Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juli 2010 -
Baca: Hosea 6:1-11
"Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari korban-korban bakaran." (Hosea 6:6)
Ada pepatah: "Tak kenal maka tak sayang". Banyak orang berkata mengasihi Tuhan, bahkan sering kita lantunkan dalam sebuah tajuk pujian seperti yang berbunyi: "Aku mengasihi Engkau, Yesus, dengan segenap hatiku." Namun hal ini sangatlah kontras dengan tindakan kita atau kenyataan yang ada.
Bagaimana kita bisa mengasihi Tuhan jika tidak mengenal pribadiNya? Pengenalan akan Tuhan bukan sekedar tahu Dia adalah Yesus Juruselamat manusia. Mengenal Tuhan berarti kita punya hubungan karib denganNya; tahu apa kehendak dan isi hatiNya, memahami apa saja kesukaanNya atau pun yang Dia benci sekalipun. Berarti kita harus benar-benar menjaga perasaan hati Tuhan supaya tidak tersakiti oleh apa yang kita perbuat. Tuhan tidak pernah meminta harta, jabatan, atau kesibukan kita, yang Dia minta adalah kasih setia dan pengenalan akan Dia.
Berbicara mengenai kesetiaan perlu terus-menerus tanpa henti melakukannya dan harus didasari oleh kasih. Ini membutuhkan suatu pengorbanan. Kesetiaan tidak hanya sekedar rajin beribadah setiap minggu, tapi kesetiaan adalah wujud keadaan di mana kita selalu melekat pada Bapa. FirmanNya berkata, "Tingallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4).
Tidak mudah menemukan kesetiaan dalam diri seseorang di akhir zaman ini. Banyak orang Kristen tawar hati dan tidak lagi setia mengiring Yesus hanya karena kecewa atau menghadapi masalah dan persoalan hidup. Di sisi lain kita tidak pernah berusaha mengerti rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Yang kita lakukan hanyalah menuntut agar Tuhan mau menuruti kemauan kita. Namun Ia ingin kita menjadi orang Kristen yang dewasa yang siap menjadi mempelaiNya; Dia ingin kita selalu bersekutu dan membangun hubungan karib denganNya serta merenungkan firmanNya itu siang dan malam, agar kita dapat lebih mengenal pribadiNya.
"Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah." 1 Korintus 8:3
Sunday, July 4, 2010
Saturday, July 3, 2010
TETAP SETIA DI SEGALA KEADAAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juli 2010 -
Baca: 2 Timotius 1:3-18
"Itulah sebabnya aku (Paulus - red.) menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan." 2 Timotius 1:12
Ayat nas di atas menunjukkan komitmen rasul Paulus dalam mengikut Kristus; apa pun yang terjadi dan resiko apa pun yang harus ditanggung, Paulus tidak pernah berubah sikap, karena ia tahu kepada siapa ia percaya.
Seperti Pauluskah komitmen kita selama ini? Belum menghadapi aniaya dan penderitaan seperti yang dialami Paulus kita sudah enggan mengikut Tuhan. Menyediakan sedikit waktu untuk bersaat teduh dan membaca Alkitab kita tidak disiplin dan malas melakukannya, sedangkan untuk menonton TV atau nongkrong dengan teman, kita betah berlama-lama; ketika tertegur oleh firman yang keras kita langsung tersinggung dan ngambek tidak mau ke gereja lagi; dihimbau untuk terlibat dalam pelayanan, kita sudah menyiapkan 1001 alasan sebagai jurus menghindar. Adalah omong kosong jika kita berkata Kristus yang utama jika tidak disertai tindakan nyata yang menunjukkan kita mengutamakanNya dalam segala hal. Kita masih enggan melepaskan dunia dengan segala kenyamanannya. Tuhan tidak ingin ada 'ilah' lain di hadapanNya, sebab hal itu adalah perzinahan rohani. FirmanNya menegaskan: "...persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4b-c).
Tidak mudah menjadi pengikut Kristus. Kita berpikir jika kita mengikut Dia perjalanan hidup kita akan enak dan bisa semau gue. Tidak! Ada tanggung jawab besar berada di pundak kita yaitu pikul salib dan memiliki kehidupan yang 'berbeda' dengan dunia, karena sebagai orang Kristen kita ini adalah 'Kristus-Kristus kecil' di bumi yang artinya kehidupan kita harus benar-benar mencerminkan Kristus. Adalah anugerah dan sukacita tersendiri bila kita dipercaya Tuhan menjadi saksi-saksiNya.
Inilah yang memacu Paulus tetap setia melayani Tuhan di segala keadaan; ia tahu penderitaan yang dialaminya tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan kelak! Baca Roma 8:1
Baca: 2 Timotius 1:3-18
"Itulah sebabnya aku (Paulus - red.) menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan." 2 Timotius 1:12
Ayat nas di atas menunjukkan komitmen rasul Paulus dalam mengikut Kristus; apa pun yang terjadi dan resiko apa pun yang harus ditanggung, Paulus tidak pernah berubah sikap, karena ia tahu kepada siapa ia percaya.
Seperti Pauluskah komitmen kita selama ini? Belum menghadapi aniaya dan penderitaan seperti yang dialami Paulus kita sudah enggan mengikut Tuhan. Menyediakan sedikit waktu untuk bersaat teduh dan membaca Alkitab kita tidak disiplin dan malas melakukannya, sedangkan untuk menonton TV atau nongkrong dengan teman, kita betah berlama-lama; ketika tertegur oleh firman yang keras kita langsung tersinggung dan ngambek tidak mau ke gereja lagi; dihimbau untuk terlibat dalam pelayanan, kita sudah menyiapkan 1001 alasan sebagai jurus menghindar. Adalah omong kosong jika kita berkata Kristus yang utama jika tidak disertai tindakan nyata yang menunjukkan kita mengutamakanNya dalam segala hal. Kita masih enggan melepaskan dunia dengan segala kenyamanannya. Tuhan tidak ingin ada 'ilah' lain di hadapanNya, sebab hal itu adalah perzinahan rohani. FirmanNya menegaskan: "...persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4b-c).
Tidak mudah menjadi pengikut Kristus. Kita berpikir jika kita mengikut Dia perjalanan hidup kita akan enak dan bisa semau gue. Tidak! Ada tanggung jawab besar berada di pundak kita yaitu pikul salib dan memiliki kehidupan yang 'berbeda' dengan dunia, karena sebagai orang Kristen kita ini adalah 'Kristus-Kristus kecil' di bumi yang artinya kehidupan kita harus benar-benar mencerminkan Kristus. Adalah anugerah dan sukacita tersendiri bila kita dipercaya Tuhan menjadi saksi-saksiNya.
Inilah yang memacu Paulus tetap setia melayani Tuhan di segala keadaan; ia tahu penderitaan yang dialaminya tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan kelak! Baca Roma 8:1
Subscribe to:
Posts (Atom)