Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juni 2010 -
Baca: 1 Korintus 4:6-21
"Sampai pada saat ini kami (Paulus dan Apolos) lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup menggembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat.” 1 Korintus 4:11, 12a
Banyak terjadi bahwa semakin berhasil dan tenar seseorang dalam pelayanannya di masyarakat maupun dalam bidang kerohanian, semakin jauh dari tujuan semula. Awalnya setiap orang melayani orang untuk pertumbuhan rohani, nama Kristus saja yang ditonjolkan dan disanjung. Tapi seiring berjalannya waktu, di mana pelayanannya semakin maju dan sukses, pribadi si pelayanlah yang mulai dicari dan disanjung orang.
Adalah fakta bahwa kesuksesan dapat mencuri kemuliaan nama Tuhan, apalagi jika pelayanan dilakukan di kota-kota besar, makin kaburlah batas keagungan Tuhan yang hendak diberitakan dengan ketenaran si pembawa berita itu sendiri. Sementara di daerah terpencil, pelosok atau pedalaman, pelayanan yang dilakukan para hamba Tuhan sangat jauh dari perhatian dunia. Masih banyak yang mengalami seperti Paulus: lapar, haus, telanjang, dipukul, dianiaya dan hidup mengembara. Mereka pun bekerja begitu berat tak ubahnhya seperti Paulus, "...kami melakukan pekerjaan tangan yang berat." Sekalipun mereka jauh dari kelimpahan harta benda, mereka tetap sungguh-sungguh setia melayani jiwa-jiwa yang haus akan firman Tuhan. Jiwa-jiwa yang dilayani umumnya orang-orang kurang mampu, namun hamba Tuhan yang tinggal di desa-desa atau pedalaman mempunyai kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bila mereka melihat banyak jiwa menyerahkan diri kepada Kristus.
Mereka ini adalah hamba-hamba Tuhan yang bekerja bagi Kerajaan Allah tanpa pamrih. Mereka tak dipandang dan diabaikan oleh dunia; tak ada manusia melihat dan menghargai perjuangan mereka dalam pelayanan. Namun ada sepasang mata memperhatikan pengabdian tulus ini: "Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik." (Amsal 15:3). Mata Tuhan melihat dengan jelas hamba-hambaNya yang bekerja mengabarkan Injil dengan tekun dan tetap menjaga sikap hati dengan benar. Sebaliknya mata Tuhan juga menembus setiap hati hati hamba-hambaNya yang melayani demi kepentingan dirinya sendiri atau untuk mencari nama.
Sebagai hambaNya, mari kita berkata, "...bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan,..." 2 Korintus 4:5
Thursday, June 10, 2010
Wednesday, June 9, 2010
JANGAN LUPAKAN KEBAIKAN TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2010 -
Baca: Mazmur 103:1-22
"Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya!” Mazmur 103:2
Kita seringkali terpaku pada keadaan dan penderitaan yang kita alami: sakit penyakit atau persoalan rumah tangga yang pelik. Kita begitu cemas, kuatir dan takut, rasanya hari-hari yang ada begitu gelap. Wajah kita terus murung tiada tawa. Jangankan memuji-muji Tuhan, tersenyum pun berat rasanya. Masalah yang ada laksana gunung yang besar menindih kita, kita jadi lupa segala kebaikan Tuhan dan juga perbuatan-perbuatanNya yang ajaib.
Raja Daud mengajak kita untuk mengingat-ingat apa yang sudah Tuhan perbuat: "Dia (Tuhan) yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali." (ayat 3-5). Tuhan selalu mengampuni? Berapa kali kita melanggar firmanNya dan Tuhan selalu mengampuni? Berapa kali kita dalam kondisi lemah tak berdaya karena sakit dan Tuhan menyembuhkan? Bukankah kita ini orang-orang yang semestinya dimurkai dan binasa, tetapi karena kasihNya Ia rela mati di atas kayu salib menyelamatkan kita? Kenangkan betapa besar kasih setia dan rahmatNya atas kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita walaupun kita sering meninggalkanNya. Berapa kali kita diluputkan dari segala marabahaya? Daud mengakui, "Dalam kesesakan aku telah berseru kepada Tuhan, Tuhan telah menjawab aku dengan memberi kelegaan." (Mazmur 118:5).
Siapakah seperti Tuhan, setiap saat tak jemu-jemu memberi pertolongan? Saat menghadapi jalan buntu, pertolongan manusia tak mungkin diperoleh, Tuhan telah mengulurkan tanganNya dan dengan caraNya yang ajaib menolong kita. Ingat kasih kita yang mula-mula waktu bertemu Yesus dan kita diselamatkan. Mungkin kasih itu telah padam oleh segala kesibukan dan masalah sehari-hari, namun kembalilah dan ingatlah kebaikanNya selama ini, yang dengan perbuatan baik kita tak cukup membalasNya.
Sungguh, aku berkata kepada Tuhan: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Mazmur 16:2
Baca: Mazmur 103:1-22
"Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya!” Mazmur 103:2
Kita seringkali terpaku pada keadaan dan penderitaan yang kita alami: sakit penyakit atau persoalan rumah tangga yang pelik. Kita begitu cemas, kuatir dan takut, rasanya hari-hari yang ada begitu gelap. Wajah kita terus murung tiada tawa. Jangankan memuji-muji Tuhan, tersenyum pun berat rasanya. Masalah yang ada laksana gunung yang besar menindih kita, kita jadi lupa segala kebaikan Tuhan dan juga perbuatan-perbuatanNya yang ajaib.
Raja Daud mengajak kita untuk mengingat-ingat apa yang sudah Tuhan perbuat: "Dia (Tuhan) yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali." (ayat 3-5). Tuhan selalu mengampuni? Berapa kali kita melanggar firmanNya dan Tuhan selalu mengampuni? Berapa kali kita dalam kondisi lemah tak berdaya karena sakit dan Tuhan menyembuhkan? Bukankah kita ini orang-orang yang semestinya dimurkai dan binasa, tetapi karena kasihNya Ia rela mati di atas kayu salib menyelamatkan kita? Kenangkan betapa besar kasih setia dan rahmatNya atas kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita walaupun kita sering meninggalkanNya. Berapa kali kita diluputkan dari segala marabahaya? Daud mengakui, "Dalam kesesakan aku telah berseru kepada Tuhan, Tuhan telah menjawab aku dengan memberi kelegaan." (Mazmur 118:5).
Siapakah seperti Tuhan, setiap saat tak jemu-jemu memberi pertolongan? Saat menghadapi jalan buntu, pertolongan manusia tak mungkin diperoleh, Tuhan telah mengulurkan tanganNya dan dengan caraNya yang ajaib menolong kita. Ingat kasih kita yang mula-mula waktu bertemu Yesus dan kita diselamatkan. Mungkin kasih itu telah padam oleh segala kesibukan dan masalah sehari-hari, namun kembalilah dan ingatlah kebaikanNya selama ini, yang dengan perbuatan baik kita tak cukup membalasNya.
Sungguh, aku berkata kepada Tuhan: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Mazmur 16:2
Subscribe to:
Posts (Atom)