Monday, June 21, 2010

ORANG KRISTEN: Manusia Baru

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2010 -

Baca: Efesus 4:17-24

"Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia."   Efesus 4:17b

Berapa lama saudara menjadi Kristen?  Ada yang menjawab, "Sudah bertahun-tahun, bahkan sejak lahir aku sudah Kristen."  Namun tidaklah cukup sekedar menjadi Kristen atau membanggakan diri hanya karena kita berlabel Kristen jika tidak disertai perubahan hidup yang benar-benar nyata.

     Yang dikehendaki Tuhan adalah orang Kristen yang telah meninggalkan kehidupan lamanya dan menjadi manusia baru.  Yang dimaksud adalah manusia yang telah mengalami pembaharuan dalam hidupnya melalui proses pertobatan, yaitu percaya kepada Tuhan Yesus Kristus:  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:  yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Sebagai manusia baru sudah seharusnya kita tidak lagi mengenakan tabiat manusia lama kita, tetapi mengenakan tabiat Kristus dan hidup menurut pimpinan Roh Kudus.  Namun banyak orang Kristen masih bertabiat manusia lama.  Buktinya adalah seperti gambaran Alkitab:  ada percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (baca Galatia 5:19-21).

     Untuk bertumbuh menjadi manusia baru, langkah yang harus kita lakukan adalah membuang cara hidup manusia lama itu menjadi serupa dengan Kristus dan hidup dipimpin oleh Roh Kudus.  Jelas bahwa dosa adalah faktor penghalang utama persekutuan kita dengan Tuhan.  Maka dari itu jangan pernah menyimpan dosa-dosa masa lalu yang terus menghantui dan menghambat pertumbuhan rohani; akuilah supaya darah Kristus bekerja menyucikan dosa-dosa kita, sebab "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9).  Sediakan banyak waktu untuk belajar firman dan bersekutu dengan Tuhan sehingga kita semakin mengenal pribadiNya lebih mendalam dan bisa meneladani hidupnya; ini juga berarti kita mau dipimpin oleh Roh Kudus dan tidak lagi menuruti keinginan sendiri. 

Jika kita tetap mengenakan 'manusia lama', sia-sialah kekristenan kita.

Sunday, June 20, 2010

MENDENGAR, MENDENGAR DAN MENDENGAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juni 2010 -

Baca: Ulangan 31:9-13

"Seluruh bangsa itu berkumpul,...supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan Tuhan, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini,"   Ulangan 31:12

Bukan tanpa tujuan bila Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut kepada manusia, yaitu supaya kita lebih banyak mendengar daripada berucap atau berkata-kata.  Meski demikian, kebanyakan orang lebih mudah menggunakan mulutnya untuk hal-hal yang sia-sia, menghakimi orang lain, mengumpat, menggosip, marah, mengeluh, tetapi sangat sulit membuka telinganya terhadap teguran, nasihat, terlebih lagi firman Tuhan.

     Itulah sebabnya Musa memerintahkan seluruh umat Israel, tanpa terkecuali, berkumpul supaya mereka mendengarkan hukum Tuhan dan belajar takut akan Dia.  Alkitab menyatakan,  "...perhatikanlah cara kamu mendengar.  Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."  (Lukas 8:18).  Mendengarkan firman Tuhan adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan orang percaya.  Lebih penting lagi adalah mendengarkan dengan baik apa yang kita dengar.  Jika tidak, firman yang kita dengar itu tidak akan berdampak apa pun dalam hidup kita.  Semakin banyak mendengar kita akan semakin mengerti;  semakin mengerti membuat kita semakin percaya dan percaya membuat kita bertindak.

     Ada contoh perempuan dengan pendarahan 12 tahun yang lalu menerima kesembuhan karena terlebih dahulu banyak mendengar berita tentang Yesus.  Kemampuannya mendengar perbuatan-perbuatan ajaib yang dikerjakan Yesus membuat imannya semakin bertumbuh, sehingga ia memiliki keberanian menerobos kerumunan orang dan menyentuh jumbai jubah Yesus, meskipun ia dipandang najis menurut hukum saat itu yang melarang dirinya menyentuh siapa saja;  "...di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubahNya.  Sebab katanya: 'Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh.'  Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya."  (Markus 5:27-29).

"Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  Roma 10:17