- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Mei 2010 -
Baca: Matius 16:13-20
“Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.” Matius 16:18
Kita patut bersyukur karena saat ini banyak gedung gereja dibangun, mulai dari gereja yang besar dan megah sampai gereja sederhana yang ada di kampung-kampung atau pelosok. Namun sebelum kita membangun sebuah gedung gereja dalah penting bagi kita menyimak pertanyaan Tuhan: “Langit adalah takhtaKu dan bumi adalah tumpuan kakiKu; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentianKu?” (Yesaya 66:1).
Gedung gereja secara fisik adalah tempat berkumpulnya jemaat Tuhan untuk berbakti dan beribadah kepada Tuhan. Kumpulan jemaat inilah yang dimaksud Tuhan sebagai ‘gerejaNya’. Tuhan tidak mengingini rumah yang fana, yang hanya bertahan dalam kurun waktu tertentu, tetapi Dia ingin membangun rumah abadi, yang dibangun di atas fondasi yang kuat dan teguh, yang disediakan oleh Kristus sendiri sebagaimana dikatakanNya kepada Petrus: “...Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Tuhan berkata Ia mendirikan ‘jemaatNya’ di atas batu karang. Adapun batu karang yang dimaksud adalah gambaran diriNya sendiri, yang disalibkan, mati lalu bangkit, kemudian naik ke sorga kembali kepada Allah Bapa. Jadi setiap ‘gereja’ harus didirikan di atas pengorbanan Kristus di kayu salib dengan cucuran darah. Tanpa dasar yang kuat ini ‘gereja’ sia-sia dan tak berarti sama sekali. ‘Gereja’ alias jemaat harus benar-benar menghargai curahan darah Kristus yang telah menebusnya. “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus 1:18-19). Gedung gereja secara prinsip harus didirikan di atas ‘Batu Karang Kristus’. Bila didirikan di atas motivasi lain (agar “wah” atau mencari nama) maka tak beda dengan gedung-gedung biasa.
Tanpa Roh Tuhan, ‘gereja’ tidak akan menghasilkan kuasa, jemaat pun tak mengalami apa-apa!
Monday, May 17, 2010
Sunday, May 16, 2010
JANGAN TAKUT SAAT DALAM MASALAH
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Mei 2010 -
Baca: 2 Tawarikh 20:14-22
“Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut.” 2 Tawarikh 20:17a-c
Setting bacaan hari ini adalah bangsa Yehuda yang berada dalam situasi sangat sulit karena dikepung musuh-musuhnya (bani Moab dan Amon). Adalah manusiawi bila raja Yosafat mengalami ketakutan. Bukankah kita juga demikian? Takut dan panik saat terhimpit masalah berat. Dalam keadaan kritis ini Yosafat “...mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.” (ayat 3).
Langkah yang tepat telah diambil oleh raja Yosafat dan rakyatnya, yaitu datang dan mencari pertolongan kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan memberikan pertolongan, bahkan firmanNya menegaskan: “Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.” (ayat 15b). Bangsa Yehuda tidak harus mengangkat senjata dan bermandi peluh di medan pertempuran; mereka hanya menaikkan pujian bagi Tuhan dan bersorak-sorai. Hasilnya: musuh dikalahkan dengan cara Tuhan yang ajaib ini!
Pujian membawa perubahan! Saat dalam masalah, kunci rapat-rapat mulutmu dari segala keluh kesah dan persungutan, sebaliknya buka mulutmu untuk pujian pengagungan bagi Tuhan. Banyak orang Kristen kalah dalam ‘peperangan’ karena mereka sendiri yang berperang. Mereka berusaha menyelesaikan setiap masalah dengan kekuatannya sendiri, tidak lagi bersandar dan mengandalkan Tuhan. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya mejauh dari pada Tuhan!” (Yeremia 17:5), sebaliknya: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan.” (Yeremia 17:7).
Ketahuilah, salah satu kesukaan Tuhan adalah mendemonstrasikan kemenanganNya dalam hidup kita. Jika kita menghadapi situasi sulit dan mustahil tetaplah tenang menantikanNya. Ketika kita bersabar menunggu kita sedang melatih iman kita. Pada saat yang tepat Dia akan bertindak dengan cara-caraNya yang ajaib.
Kemenangan disediakan Tuhan dalam setiap segi kehidupan kita, asal kita percaya penuh kepadaNya.
Baca: 2 Tawarikh 20:14-22
“Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut.” 2 Tawarikh 20:17a-c
Setting bacaan hari ini adalah bangsa Yehuda yang berada dalam situasi sangat sulit karena dikepung musuh-musuhnya (bani Moab dan Amon). Adalah manusiawi bila raja Yosafat mengalami ketakutan. Bukankah kita juga demikian? Takut dan panik saat terhimpit masalah berat. Dalam keadaan kritis ini Yosafat “...mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.” (ayat 3).
Langkah yang tepat telah diambil oleh raja Yosafat dan rakyatnya, yaitu datang dan mencari pertolongan kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan memberikan pertolongan, bahkan firmanNya menegaskan: “Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.” (ayat 15b). Bangsa Yehuda tidak harus mengangkat senjata dan bermandi peluh di medan pertempuran; mereka hanya menaikkan pujian bagi Tuhan dan bersorak-sorai. Hasilnya: musuh dikalahkan dengan cara Tuhan yang ajaib ini!
Pujian membawa perubahan! Saat dalam masalah, kunci rapat-rapat mulutmu dari segala keluh kesah dan persungutan, sebaliknya buka mulutmu untuk pujian pengagungan bagi Tuhan. Banyak orang Kristen kalah dalam ‘peperangan’ karena mereka sendiri yang berperang. Mereka berusaha menyelesaikan setiap masalah dengan kekuatannya sendiri, tidak lagi bersandar dan mengandalkan Tuhan. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya mejauh dari pada Tuhan!” (Yeremia 17:5), sebaliknya: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan.” (Yeremia 17:7).
Ketahuilah, salah satu kesukaan Tuhan adalah mendemonstrasikan kemenanganNya dalam hidup kita. Jika kita menghadapi situasi sulit dan mustahil tetaplah tenang menantikanNya. Ketika kita bersabar menunggu kita sedang melatih iman kita. Pada saat yang tepat Dia akan bertindak dengan cara-caraNya yang ajaib.
Kemenangan disediakan Tuhan dalam setiap segi kehidupan kita, asal kita percaya penuh kepadaNya.
Subscribe to:
Posts (Atom)