Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juni 2010 -
Baca: Filipi 4:10-19
"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Filipi 4:13
Tidak seharusnya kehidupan orang Kristen diwarnai keluh kesah dan sungut-sungut karena kita memiliki Allah yang luar biasa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dia tak pernah berhenti menopang, memberi kekuatan kepada anak-anakNya dan tak membiarkan kita tergeletak. Seberat apa pun pergumulan kita, kita tidak sendirian menaggungnya sebab "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,..." (Roma 8:28).
Mengapa banyak orang Kristen hidup dalam kekalahan setiap hari? Kita akan menjadi orang-orang Kristen yang menang apabila iman kita fokus pada arah yang benar. Iman akan membuahkan hasil bila kita membangunnya di atas dasar yang teguh; dan dasar iman itu adalah Tuhan! Bukan berarti segalanya berjalan mulus, namun yang pasti Tuhan dapat menggunakan pergumulan kita untuk menguatkan dan memberkati kita.
Tuhanlah yang terbaik dari yang paling baik, terbesar, terutama, lebih tinggi dari yang paling tinggi, dan lebih dalam dari yang terdalam; sungguh, Dia tiada bandingannya! Tidak hanya Mahakuasa dan Mahahadir, Dia juga Mahatahu. Dia tahu segala sesuatu perihal kita dan sangat peduli terhadap apa pun yang terjadi pada kita. Pemazmur berkata, "Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi." (Mazmur 139:2-3). Kita pun tidak dapat pergi dan menjauh dari pandangan mataNya. "Ke mana aku dapat pergi dan menjauh dari pandangan mataNya. "Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau." (Mazmur 139:7-8). Seringkali kita berpikir Tuhan jahat dan tidak adil ketika hal-hal buruk terjadi dalam kehidupan kita. Namun Ia sangat adil dan obyektif dalam segala keputusanNya; Dia juga melakukan hanya yang benar. Tidak selayaknya kita menuduhNya berlaku tidak adil atau pilih kasih dalam perbuatanNya.
Tuhan sangat terpercaya sebagai dasar iman, bukan yang lain! Itu lebih dari cukup.
Saturday, June 19, 2010
Friday, June 18, 2010
JANGAN MENOLEH KE BELAKANG
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Juni 2010 -
Baca: Kejadian 19:1-29
"Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang,..." Kejadian 19:17
Saat Sodom dan Gomora hendak dibumihanguskan karena memuncaknya kebejatan moral penduduknya, teringatlah Tuhan pada doa Abraham: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?" (Kejadian 18:23). Hati Tuhan luluh sehingga Ia mengutus malaikat menyelamatkan Lot dan keluarganya: "Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: 'Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.' " (Kejadian 19:15). Malaikat itu juga berpesan, "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang..."
Dari ayat nas ini kita dapat mengambil makna rohani, yaitu janganlah menengok kembali kegagalan-kegagalan kita di masa lalu, tetapi pandanglah ke masa depan cerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Ketika bangsa Israel telah dilepaskan dari perbudakan di Mesir, raja Firaun mengejar kembali bangsa Israel. Ketika orang Israel menengok ke belakang terlihatlah bahwa tentara Firaun mengejarnya; mereka menjadi sangat takut. Waktu itu mereka dihadapkan pada pilihan hidup yang berat: taat kepada Tuhan dan meneruskan perjalanan menuju Tanah Perjanjian, atau memilih kembali ke Mesir dan menjadi tawanan di sana. Puji Tuhan! Bangsa Israel memilih taat kepada perintah Tuhan dan menyeberangi laut Teberau. Dan ketika mereka taat, Tuhan menyatakan mujizatNya yang ajaib! "...Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu." (Keluaran 14:21).
Jika keadaan berat sedang menghimpit, arahkan pandangan kepada Yesus, jangan menoleh ke belakang dan terpengaruh bisikan Iblis. Jangan sampai kegagalan masa lalu atau belenggu-belenggu masa silam melemahkan iman kita. Alkitab menasihati. "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,..." (Ibrani 12:2a). Jika Tuhan di pihak kita, siapa yang dapat melawan kita?
"Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,..." Roma 8:37
Baca: Kejadian 19:1-29
"Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang,..." Kejadian 19:17
Saat Sodom dan Gomora hendak dibumihanguskan karena memuncaknya kebejatan moral penduduknya, teringatlah Tuhan pada doa Abraham: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?" (Kejadian 18:23). Hati Tuhan luluh sehingga Ia mengutus malaikat menyelamatkan Lot dan keluarganya: "Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: 'Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.' " (Kejadian 19:15). Malaikat itu juga berpesan, "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang..."
Dari ayat nas ini kita dapat mengambil makna rohani, yaitu janganlah menengok kembali kegagalan-kegagalan kita di masa lalu, tetapi pandanglah ke masa depan cerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Ketika bangsa Israel telah dilepaskan dari perbudakan di Mesir, raja Firaun mengejar kembali bangsa Israel. Ketika orang Israel menengok ke belakang terlihatlah bahwa tentara Firaun mengejarnya; mereka menjadi sangat takut. Waktu itu mereka dihadapkan pada pilihan hidup yang berat: taat kepada Tuhan dan meneruskan perjalanan menuju Tanah Perjanjian, atau memilih kembali ke Mesir dan menjadi tawanan di sana. Puji Tuhan! Bangsa Israel memilih taat kepada perintah Tuhan dan menyeberangi laut Teberau. Dan ketika mereka taat, Tuhan menyatakan mujizatNya yang ajaib! "...Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu." (Keluaran 14:21).
Jika keadaan berat sedang menghimpit, arahkan pandangan kepada Yesus, jangan menoleh ke belakang dan terpengaruh bisikan Iblis. Jangan sampai kegagalan masa lalu atau belenggu-belenggu masa silam melemahkan iman kita. Alkitab menasihati. "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,..." (Ibrani 12:2a). Jika Tuhan di pihak kita, siapa yang dapat melawan kita?
"Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,..." Roma 8:37
Subscribe to:
Posts (Atom)