Wednesday, June 9, 2010

JANGAN LUPAKAN KEBAIKAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2010 -

Baca: Mazmur 103:1-22

"Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya!”  Mazmur 103:2

Kita seringkali terpaku pada keadaan dan penderitaan yang kita alami:  sakit penyakit atau persoalan rumah tangga yang pelik.  Kita begitu cemas, kuatir dan takut, rasanya hari-hari yang ada begitu gelap.  Wajah kita terus murung tiada tawa.  Jangankan memuji-muji Tuhan, tersenyum pun berat rasanya.  Masalah yang ada laksana gunung yang besar menindih kita, kita jadi lupa segala kebaikan Tuhan dan juga perbuatan-perbuatanNya yang ajaib.

     Raja Daud mengajak kita untuk mengingat-ingat apa yang sudah Tuhan perbuat:  "Dia (Tuhan) yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali."  (ayat 3-5).  Tuhan selalu mengampuni?  Berapa kali kita melanggar firmanNya dan Tuhan selalu mengampuni?  Berapa kali kita dalam kondisi lemah tak berdaya karena sakit dan Tuhan menyembuhkan?  Bukankah kita ini orang-orang yang semestinya dimurkai dan binasa, tetapi karena kasihNya Ia rela mati di atas kayu salib menyelamatkan kita?  Kenangkan betapa besar kasih setia dan rahmatNya atas kita.  Tuhan tidak pernah meninggalkan kita walaupun kita sering meninggalkanNya.  Berapa kali kita diluputkan dari segala marabahaya?  Daud mengakui,  "Dalam kesesakan aku telah berseru kepada Tuhan, Tuhan telah menjawab aku dengan memberi kelegaan."  (Mazmur 118:5).

     Siapakah seperti Tuhan, setiap saat tak jemu-jemu memberi pertolongan?  Saat menghadapi jalan buntu, pertolongan manusia tak mungkin diperoleh, Tuhan telah mengulurkan tanganNya dan dengan caraNya yang ajaib menolong kita.  Ingat kasih kita yang mula-mula waktu bertemu Yesus dan kita diselamatkan.  Mungkin kasih itu telah padam oleh segala kesibukan dan masalah sehari-hari, namun kembalilah dan ingatlah kebaikanNya selama ini, yang dengan perbuatan baik kita tak cukup membalasNya.

Sungguh, aku berkata kepada Tuhan:  "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!"  Mazmur 16:2

Tuesday, June 8, 2010

TETAP DI JALUR YANG BENAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juni 2010 -

Baca: Matius 7:12-14

"karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”   Matius 7:14

Ayat nas ini berbicara tentang jalan menuju kehidupan kekal (Kerajaan Sorga).  Jalan itu sangat sesak dan sempit, karena itu hanya sedikit orang yang mau menempuh dan melewati jalan itu.

     Siapa pun yang hendak menempuh jalan yang benar harus tahan terhadap segala tekanan  Ketika seseorang memutuskan untuk hidup dalam kebenaran (bicara benar, bertindak benar, berhenti berbuat dosa, hidup jujur, berhenti dari hidup yang mementingkan diri sendiri, memutuskan untuk hidup radikal yang bersungguh-sungguh bagi Tuhan) justru ia semakin diperhadapkan dengan banyak tantangan:  dicibir teman sendiri dan orang lain, serta dianggap aneh dan sok suci.  Itulah pekerjaan Iblis yang terus berusaha mempersulit kehidupan orang-orang yang memutuskan hidup di jalur yang benar.  Iblis bertujuan menekan orang-orang benar supaya mengalami patah semangat dan akhirnya menyerah, lalu berhenti hidup benar.
    
     Sebaliknya,  "...lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya."  (Matius 7:13).  Adalah sangat mudah jatuh ke dalam dosa dan binasa, karena jalan menuju ke sana begitu lebar dan luas.  Bahkan orang dijamin tidak akan pernah kesepian melewati jalan itu karena di sana ada banyak teman.  Hari-hari ini dunia penuh dengan kompromi.  Orang lebih suka hidup menurut keinginan sendiri, santai, acuh tak acuh dan tidak mau bayar harga untuk perkara-perkara rohani.  Saat ini kita diingatkan agar mau berjuang melawan tipu muslihat Iblis:  paket yang dikemas begitu menarik dan indah namun berujung kebinasaan kekal.  Untuk bisa menang dalam 'peperangan' ini kita harus terus melekat kepada Tuhan.

     Alkitab tidak pernah menjanjikan perjalanan hidup yang bebas dari pencobaan.  Tetapi Dia berjanji kita tidak akan menghadapi pencobaan itu sendiri, karena ada Roh Kudus yang menyertai dan menolong kita.  Jadi jangan lakukan apa yang dunia lakukan!  Jangan lagi terlibat gosip-gosip dan pergaulan salah hanya karena merasa kesepian.

Tetaplah di jalur yang benar, meski sesak dan sukar, menuju kepada keselamatan kekal!