- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 April 2010 -
Baca: Kisah Para Rasul 12:1-19
“Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.” Kisah 12:5
Menjadi orang Kristen harus mau menderita: “...kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,” (Filipi 1:29). Penderitaan ini dialami juga oleh orang-orang Kristen di zaman para rasul.
Ketika raja Herodes memerintah terjadilah kekerasan dan penganiayaan terhadap orang-orang percaya. Herodes dengan kejamnya menganiaya dan membunuh orang-orang Kristen. “Ia (Herodes) menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.” (Kisah 12:2). Kemudian Herodes juga menangkap dan memenjarakan Petrus, “...di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit.” (ayat 4). Tidak dapat dibayangkan seperti apa perasaan Petrus ketika itu karena ia pasti akan bernasib sama seperti Yakobus karena ia dikawal dengan ketat oleh para prajurit Herodes, lagi pula kaki dan tangan Petrus dibelenggu dengan rantai yang kuat. Secara manusia habislah sudah harapan Petrus menikmati hidup. Kematian sudah di depan mata. Ia letih dan tak berdaya yang membuatnya tertidur. Petrus hanya bisa berserah penuh kepada Tuhan.
Mungkin saat ini kita mengalami hal yang sama seperti Petrus: terbelenggu rantai yang kuat, terbelenggu berbagai macam persoalan hidup (penyakit, krisis, dosa, tradisi dan lain-lain). Hidup seperti dalam penjara, tak berdaya dan tanpa harapan karena tak seorang pun memperhatikan dan menolong kita. Petrus pun tak dapat bergerak untuk lepas dan esok hari kematian pasti dialaminya. Namun ajaib, Petrus mengalami pertolongan Tuhan yang luar biasa, mujizat yang sama sekali tak terpikir oleh akal manusia terjadilah! Semua karena doa dari jemaat seperti tertulis: “Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.” Bukan sembarang doa, tapi doa yang tekun dan penuh iman. Karena ketekunannya tergeraklah sorga dan kuasa Allah pun bekerja. Dia mengirimkan malaikatNya untuk melepaskan semua belenggu yang mengikat Petrus (ayat 7:8).
Apabila Tuhan turun tangan tak ada yang mustahil bagiNya! Amin.
Saturday, April 17, 2010
Friday, April 16, 2010
BETAH DI ‘MESIR’
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 April 2010 -
Baca: Yesaya 59:1-8
“Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar;” Yesaya 59:1
Sebelum kita mengenal Tuhan Yesus dan menerimaNya sebagai Juruselamat, keadaan kita tidak ada bedanya dengan orang Israel yang hidup dalam perbudakan di Mesir. Setelah ke luar dari Mesir mereka terbebas dari perbudakan. Namun setelah keluar dari Mesir banyak di antara mereka malah ingin kembali ke Mesir demi memenuhi keinginan dagingnya seperti katanya, “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!” (Keluaran 16:3).
Demikian pun orang Kristen yang telah ditebus oleh darah Kristus harus benar-benar ‘ke luar’ meninggalkan kehidupan lama dan dosa-dosanya, kemudian hidup kudus sebagai imam, karena telah terpilih untuk menjadi imam-imamNya. Alkitab mengatakan, “...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” (1 Petrus 2:9-10). Namun demikian, mengapa banyak doa kita tak memperoleh jawaban? Sering kita berkata Tuhan tidak mempedulikan kita. Salah satu penyebabnya adalah: setelah kita dikeluarkan dari kegelapan seharusnya kita menjadi imamat rajani dan memberitakan perbuatan-perbuatan besarNya, bukannya tetap saja bermain-main dengan dosa dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyakitkan Tuhan.
Jikalau kita selalu menyenangkan hati Tuhan dan berusaha turut memberitakan keagungan, kebesaran dan kemuliannNya yang dinyatakan dalam diri Yesus, kita telah memenuhi panggilan Allah. Maka apa pun pergumulan kita akan dijawabNya karena penghalang dan pemisah antara kita dan Tuhan adalah dosa-dosa kita sendiri.
“Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.” (2 Korintus 6:17) dan menjawab doamu.
Baca: Yesaya 59:1-8
“Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar;” Yesaya 59:1
Sebelum kita mengenal Tuhan Yesus dan menerimaNya sebagai Juruselamat, keadaan kita tidak ada bedanya dengan orang Israel yang hidup dalam perbudakan di Mesir. Setelah ke luar dari Mesir mereka terbebas dari perbudakan. Namun setelah keluar dari Mesir banyak di antara mereka malah ingin kembali ke Mesir demi memenuhi keinginan dagingnya seperti katanya, “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!” (Keluaran 16:3).
Demikian pun orang Kristen yang telah ditebus oleh darah Kristus harus benar-benar ‘ke luar’ meninggalkan kehidupan lama dan dosa-dosanya, kemudian hidup kudus sebagai imam, karena telah terpilih untuk menjadi imam-imamNya. Alkitab mengatakan, “...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” (1 Petrus 2:9-10). Namun demikian, mengapa banyak doa kita tak memperoleh jawaban? Sering kita berkata Tuhan tidak mempedulikan kita. Salah satu penyebabnya adalah: setelah kita dikeluarkan dari kegelapan seharusnya kita menjadi imamat rajani dan memberitakan perbuatan-perbuatan besarNya, bukannya tetap saja bermain-main dengan dosa dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyakitkan Tuhan.
Jikalau kita selalu menyenangkan hati Tuhan dan berusaha turut memberitakan keagungan, kebesaran dan kemuliannNya yang dinyatakan dalam diri Yesus, kita telah memenuhi panggilan Allah. Maka apa pun pergumulan kita akan dijawabNya karena penghalang dan pemisah antara kita dan Tuhan adalah dosa-dosa kita sendiri.
“Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.” (2 Korintus 6:17) dan menjawab doamu.
Subscribe to:
Posts (Atom)