- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 April 2010 -
Baca: Yesaya 10:20-27a
“Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap.” Yesaya 10:27a
Tuhan berkata, “...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8). Setiap anak Tuhan harus memiliki kerinduan untuk dipenuhi Roh Kudus, karena kuasa Roh Kuduslah yang mampu membebaskan semua belenggu dan kuk dalam kehidupan semua orang.
Bersama Roh Kudus kita dimampukan melakukan pekerjaan-pekerjaan besarNya di atas bumi. Jika kita ingin melakukan pekerjaan yang dikehendaki Bapa, kita sangat membutuhkan urapan kuasa Roh Kudus. Ketika Elia hendak terangkat ke sorga ia berkata kepada Elisa, “ ‘Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.’ Jawab Elisa: ‘Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.’ “ (2 Raja-Raja 2:9). Elisa merindukan urapan yang sama yang dimiliki Elia. Elisa sadar tanpa urapan Tuhan dia tidak akan mampu melakukan perkara-perkara besar.
Urapan adalah kuasa Tuhan yang dahsyat yang sanggup mengubah hidup seseorang secara permanen dan merupakan pengalaman indah bersama Tuhan yang tak dapat terlupakan. Mari belajar dari Tuhan yang penuh urapan dari sorga sehingga di setiap pelayananNya Dia selalu melakukan perbuatan-perbuatan heran dan ajaib. Urapan inilah yang menarik banyak orang datang kepadaNya. Alkitab menyatakan, “...tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan kuasa Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kisah 10:38).
Tuhan Yesus dipenuhi oleh urapan sorgawi karena Ia selalu bersekutu dengan Bapa. Kita pun dapat mengalami urapan kuasaNya asal kita senantiasa berdoa dan bersekutu dengan Tuhan. Tanpa kekariban dengan Dia kita akan mengalami kuasaNya, sebab urapan dari Tuhan dapat lenyap bila kita jarang bersekutu dengan si Pemberi urapan itu.
Rasul Paulus mengingatkan, “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh...,” (Efesus 6:18b), itulah kunci menikmati urapanNya.
Tuesday, April 27, 2010
Monday, April 26, 2010
UJIAN SELALU MENDATANGKAN KEBAIKAN (2)
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 April 2010 -
Baca: Mazmur 124:1-8
“Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.” Mazmur 124:8
Sering terlontar dari mulut kita, “Berapa lama lagi, Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kaudenger, aku berseru kepadaMu: ‘Penindasan!’ tetapi tidak Kautolong?” (Habakuk 1:2). Kita melihat masalah itu seperti ‘Goliat’yang secara kasat mata sepertinya sulit untuk dikalahkan. Yesus serasa begitu ‘kecil’ di penilaian kita.
Camkanlah dalam-dalam! Tuhan kita adalah Penguasa alam semesta ini, artinya Dia mempunyai kedaulatan penuh atas seluruh ciptaanNya. Badai dan gelombang yang begitu dahsyat langsung berhenti dan danau menjadi teduh ketika Tuhan menghardiknya, “ ‘Diam! Tenanglah!’ Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.” (Markus 4:39). Ketika Ia mengajak murid-muridNya ke danau Ia tahu akan datang badai gelombang. Ia mengijinkan hal itu terjadi untuk menguji iman mereka. Sesungguhnya melalui kesulitan dan penderitaan Tuhan ingin menjadikan anak-anakNya dewasa rohani, bukan ‘bayi rohani’ terus yang hanya bisa merengek dan selalu minta diperhatikan.
Kita harus kuat menghadapi kesulitan apa pun karena ada Yesus bersama kita, Dia tidak akan membiarkan kita sendiri menghadapi semua itu. Tuhan tahu sampai di mana batas kemampuan kita, Dia tidak akan membiarkan kita dicobai sedemikian rupa sampai di luar batas kemampuan kita. Jadi, “Percobaan-percobaan yang kamu alami ialah percobaan-percobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13).
Bagaimana mungkin buah zaitun akan menghasilkan minyak bila tidak ditekan? Akankah buah anggur menjadi arak kalau tidak diperas begitu rupa? Sepatutnya kita bersyukur bila Tuhan masih berkenan mendidik kita melalui masalah sehingga kita boleh mendapat pengalaman berjalan bersama Dia. Dengan demikian iman kita semakin bertumbuh dan pada saatnya kita beroleh kekuatan untuk mengerjakan pekerjaanNya.
Dengan masalah sesungguhnya kita sedang dipersiapkan untuk melakukan perkara-perkara besar!
Baca: Mazmur 124:1-8
“Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.” Mazmur 124:8
Sering terlontar dari mulut kita, “Berapa lama lagi, Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kaudenger, aku berseru kepadaMu: ‘Penindasan!’ tetapi tidak Kautolong?” (Habakuk 1:2). Kita melihat masalah itu seperti ‘Goliat’yang secara kasat mata sepertinya sulit untuk dikalahkan. Yesus serasa begitu ‘kecil’ di penilaian kita.
Camkanlah dalam-dalam! Tuhan kita adalah Penguasa alam semesta ini, artinya Dia mempunyai kedaulatan penuh atas seluruh ciptaanNya. Badai dan gelombang yang begitu dahsyat langsung berhenti dan danau menjadi teduh ketika Tuhan menghardiknya, “ ‘Diam! Tenanglah!’ Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.” (Markus 4:39). Ketika Ia mengajak murid-muridNya ke danau Ia tahu akan datang badai gelombang. Ia mengijinkan hal itu terjadi untuk menguji iman mereka. Sesungguhnya melalui kesulitan dan penderitaan Tuhan ingin menjadikan anak-anakNya dewasa rohani, bukan ‘bayi rohani’ terus yang hanya bisa merengek dan selalu minta diperhatikan.
Kita harus kuat menghadapi kesulitan apa pun karena ada Yesus bersama kita, Dia tidak akan membiarkan kita sendiri menghadapi semua itu. Tuhan tahu sampai di mana batas kemampuan kita, Dia tidak akan membiarkan kita dicobai sedemikian rupa sampai di luar batas kemampuan kita. Jadi, “Percobaan-percobaan yang kamu alami ialah percobaan-percobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13).
Bagaimana mungkin buah zaitun akan menghasilkan minyak bila tidak ditekan? Akankah buah anggur menjadi arak kalau tidak diperas begitu rupa? Sepatutnya kita bersyukur bila Tuhan masih berkenan mendidik kita melalui masalah sehingga kita boleh mendapat pengalaman berjalan bersama Dia. Dengan demikian iman kita semakin bertumbuh dan pada saatnya kita beroleh kekuatan untuk mengerjakan pekerjaanNya.
Dengan masalah sesungguhnya kita sedang dipersiapkan untuk melakukan perkara-perkara besar!
Subscribe to:
Posts (Atom)