- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2010 -
Baca: Maleakhi 3:6-12
"Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman Tuhan semesta alam.” Maleakhi 3:11
Dalam kehidupan rohani ada hukum timbal balik. Ketika kita menabur dalam ketaatan kepada firman Tuhan, Tuhan memberkati kita sebagai balasannya: "...carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33);
Ketika kita menjadikan Tuhan prioritas utama dalam hidup, tidak ada hal yang perlu kita kuatirkan, semuanya akan ditambahkan bagi kita. Pintu-pintu berkat akan dibukakan untuk kita! Saat kita taat persepuluhan Tuhan berkata, "Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu..." Apa artinya menghardik belalang pelahap? Banyak hal yang bisa menyebabkan krisis dalam kehidupan kita secara mendadak dan tak terduga, contoh: krisis ekonomi atau krisis kesehatan, tapi bila kita setia dalam hal persepuluhan, Tuhan akan menjaga dan menjauhkan kita dari 'serangga dan hama' tersebut.
Seringkali kita kuatir akan hidup kita. Perhatikan! Kekuatiran adalah kebalikan dari iman. Hati kita tidak bisa dipenuhi dengan iman dan kekuatiran pada waktu bersamaan. Tuhan tau apa kebutuhan kita dan selalu menyediakan yang kita perlukan karena Dia rindu memberkati kita dengan pemberian-pemberian yang baik. Dikatakan: "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tau memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya." (Matius 7:9-11).
Tuhan telah memberi kita banyak pemberian, dan pemberianNya yang terbesar adalah ketika Dia rela mati di atas kayu salib menebus dosa-dosa kita.
Banyak orang Kristen tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan, serta tidak taat persepuluhan, sehingga terlibat hutang untuk mendapatkan apa yang sesungguhnya sudah Tuhan sediakan. Siapa yang salah?
Saturday, June 5, 2010
Friday, June 4, 2010
MERENCANAKAN MASA DEPAN
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2010 -
Baca: Kejadian 41:46-57
"maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.” Kejadian 41:48
Setiap orang pasti memiliki ribuan angan atau rencana untuk masa depannya: pekerjaan mapan, keluarga bahagia, punya kendaraan dan rumah tinggal yang layak dan sebagainya. Tidak peduli apakah akan terwujud atau tidak, yang penting harus berusaha telebih dahulu dan merencanakan segala sesuatunya sebaik mungkin.
Apabila kita tidak mempunyai rencana, bagaimana kita akan tau kapan kita berhasil? Tanpa ada sasaran atau target di kepala kita, bagaimana mungkin kita tahu bahwa kita sedang melangkah ke arah yang tepat atau benar? Selagi kita dianugerahi kesehatan yang baik dari Tuhan berarti kita juga memiliki kesempatan untuk berusaha dan bekerja. Jangan pernah bermalas-malasan atau menyia-nyiakan waktu yang ada untuk hal-hal yang tidak berguna. Dikatakan: "Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." (Amsal 20:4). Maka kita harus hidup dengan persiapan dan perencanaan yang baik, agar kita tidak terpuruk dan siap terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Yusuf adalah contoh orang yang memiliki perencanaan yang baik dalam hidupnya. Ketika ia dipercaya menjadi penguasa Mesir seperti dikatakan Firaun kepadanya, "Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.... Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 41:40-41), Yusuf mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan dengan hikmat yang luar biasa, karena Roh Tuhan menyertainya. Ia memerintahkan rakyat Mesir mempersiapkan diri menyongsong kelaparan yang akan terjadi. Selama tahun-tahun kelimpahan ia mengumpulkan semua kelebihan dan menyimpannya untuk persediaan kelak. "Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung." (Kejadian 41:49).
Ketika kelaparan hebat terjadi 7 tahun, di Mesir ada persediaan makanan melimpah.
Baca: Kejadian 41:46-57
"maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.” Kejadian 41:48
Setiap orang pasti memiliki ribuan angan atau rencana untuk masa depannya: pekerjaan mapan, keluarga bahagia, punya kendaraan dan rumah tinggal yang layak dan sebagainya. Tidak peduli apakah akan terwujud atau tidak, yang penting harus berusaha telebih dahulu dan merencanakan segala sesuatunya sebaik mungkin.
Apabila kita tidak mempunyai rencana, bagaimana kita akan tau kapan kita berhasil? Tanpa ada sasaran atau target di kepala kita, bagaimana mungkin kita tahu bahwa kita sedang melangkah ke arah yang tepat atau benar? Selagi kita dianugerahi kesehatan yang baik dari Tuhan berarti kita juga memiliki kesempatan untuk berusaha dan bekerja. Jangan pernah bermalas-malasan atau menyia-nyiakan waktu yang ada untuk hal-hal yang tidak berguna. Dikatakan: "Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." (Amsal 20:4). Maka kita harus hidup dengan persiapan dan perencanaan yang baik, agar kita tidak terpuruk dan siap terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Yusuf adalah contoh orang yang memiliki perencanaan yang baik dalam hidupnya. Ketika ia dipercaya menjadi penguasa Mesir seperti dikatakan Firaun kepadanya, "Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.... Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 41:40-41), Yusuf mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan dengan hikmat yang luar biasa, karena Roh Tuhan menyertainya. Ia memerintahkan rakyat Mesir mempersiapkan diri menyongsong kelaparan yang akan terjadi. Selama tahun-tahun kelimpahan ia mengumpulkan semua kelebihan dan menyimpannya untuk persediaan kelak. "Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung." (Kejadian 41:49).
Ketika kelaparan hebat terjadi 7 tahun, di Mesir ada persediaan makanan melimpah.
Subscribe to:
Posts (Atom)