Monday, April 19, 2010

POKOK ANGGUR DAN RANTINGNYA (2)

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 April 2010 -

Baca: Galatia 5:16-26

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” Galatia 5:22-23a

Setiap ranting tidak dapat dipisahkan dari pokok, begitu pula pokok memerlukan ranting-ranting untuk menghasilkan buah. Ranting-ranting diciptakan hanya untuk satu tujuan yaitu menghasilkan buah yang berasal dari pokok. Jadi, sumber kehidupan ranting-ranting itu adalah dari pokok. Ranting-ranting tidak akan berarti apa-apa dan tak memiliki suatu apa pun bila ia terpisah dari pokoknya. Ranting-ranting sepenuhnya tergantung pada pokoknya, “...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5b). Begitu pula kita, di luar Kristus kita tak berarti dan tak dapat berbuat apa-apa. 3. Buah-buah yang dihasikan haruslah sejalan dengan karakter Allah seperti yang tertulis dalam ayat nas di atas yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

Tujuan utama hidup kita sebagai ranting-ranting ialah menghasilkan buah bagi pokok itu. Inilah satu-satunya cara menyenangkan hati Allah. Ranting-ranting yang melekat dan bersatu dengan pokoknya bukannya boleh sekedar sanggup berbuah, tapi harus berbuah. Bila tidak berbuah kita akan ‘dipotongNya’. Apalagi bila kita tidak ‘tinggal’ di dalam pokok, kita akan dibuang, dicampakkan ke dalam api dan dibakar. Betapa sengsaranya bila seseorang tercampak ke dalam api karena padanya tidak ada harapan lagi untuk melepaskan diri dari penghukuman kekal ini.

Berbuah banyak adalah cara memuliakan Allah. Pengusaha kebun anggur pasti bersukacita bila ranting-anting berbuah lebat. “Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu.” (ayat 8). Bagaimana membuktikan bahwa seseorang adalah murid Kristus? Ia pastilah berbuah-buah kebenaran dan harus dapat membuktikan bahwa buah itu berasal dari Roh Kudus. Bila buah-buah itu bertentangan dengan kategori ini maka sudah jelas bukan berasal dari Kristus. “Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.” (Matius 12:33).

Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan! Matius 3:8

Sunday, April 18, 2010

POKOK ANGGUR DAN RANTINGNYA (1)

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 April 2010 -

Baca: Yohanes 15:1-8

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yohanes 15:5

Di Israel, perkebunan anggur menjadi kebanggaan seluruh warganya. Dalam Perjanjian Lama dikatakan: “Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir, telah Kauhalau bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu. Engkau telah menyediakan tempat bagi dia, maka berakarlah ia dalam-dalam dan memenuhi negeri; gunung-gunung terlindungi oleh bayang-bayangnya,” (Mazmur 80:9-11a).

Tuhan mengambil perumpamaan pokok anggur dengan arti rohani yang luas, berbicara tentang semua orang percaya. Dia berkata, “Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah.” (Yohanes 15:2). Dari ayat ini kita ketahui bahwa ‘pembersihan’ merupakan metode yang Allah kerjakan untuk merangsang pertumbuhan setiap ranting, sehingga pada saatnya dapat menghasilkanj buah secara produktif. ‘Ranting-ranting’ itu berbicara tentang kita sebagai orang Kristen. Ketika dibersihkan kita akan merasakan sakit dan tidak enak, namun kita harus beajar bekerja sama dalam proses pembersihan tangan Ilahi ini apabila kita ingin menghasilkan buah seperti Kristus.

Dari perumpamaan ini kita memperoleh pelajaran penting: 1. Tuhan Yesus adalah pokok anggur yang benar. Jadi, apabila kita memiliki pokok anggur lain bisa dipastikan kualitasnya tidak sebaik pokok anggur yang benar itu, dan tak mungkin ia akan mengeluarkan ranting berbuah baik pula. Tuhan menekankan Akulah, sebab di luar Dia tidak ada kehidupan. Ini mengacu kepada perkataanNya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). 2. Bapa adalah pengusahanya. Berhasil tidaknya suatu perkebunan anggur sangat bergantung sepenuhnya pada keahlian pengusahanya. Ranting-ranting memerlukan sentuhan tangan kasih Bapa agar menghasilkan buah yang lebat. Bapalah yang pertama mengambil tindakan kasih itu dengan cara “...mengaruniakan AnakNya yang tunggul, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).  (Bersambung)