Friday, April 16, 2010

BETAH DI ‘MESIR’

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 April 2010 -

Baca: Yesaya 59:1-8

“Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar;”  Yesaya 59:1

Sebelum kita mengenal Tuhan Yesus dan menerimaNya sebagai Juruselamat, keadaan kita tidak ada bedanya dengan orang Israel yang hidup dalam perbudakan di Mesir. Setelah ke luar dari Mesir mereka terbebas dari perbudakan. Namun setelah keluar dari Mesir banyak di antara mereka malah ingin kembali ke Mesir demi memenuhi keinginan dagingnya seperti katanya, “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!” (Keluaran 16:3).

Demikian pun orang Kristen yang telah ditebus oleh darah Kristus harus benar-benar ‘ke luar’ meninggalkan kehidupan lama dan dosa-dosanya, kemudian hidup kudus sebagai imam, karena telah terpilih untuk menjadi imam-imamNya. Alkitab mengatakan, “...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” (1 Petrus 2:9-10). Namun demikian, mengapa banyak doa kita tak memperoleh jawaban? Sering kita berkata Tuhan tidak mempedulikan kita. Salah satu penyebabnya adalah: setelah kita dikeluarkan dari kegelapan seharusnya kita menjadi imamat rajani dan memberitakan perbuatan-perbuatan besarNya, bukannya tetap saja bermain-main dengan dosa dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyakitkan Tuhan.

Jikalau kita selalu menyenangkan hati Tuhan dan berusaha turut memberitakan keagungan, kebesaran dan kemuliannNya yang dinyatakan dalam diri Yesus, kita telah memenuhi panggilan Allah. Maka apa pun pergumulan kita akan dijawabNya karena penghalang dan pemisah antara kita dan Tuhan adalah dosa-dosa kita sendiri.

“Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.” (2 Korintus 6:17) dan menjawab doamu.

Thursday, April 15, 2010

ROH KEBENARAN DAN ROH NAJIS

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 April 2010 -

Baca: Wahyu 16:1-21

“Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.” Wahyu 16:13

Di alam roh, peperangan antara roh jahat dan Roh Kebenaran akan selalu terjadi sampai pada akhir dari segalanya. Peperangan di pihak manusia bermula di Taman Eden ketika Iblis berhasil mempedaya Adam dan Hawa untuk melanggar perintah Allah dan mendesak manusia untuk berjalan menurut jalannya sendiri seperti kata nabi Yesaya, “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambi jalannya sendiri,...” (Yesaya 53:6) dan “...segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” (Kejadian 6:5).

Peperangan ini akan terus berlangsung sampai kekuatan raja palsu runtuh dan Raja Yang Benar yaitu Tuhan Yesus Kristus duduk di tahta Kerajaan. Dalam Alkitab dikatakan bahwa sampai saat ini terdapat dua trinitas yang saling berlawanan yaitu Trinitas Allah (Bapa, Putera dan Roh Kudus) dan trinitas palsu yang diinginkan Iblis agar kita memujanya sebagai pengganti Trinitas Allah. Trinitas yang palsu dan jahat itu adalah Iblis, antikris dan nabi palsu seperti yang dinyatakan Yohanes dalam Wahyu 16:13 ini. Tiga roh najis ini pun mempunyai kuasa dan dapat melakukan berbagai macam perbuatan-perbuatan ajaib sehingga banyak manusia di akhir zaman ini percaya, terpedaya dan akhirnya mengikuti jalan yang sesat itu menuju kebinasaan kekal. Rasul Yohanes berkata, “Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.” (Wahyu 16:14).

Kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga karena setiap saat kita tak terlepas dari incaran kuasa jahat yang selalu berusaha mencobai, menghasut, menipu dan menghancurkan kita. Di sisi lain selalu berdiri di dekat kita Yesus yang penuh kasih dan kemurahan, senantiasa menunggu kita berbalik padaNya dan mohon pertolonganNya. Ia akan memberikan kuasa IlahiNya untuk melawan kuasa Iblis. Kita harus memilih satu di antara kuasa ini: Tuhan atau Iblis; tak seorang pun dapat hidup di antara keduanya.

Yesus berkata, “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam percobaan.” Lukas 22:40