tuhan itu ya dan amin, dan rancanganNya bagi kita adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan (baca Yeremia 29:11). Namun mengapa keadaan kita tetap begini-begini saja, tidak berubah, krisis dan sakit pun belum juga disembuhkan? Inilah perjalanan yang harus kita lewati, terkadang Tuhan ijinkan kita mengalami penderitaan demi penderitaan seperti Yusuf. (Bersambung)
Baca: Kejadian 37:1-11
"Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya (Yusuf - red.), tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya." Kejadian 37:11
Yusuf mendapatkan mimpi dari Tuhan dan melalui mimpi itu Tuhan hendak menyatakan rencana dan janjiNya kepada Yusuf. Pertama, Yusuf bermimpi sedang berada di ladang bersama saudara-saudaranya untuk mengikat berkas-berkas gandum. Tiba-tiba berkas gandum Yusuf bangkit dan tegak berdiri, sedangkan berkas-berkas saudaranya yang lain sujud menyembah kepada berkas milik Yusuf. Ketika ia menceritakan kedua mimpi itu kepada saudara-saudaranya, mereka menjadi sangat marah dan berkata, "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" (ayat 8). Sejak saat itu saudara-saudaranya semakin membenci Yusuf.
Sesungguhnya Yusuf sedang mendapatkan janji Tuhan melalui mimpi-mimpinya itu. RencanaNya Ia sampaikan melalui mimpi itu, yaitu kelak Yusuf akan diangkat sebagai seorang pemimpin besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Ternyata, sekalipun mendapatkan janji yang luar biasa dari Tuhan, Yusuf harus mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Ada beberapa proses menyakitkan yang harus dialaminya: 1. Yusuf dilemparkan ke dalam sumur (baca ayat 19:24); 2. Yusuf dijual sebagai budak (baca ayat 25:28); 3. Yusuf dipenjarakan oleh Potifar (Kejadian 39:12-20); 4. Yusuf dilupakan oleh juru minum raja (baca Kejadian 40:21-23). Sepertinya, kejadian demi kejadian yang dialami Yusuf ini sangat bertentangan dengan janji Tuhan. Ketika masih tinggal dengan ayahnya, Yusuf menjadi anak kesayangan dan hidupnya enak. Begitu mendapatkan mimpi dan janji dari Tuhan ia justru harus mengalami penderitaan yang luar biasa. Sungguh tidak masuk akal menurut pemikiran kita.
Hidup kita pun sering mengalami hal seperti itu. Kita sering mendengar kotbah bahwa janji Tuhan itu ya dan amin, dan rancanganNya bagi kita adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan (baca Yeremia 29:11). Namun mengapa keadaan kita tetap begini-begini saja, tidak berubah, krisis dan sakit pun belum juga disembuhkan? Inilah perjalanan yang harus kita lewati, terkadang Tuhan ijinkan kita mengalami penderitaan demi penderitaan seperti Yusuf. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)