Monday, May 3, 2010

KUTUK DAN KELEPASANNYA

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Mei 2010 -

Baca: Kejadian 3:14-24

“Ia (Tuhan Allah) menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkanNyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan”  Kejadian 3:24

Pelanggaran terhadap hukum Alah menyebabkan terjadinya kutuk atau kematian. Dari awal Allah telah memperingatkan manusia pertama (Adam) untuk taat kepadaNya agar tidak terjadi ‘kematian’. Namun Adam dan Hawa telah melanggar, itulah permulaan terjadinya kutuk.

Dalam Kejadian 3 kita baca akibat dari kutuk: penderitaan, rejeki yang harus susah payah dicari, tanah-tanah mengeluarkan semak duri, penyakit bermunculan dan lain-lain; kematian menguasai manusia. Kematian ada dua macam: kematian jasmani, dan kematian kekal (kematian kedua) yaitu apabila setelah tubuh jasmani mati, roh dicampakkan ke dalam lautan api neraka kekal. Kematian yang sesungguhnya ialah kematian yang menimpa roh, bukan tubuh. Ketika Adam berbuat dosa dia ‘mati’; bukan mati tubuhnya, melainkan rohnya, walaupun akhirnya tubuh jasmaninya juga mengalami kematian saat ia berusia 930 tahun (baca Kejadian 5:5). Ketika roh Adam ‘mati’ karena dosa, hubungannya dengan Allah terputus. Manusia pun mempunyai ‘tuan’ baru yaitu Iblis si penipu yang telah membujuknya berbuat dosa. Manusia menjadi ‘budak’ dosa.

Manusia tak mungkin memperoleh keselamatan melalui perbuatan baik semata. Roh manusia telah mati itu harus dihidupkan kembali oleh Roh Allah apabila ingin selamat. Manusia harus mengalami ‘kelahiran baru’ melalui Kristus yang menebusnya dari segala dosa dengan darahNya. Jika tidak, perbuatan baik apa pun akan sia-sia, tak akan mampu mengubah nasibnya dari api neraka dan penghukuman kekal karena “Upah dosa ialah maut;” (Roma 6:23). Perbuatan alim dan baik belaka tak mampu menyelamatkan roh manusia karena dosa tetap melekat. Dan Allah sangat jijik melihat dosa-dosa itu. Hanya ada satu orang yang tak bercacat cela yaitu Yesus Kristus, Putra Allah, yang dapat berkorban ganti manusia yang seharusnya dihukum. Para nabi pun tak mampu menebus dosa karena mereka juga manusia biasa.

Satu-satunya jalan yang melepaskan kita dari kutuk dosa adalah iman percaya kepada Yesus Kristus.

Sunday, May 2, 2010

KITALAH ORANG-ORANG YANG MENANG

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Mei 2010 -

Baca: 1 Korintus 15:55-58

“Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” 1 Korintus 15:57

Salib adalah puncak ketaatan Yesus melaksanakan kehendak Bapa dan puncak rencana Allah menyelamatkan manusia saat Yesus berkata, “Sudah selesai.” (Yohanes 19:30a). KematianNya adalah kemenangan bagi manusia; seiring itu belenggu dosa pun dihacurkan. Dosa yang mencengkeram manusia, sehingga manusia tidak mungkin selamat, telah dipatahkan melalui pengorbanan Kristus. “...syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Korintus 15:57). Mari tanamkan kebenaran yang penuh kuasa ini dalam hati, jiwa dan tubuh kita. Kemenangan sejati telah diberikan kepada kita dalam setiap aspek kehidupan atas segala kuasa musuh sehingga kita dapat berkata, “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1 Korintus 15:55).

Saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat, kita juga menerima kemenangan mutlak yang bukan ditentukan oleh tingginya tingkat pendidikan kita, lulus dari aneka ‘sekolah melayani’, atau pun padatnya jadwal pelayanan kita. Kemenangan adalah milik kita karena karyaNya di kayu salib. Melalui penderitaan, kematian dan kebangkitanNya, Kristus telah menebus kita. Marilah mengimani kemenangan itu setiap hari.

FirmanNya penuh dengan janji berkat bagi kehidupan kita dan apabila kita secara terus-menerus memenuhi pikiran kita dengan firman Tuhan, kita akan menjalani hidup tidak dengan kepala tertunduk, tapi penuh pengharapan. Pengakuan iman yang terus-menerus akan apa yang kita miliki dalam Kristus akan membangun benteng dalam pikiran kita. Ini akan membentuk sikap hati yang benar menghadapi berbagai situasi dan keadaan di sekitar kita. Bila kita memperkatakan firmanNya dengan iman, Tuhan pasti melaksanakannya bagi kita (baca Yeremia 1:12). Apa pun yang kita lakukan melalui Yesus akan berhasil. Tuhan memberikan kemenangan ke mana pun kita pergi.

“Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” 1 Yohanes 5:4b-5