- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Mei 2010 -
Baca: Roma 8:1-17
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Roma 8:1
Mengapa seseorang harus dihukum? Tentunya karena melakukan pelanggaran terhadap hukum seperti korupsi, membunuh, mencuri atau merampok. Siapa pun pasti tidak ada yang mau menjadi pesakitan atau orang hukuman. Menjadi orang hukuman itu benar-benar menderita! Tinggal di hotel prodeo yang pengap, berdesakan, tiadak ada kebebasan, menanggung malu, dan terkadang harus mengalami kekerasan fisik (aniaya).
Penderitaan lahir batin harus dialami oleh orang hukuman. Begitu juga setiap pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan adalah dosa, dan “...upah dosa ialah maut;” (Roma 6:23a). “...sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12). Jadi seesungguhnya kita adalah orang-orang hukuman yang harus menerima murka Allah. Namun ada kabar baik bagi kita! “...sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang seharusnya kita tanggung telah ditanggung oleh Yesus Kristus. “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib,...” (1Petrus 2:24) dan “...darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” (1 Yohanes 1:7).
Saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat, kasih karunia dan pengampunan Allah dicurahkan atas kita. Jadi jika kita menaruh iman pada darah Yesus seluruh dosa kita dibersihkan dengan sempurna. Kini belenggu dosa telah dipatahkan! Tidak ada penghukuman di dalam Yesus! Kita terbebas dari segala ketakutan. “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah.” (Roma 8:15a). Sebaliknya, penghukuman tetap berlaku bagi orang-orang yang tidak percaya dan menolak pengampunan yang diberikan Allah di dalam AnakNya, Yesus Kristus. Menyedihkan masih banyak orang yang tidak mau menerima keselamatan cuma-cuma melalui Kristus.
Tidak ingin dihukum? Percayalah kepada Yesus, karena tidak ada keselamatan selain di dalam Dia! (baca Kisah 4:12).
Saturday, May 15, 2010
Friday, May 14, 2010
MEMILIKI HATI NURANI YANG MURNI
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Mei 2010 -
Baca: 2 Korintus 1:12-24
“Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.” 2 Korintus 1:12
Ada kalimat mengatakan: “Tiada badai dan gelombang yang dahsyat, tiada nahkoda yang handal.” Masalah, penderitaan dan krisis yang terjadi akan menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas. Contohnya Rasul Paulus, hamba Tuhan yang telah malang melintang dalam pelayanan pemberitaan Injil. Karena Injil Kristus Paulus harus menanggung penderitaan. “Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati.” (ayat 8b-9a). Betapa pun hebatnya karakter dan pelayanan Paulus, ia tetaplah manusia biasa seperti kita, yang pada fase tertentu, bisa saja mengalami kelemahan. Namun hal ini tidak sampai membuat Paulus patah arang dan melarikan diri dari pelayanan yang dipercayakan Tuhan.
Apa rahasia kemenangan Paulus sehingga ia tidak sampai tergeletak? Paulus, bukan hanya berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada, melainkan juga masih bisa menolong dan memberi kekuatan kepada orang-orang yang dilayaninya. Luar biasa! Salah satu kuncinya adalah memiliki hati nurani yang murni! Hati nurani atau suara hati adalah kemampuan batin untuk mengetahui dengan roh kita, memberi persetujuan ketika kita berbuat benar, tetapi menuduh ketika kita berbuat salah. Paulus berkata, “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.” (Kisah 24:16).
Seseorang yang memiliki suara hati atau hati nurani yang baik dan murni dipastikan akan memiliki integritas, tidak munafik (bermuka dua) dan dapat dipercaya. Itulah sebabnya rasul Paulus dengan bersungguh hati melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Motivasinya tulus yaitu hanya ingin menyenangkan hati Tuhan, bukan manusia.
Paulus telah membuktikan ia setia menjalani ia setia menjalankan Amanat Agung Tuhan. Ia tidak berubah sikap meski harus mengalami penderitaan!
Baca: 2 Korintus 1:12-24
“Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.” 2 Korintus 1:12
Ada kalimat mengatakan: “Tiada badai dan gelombang yang dahsyat, tiada nahkoda yang handal.” Masalah, penderitaan dan krisis yang terjadi akan menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas. Contohnya Rasul Paulus, hamba Tuhan yang telah malang melintang dalam pelayanan pemberitaan Injil. Karena Injil Kristus Paulus harus menanggung penderitaan. “Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati.” (ayat 8b-9a). Betapa pun hebatnya karakter dan pelayanan Paulus, ia tetaplah manusia biasa seperti kita, yang pada fase tertentu, bisa saja mengalami kelemahan. Namun hal ini tidak sampai membuat Paulus patah arang dan melarikan diri dari pelayanan yang dipercayakan Tuhan.
Apa rahasia kemenangan Paulus sehingga ia tidak sampai tergeletak? Paulus, bukan hanya berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada, melainkan juga masih bisa menolong dan memberi kekuatan kepada orang-orang yang dilayaninya. Luar biasa! Salah satu kuncinya adalah memiliki hati nurani yang murni! Hati nurani atau suara hati adalah kemampuan batin untuk mengetahui dengan roh kita, memberi persetujuan ketika kita berbuat benar, tetapi menuduh ketika kita berbuat salah. Paulus berkata, “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.” (Kisah 24:16).
Seseorang yang memiliki suara hati atau hati nurani yang baik dan murni dipastikan akan memiliki integritas, tidak munafik (bermuka dua) dan dapat dipercaya. Itulah sebabnya rasul Paulus dengan bersungguh hati melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Motivasinya tulus yaitu hanya ingin menyenangkan hati Tuhan, bukan manusia.
Paulus telah membuktikan ia setia menjalani ia setia menjalankan Amanat Agung Tuhan. Ia tidak berubah sikap meski harus mengalami penderitaan!
Subscribe to:
Posts (Atom)