Sunday, June 13, 2010

SALIB KRISTUS: Mengubah Pahit Menjadi Manis

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Juni 2010 -

Baca: Keluaran 15:22-27

"Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu;  Musa melemparkan kayu itu ke dalam air;  lalu air itu menjadi manis."   Keluaran 15:25a

Respons kebanyakan orang ketika menghadapi masalah adalah bersungut-sungut dan menggerutu.  Bangsa Israel pun berbuat demikian.  Hari demi hari yang keluar dari mulut mereka sungut-sungut belaka.  Itulah sebabnya Tuhan mengijinkan bangsa Israel mengalami proses yang begitu lama di padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian, harus berputar-putar selama 40 tahun.  Bangsa Israel harus mengalami didikan Tuhan begitu lama karena sikap hati mereka yang tidak benar.  Mereka tidak pernah puas dengan apa yang diterima dan dialaminya.  Sukar untuk mengucap syukur, dan mengingat-ingat kebaikan Tuhan tidak pernah mereka lakukan walaupun selama itu mereka mengalami pertolongan Tuhan dan melihat pekerjaan-pekerjaan besarNya dinyatakan di tengah-tengah mereka.

     Suatu ketika bangsa Israel berjalan di padang gurun Syur dan selama tiga hari di situ mereka tidak mendapatkan air untuk diminum.  Kemudian  "Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.  (Ayat 23).  Sesungguhnya, melalui peritiwa ini Tuhan hendak mengajar mereka agar tidak mengandalkan kekuatan sendiri, sebaliknya mau belajar bergantung sepenuhnya pada Tuhan.  Lalu Musa berdoa,  "...dan Tuhan menunjukkan kepadadanya sepotong kayu;  Musa melemparkan kayu itu ke dalam air;  lalu air itu menjadi manis."  Barulah dapat mereka minum setelah Tuhan sendiri bertindak.  Kayu berbicara tentang salib Kristus.  Kayu itu membawa kesembuhan, kehidupan dan keselamatan jiwa. 

     Seburuk apa pun keadaan kita:  kepahitan, kesulitan, masalah, kegagalan, akan berubah menjadi manis dan indah apabila kita bertemu salib Kristus.  Melalui salib itulah Kristus memikul penderitaan kita dan melenyapkan segala kutuk.  "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita,..."  (Galatia 3:13).  Berhentilah mengeluh dan bersungut-sungut!  Bila kita sungguh-sungguh mendengarkan suaraNya dan melakukan yang benar di mata Tuhan niscaya hidup kita dipulihkan.

Akhirnya di Elim, bangsa Israel menemuan 12 mata air dan 70 pohon korma!

Saturday, June 12, 2010

GEMBALA YANG BAIK: Mengasihi dan memperhatikan Domba

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Juni 2010 -

Baca: Yohanes 10:11-18

"Akulah (Tuhan - red.) gembala yang baik.  Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;”  Yohanes 10:11

Pengorbanan Kristus di atas kayu salib bukti nyata Ia sangat mengasihi kita, sehingga diberikannya hidupNya bagi kita demi perlindungan dan keselamatan kita.  Hal ini semakin menegaskan bahwa Ia adalah Gembala yang baik.  "Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;"

     Sebagai domba-dombaNya tidak ada perkara yang harus kita takutkan dan kuatirkan di dalam hidup ini karena segala yang kita perlukan telah dipersiapkan dan disediakan oleh Gembala kita.  Ia pun mengajar kita berdoa demikian:  "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya"  (Matius 6:11).  Dewasa ini dunia diliputi krisis di segala bidang; kesulitan demi kesulitan dialami banyak orang, tantangan dan ujian menghalangi perjalanan kita, namun kita harus yakin bahwa Tuhan ada di pihak kita karena kita adalah milikNya, domba-dombaNya.  Tuhan berkata,  "...Aku mengenal domba-dombaKu..."  (Yohanes 10:14).  Dia tahu benar masalah dan pergumulan kita, keberadaan kita di bawah pengawasanNya selalu.  Jadi, Ia tahu ke mana Ia memimpin dan membimbing kita,  Ia tahu padang rumput yang hijau, Ia tahu tempat di mana kita dapat beristirahat dan kapan kita merasa letih dan haus.

     Kemudian pemazmur berkata,  "Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;  Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;  Pialaku penuh melimpah."  (Mazmur 23:5).  Janganlah takut akan lawan-lawan yang ada, karena Tuhan telah mempersiapkan dan menyediakan setiap kebutuhan kita di hadapan para lawan kita.  Bahkan, tidak hanya menyediakan apa yang kita perlukan, Ia juga akan mengurapi kepala kita dengan minyak suci dari sorga, yaitu Roh Kudus yang penuh kuasa, untuk menyertai dan menopang kita.  Tidak ada yang lebih indah selain diurapi oleh Tuhan.  Pialaku penuh melimpah.  Ini berbicara tentang sukacita yang tak terkatakan, sukacita Tuhan yang menadi kekuatan bagi kita setiap hari; sukacita sejati yang tak terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang ada.

Sungguh berkat luar biasa memiliki Tuhan Yesus sebagai Gembala kita!