Tuesday, May 11, 2010

BERKAT BAGI PELAYAN TUHAN

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Mei 2010 -

Baca: Yosua 21:1:3

“Tuhan telah memerintahkan dengan perantaraan Musa, supaya diberikan kepada kami kota-kota untuk didiami dan tanah-tanah penggembalaannya untuk ternak kami.” Yosua 21:2

Bangsa Israel terdiri atas 12 suku yaitu: suku Ruben, suku Simeon, suku Yehuda, suku Isakhar, suku Zebulon, suku Efraim, suku Manasye, suku Benjamin, suku Dan, suku Asyer, suku Gad dan suku Naftali. Ketika mencapai Tanah perjanjian masing-masing suku memperoleh tanah warisan, kecuali suku Lewi. Jadi satu-satunya suku dari dua belas suku di Israel yang tidak memperoleh tanah warisan adalah suku Lewi. Mengapa? Tuhan berfirman, “Demikianlah harus engkau mentahirkan mereka dari tengah-tengah orang Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepunyaanKu.” (Bilangan 8:14).

Suku Lewi tidak memperoleh tanah warisan karena Tuhan sudah memilih dan menetapkan suku ini secara khusus untuk melayani di Tabernakel atau Rumah Tuhan. Dengan demikian kehidupan suku Lewi dan keluarganya sangat bergantung pada berkat yang mereka terima dari persembahan yang dibawa oleh bangsa Israel ke rumah Tuhan ini, di mana besar kecilnya berkat itu sangat ditentukan oleh ketaatan atau ketidaktaatan bangsa Israel. Namun bukan berarti Tuhan membiarkan mereka, karena Tuhan juga memberkati mereka dengan memberikan kota-kota untuk mereka diami, plus tanah-tanah penggembalaan bagi ternak mereka.

Hari ini Tuhan hendak menegaskan Ia tidak pernah membiarkan orang-orang pilihanNya. Pengorbanan waktu, tenaga atau pun materi yang kita lakukan untuk melayani Tuhan, apa pun jenis pelayanan kita, pasti akan diperhitungkan oleh Tuhan. Jadi jerih payah kita untuk Tuhan itu tidak pernah sia-sia. Alkitab menyatakan, “Dalam tiap jerih payah ada keuntungan,” (Amsal 14:23a) dan Tuhan punya seribu satu macam cara untuk menolong dan mencukupi kebutuhan kita, contoh Elia dipelihara oleh Tuhan dengan caraNya yang sangat ajaib (baca 1 Raja-Raja 17:1-6). Akan halnya rasul Paulus, selain menjalankan tuganya sebagai pemberita Injil, ia juga masih bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sehingga ia tidak membebani orang lain.

Jangan sampai kita melayani Tuhan karena sedang ‘mengejar setoran’. Asal kita melayaniNya dengan sungguh, berkatNya pasti disediakan untuk kita.

Monday, May 10, 2010

YESUS: Ungkapan Kasih Bapa

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Mei 2010 -

Baca: Lukas 13:31-35

“Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,...” Lukas 13:34b

Dalam pelayananNya di bumi Tuhan Yesus telah merefleksikan kasih Bapa setiap saat: membebakan orang-orang yang tertindas dan terbelenggu oleh kuasa-kuasa kegelapan, mencelikkan mata yang buta, serta menyembuhkan berbagai macam penyakit yang diderit aoleh manusia. Selain itu Dia juga mengajar dan memberitakan firman tentang Kerajaan Allah bagi siapa saja yang rindu, haus dan lapar akan kebenaran.

Yesus Kristus merupakan ujud Allah Bapa di bumi, dan melalui Kristus Bapa menjalankan misi penyelamatan bagi manusia ciptaanNya. Tuhan Yesus dengan sepenuhnya mendemonstrasikan kasih Bapa bagi manusia dan mewujudkan keinginNya memberkati kita. Ungkapan atau ekspresi kasih Bapa bagi semua manusia dapat terlihat dari pernyataan Yesus kepada Yerusalem, “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” (ayat 34). Ayat ini menegaskan bahwa Allah Bapa masih tetap mengekspresikan kemauan dan keinginan yang keras untuk menyelamatkan dan memberkati kita.

Sesungguhnya Tuhan masih tetap dan rindu mengusahakan agar manusia terlepas dari belenggu-belenggu dosa dan mau kembali ke Rumah Bapa. Tetapi sampai sekarang ini masih banyak orang Farisi yang menghalagi kasih Bapa dengan berbagai-bagai batasan dan peraturan-peraturan yang dibuatnya, sehingga kelancaran pertolongan Bapa menjadi terhambat. Orang-orang Farisi sangat membenci Yesus dan tidak senang apabila Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat sehingga Tuhan Yesus berkata, “Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya dan lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?” (Lukas 14:5).

Bila saat ini masih ada hal-hal yang menjadi kendala bagi ibadah kita kepada Tuhan, misalnya peraturan-peraturan manusia, adat-istiadat atau tradisi nenek moyang, mari mohon Roh Kudus mematahkan belenggu-belenggu ini.