- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 April 2010 -
Baca: Yakobus 5:1-6
“Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.” Yakobus 5:5
Dalam hal firman Tuhan di atas banyak orang Kristen salah menafsirkan ayat tersebut. Mereka berpikir sebagai seorang Kristen tidak boleh kaya dan hidup mewah, sebab kemewahan identik dengan keduaniawian dan tidak rohani. Perhatikan! Tuhan berkata, “Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi,...” Jadi, hidup berfoya-foya dalam kemewahan itulah yang dilarang oleh Tuhan.
Sebagaimana dilakukan anak bungsu dalam perumpamaan anak yang hilang, di mana ia “...menjual seluruh bagiannya (harta) itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hiudp berfoya-foya.” (Lukas 15:13), berfoya-foya berarti menghambur-hamburkan uang atau harta demi memuaskan keinginan daging (hawa nafsu). Namun bila kemewahan digunakan untuk kemuliaan Tuhan, itu tak salah. Banyak tokoh Alkitab diberkati secara melimpah tapi hidup mereka tetap sesuai firman dan takut akan Dia. Mereka mempergunakan harta kekayaannya untuk hormat kemuliaan namaNya sejalan tuntunan firman: “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,” (Amsal 3:9).
Peringatan untuk tidak berfoya-foya dalam kemewahan tidak terbatas dalam lingkup yang sempit; termasuk juga perbuatan kejam atau perlakuan tidak adil terhadap orang benar yang tidak berdaya. Yakobus memperingatkan orang kaya agar mereka tidak berlaku semena-mena, “Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.” (Yakobus 5:6). Bukankah banyak orang kaya mempedaya dan ‘membunuh’ orang benar yang lemah keadaan ekonominya? Mereka menjalankan bisnis dengan sangat licik sehingga orang-orang ‘lemah’ terpaksa menyetujui persyaratan bisnis yang keji dan licik itu. Para pengusaha atau bos perusahaan yang menekan karyawannya begitu rupa dalam hal upah adalah juga termasuk berfoya-foya dalam kemewahannya tanpa rasa belas-kasihan. Bila mereka tidak segera bertobat kekayaannya akan habis terbakar ‘api’.
Segala kekayaan yang kita peroleh dari Tuhan harus kita kembalikan untuk kemuliaan namaNya.
Thursday, April 22, 2010
Wednesday, April 21, 2010
NAMA TUHAN ITU KUDUS
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 April 2010 -
Baca: Matius 6:9-13
“Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu,” Matius 6:9
Sebagai orang Kristen kita pasti tahu dan hafal DOA BAPA KAMI, bahkan anak-anak sekolah Minggu pun sudah diajarkan untuk mengucapkan doa ini. Namun banyak dari kita yang kurang memahami makna kata demi kata yang kita ucapkan.
Sebaimana ayat nas di atas: “...Dikuduskanlah namaMu,”, nama Tuhan selalu dihubungkan dengan kekudusanNya sehingga Dia tidak senang jika namaNya dinajiskan dan diremehkan. Ketika bangsa Israel tidak lagi menghormati nama Tuhan dan tidak mengindahkan perkataanNya, malah menyembah berhala, Ia sangat murka: “Tetapi Aku bertindak oleh karena namaKu, supaya itu jangan dinajiskan di hadapan bangsa-bangsa, di mana mereka berada.” (Yehezkiel 20:9a). Tindakan Tuhan selalu dikaitkan dengan namaNya yang kudus seperti tulisan Daud: “Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.” (Mazmur 23:3b). Nama Tuhan juga merupakan kekuatan dan keselamatan bagi orang yang benar: “Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” (Amsal 18:10). Tetapi bagi mereka yang berjalan dalam kegelapan nama itu menjadi kebencian. Banyak orang sangat ‘alergi’ mendengar nama Yesus. Mereka melecehkan dan merendahkan namaNya.
Tidaklah cukup kita berdoa mengucapkan “Dikuduskanlah namaMu”. Di seluruh kehidupan, kita harus mau dipimpin Roh Kudus dan dituntun kepada kehidupan yang kudus. Setiap hari kita ditantang untuk hidup kudus agar dapat menghayati nama Tuhan yang kudus dan dapat memuliakan namaNya melalui perbuatan-perbuatan kita. Nama Tuhan yang kudus harus dimulai dari kehidupan orang yang berdoa “Dikuduskanlah namaMu”. Jika dikuduskanlah namaMu tidak disertai kekuduskan hidup orang yang berdoa itu, maka ucapan doa itu sama sekali tak ada artinya. Tuhan sangat murka karena namaNya dinajiskan oleh imam-imam bangsa Israel hingga Ia berkata, “...Aku mencurahkan geramKu atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaanKu; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianah firman Tuhan Allah.” (Yehezkiel 22:31).
Mari bertanggung jawab atas perbuatan kita setiap hari agar nama Tuhan tidak dinajiskan!
Baca: Matius 6:9-13
“Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu,” Matius 6:9
Sebagai orang Kristen kita pasti tahu dan hafal DOA BAPA KAMI, bahkan anak-anak sekolah Minggu pun sudah diajarkan untuk mengucapkan doa ini. Namun banyak dari kita yang kurang memahami makna kata demi kata yang kita ucapkan.
Sebaimana ayat nas di atas: “...Dikuduskanlah namaMu,”, nama Tuhan selalu dihubungkan dengan kekudusanNya sehingga Dia tidak senang jika namaNya dinajiskan dan diremehkan. Ketika bangsa Israel tidak lagi menghormati nama Tuhan dan tidak mengindahkan perkataanNya, malah menyembah berhala, Ia sangat murka: “Tetapi Aku bertindak oleh karena namaKu, supaya itu jangan dinajiskan di hadapan bangsa-bangsa, di mana mereka berada.” (Yehezkiel 20:9a). Tindakan Tuhan selalu dikaitkan dengan namaNya yang kudus seperti tulisan Daud: “Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.” (Mazmur 23:3b). Nama Tuhan juga merupakan kekuatan dan keselamatan bagi orang yang benar: “Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” (Amsal 18:10). Tetapi bagi mereka yang berjalan dalam kegelapan nama itu menjadi kebencian. Banyak orang sangat ‘alergi’ mendengar nama Yesus. Mereka melecehkan dan merendahkan namaNya.
Tidaklah cukup kita berdoa mengucapkan “Dikuduskanlah namaMu”. Di seluruh kehidupan, kita harus mau dipimpin Roh Kudus dan dituntun kepada kehidupan yang kudus. Setiap hari kita ditantang untuk hidup kudus agar dapat menghayati nama Tuhan yang kudus dan dapat memuliakan namaNya melalui perbuatan-perbuatan kita. Nama Tuhan yang kudus harus dimulai dari kehidupan orang yang berdoa “Dikuduskanlah namaMu”. Jika dikuduskanlah namaMu tidak disertai kekuduskan hidup orang yang berdoa itu, maka ucapan doa itu sama sekali tak ada artinya. Tuhan sangat murka karena namaNya dinajiskan oleh imam-imam bangsa Israel hingga Ia berkata, “...Aku mencurahkan geramKu atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaanKu; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianah firman Tuhan Allah.” (Yehezkiel 22:31).
Mari bertanggung jawab atas perbuatan kita setiap hari agar nama Tuhan tidak dinajiskan!
Subscribe to:
Posts (Atom)