Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juni 2010 -
Baca: Mazmur 92:1-16
"Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi," Mazmur 92:2
Tentang mengucap syukur, secara umum orang Kristen dapat dibedakan menjadi 3 kelompok: 1. Orang Kristen yang bersungguh hati mengucap syukur kepada Tuhan. 2. Orang Kristen yang mengucap syukur, tapi tidak sungguh-sungguh. 3. Orang Kristen yang tidak tahu mengucap syukur. Pertanyaannya: Kita termasuk yang mana? Tentunya kita masih ingat kisah 10 orang kusta yang minta disembuhkan Yesus (baca Lukas 17:11-19). Ketika mereka disembuhkan hanya ada 1 orang saja yang kembali datang bersujud, tersungkur di kaki Yesus dan mengucap syukur atas besarnya kasih, kebaikan dan kemurahan Tuhan kepadanya. Sementara yang sembilan lainnya berlalu begitu saja, tidak mengingat atau mungkin dengan sengaja tidak mengucap syukur kepada Tuhan.
Ucapan syukur adalah jalan terbuka menuju kuasa Tuhan atau kekuatan untuk mengaktifkan iman. Jadi, iman selalu bekerja sama dengan ucapan syukur. Tertulis, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur." (Kolose 2:7). Alangkah indahnya hidup ini jikalau hati kita selalu berlimpah ucapan syukur. Ketika kita mengucap syukur kepada Tuhan, kita sedang disadarkan tentang siapa Tuhan itu bagi kita. Bila hati dan pikiran kita hanya fokus pada persoalan akan membawa kita kepada keputusasaan dan kekecewaan. Sebaliknya bila kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan, iman dan pengharapan kita kepada Tuhan semakin bertumbuh. Semakin banyak bersyukur, semakin subur pula iman kita, semakin besar pula pengharapan kita untuk mengalami dan menikmati berkat Tuhan.
Memang tidak mudah untuk mengucap syukur di segala keadaan. Tatkala segala sesuatu berjalan dengan baik, sehat, bisnis lancar, jabatan nyaman dan sebagainya, kita dapat mengucap syukur dengan limpahnya. Namun tatkala kita menghadapi situasi yang buruk, penderitaan, sakit penyakit, dapatkah kita tetap mengucap syukur?
Alkitab mengingatkan, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18).
Thursday, June 24, 2010
Wednesday, June 23, 2010
KETAKUTAN: Penghalang Berkat
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juni 2010 -
Baca: 2 Timotius 1:3-18
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." 2 Timotius 1:7
Ketakutan bukan berasal dari Tuhan karena Dia memberi kita roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Dia tidak ingin kita hidup dalam ketakutan, itulah sebabnya Dia memberikan Roh Kudus supaya kita mampu melawan tipu muslihat Iblis dan beroleh kemenangan, "...sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4b).
Tuhan memberikan kita kuasa mengalahkan ketakutan yang menyerang kita. Ketakutan menyebabkan kita melangkah ke arah yang salah yaitu lari dari masalah. Dari manakah ketakutan timbul? Ketakutan datang dari informasi-informasi negatif yang kita terima dari berbagai sumber: surat kabar, berita di media, gosip tetangga atau vonis dokter. Semua yang negatif itu diolah Iblis, lalu ditembakkan melalui telinga sampai menembus hati dan pikiran kita. Itulah Iblis! Ia sangat suka menganggu pikiran kita, sebab bila sudah berhasil masuk ke pikiran, dengan mudah ia mengendalikan hidup kita.
Ketakutan adalah musuh iman yang mematikan dan sejata Iblis yang paling ampuh untuk menghancurkan orang percaya. Dalam Yakobus 1:7 dikatakan, "...tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis maka ia akan lari dari padamu!" Kita harus melawan ketakutan yang coba menyerang dan merampas berkat yang sudah disediakan Tuhan bagi kita. Usir rasa takut itu dengan nama Tuhan Yesus Kristus! Memang, selama masih hidup dalam darah dan daging kita takkan luput dari pencobaan dan masalah. Karena itu kita harus belajar bediri teguh di atas firman Tuhan dan percaya penuh pada janjiNya. Iblis si pencuri itu datang "...hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a). Untuk membinasakan manusia, Iblis mempengaruhi pikiran dengan hal-hal negatif. Namun bukankah Iblis telah dikalahkan Tuhan melalui kematian dan kebangkitanNya? Jadi tidak seharusnya kita kalah.
"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan." Yesaya 41:10
Baca: 2 Timotius 1:3-18
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." 2 Timotius 1:7
Ketakutan bukan berasal dari Tuhan karena Dia memberi kita roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Dia tidak ingin kita hidup dalam ketakutan, itulah sebabnya Dia memberikan Roh Kudus supaya kita mampu melawan tipu muslihat Iblis dan beroleh kemenangan, "...sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4b).
Tuhan memberikan kita kuasa mengalahkan ketakutan yang menyerang kita. Ketakutan menyebabkan kita melangkah ke arah yang salah yaitu lari dari masalah. Dari manakah ketakutan timbul? Ketakutan datang dari informasi-informasi negatif yang kita terima dari berbagai sumber: surat kabar, berita di media, gosip tetangga atau vonis dokter. Semua yang negatif itu diolah Iblis, lalu ditembakkan melalui telinga sampai menembus hati dan pikiran kita. Itulah Iblis! Ia sangat suka menganggu pikiran kita, sebab bila sudah berhasil masuk ke pikiran, dengan mudah ia mengendalikan hidup kita.
Ketakutan adalah musuh iman yang mematikan dan sejata Iblis yang paling ampuh untuk menghancurkan orang percaya. Dalam Yakobus 1:7 dikatakan, "...tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis maka ia akan lari dari padamu!" Kita harus melawan ketakutan yang coba menyerang dan merampas berkat yang sudah disediakan Tuhan bagi kita. Usir rasa takut itu dengan nama Tuhan Yesus Kristus! Memang, selama masih hidup dalam darah dan daging kita takkan luput dari pencobaan dan masalah. Karena itu kita harus belajar bediri teguh di atas firman Tuhan dan percaya penuh pada janjiNya. Iblis si pencuri itu datang "...hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a). Untuk membinasakan manusia, Iblis mempengaruhi pikiran dengan hal-hal negatif. Namun bukankah Iblis telah dikalahkan Tuhan melalui kematian dan kebangkitanNya? Jadi tidak seharusnya kita kalah.
"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan." Yesaya 41:10
Subscribe to:
Posts (Atom)