- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 April 2010 -
Baca: Efesus 3:14-21
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” Efesus 3:18
Hubungan rasul Paulus dengan jemaat Efesus sedikit berbeda bila dibandingkan dengan jemaat-jemaat lain. Ia memiliki hubungan sangat dekat dengan jemaat Efesus. Mengapa? Mungkin disebabkan karena jemaat Efesus pernah dilayani atau digembalakan Paulus sampai tiga tahun lamanya seperti dikatakan, “Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.” (Kisah 20:31).
Jadi, Paulus mengenal betul keadaan mereka. Namun bukan berarti perjalanan pelayanan Paulus di Efesus itu mulus tanpa halangan. Sebaliknya, Paulus melayani mereka dengn cucuran air mata, menandakan betapa berat pergumulan yang harus ia hadapi. Paulus berkata, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. Kamu sendiri tau, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluaan kawan-kawan seperjalananku” (Kisah 20:24, 33, 34).
Paulus telah meninggalkan teladan yang baik bagi jemaat di Efesus, yang meski berada di tengah kesulitan, penganiayaan dan penderitaan, tidak pernah mengeluh dan bersungut-sungut. Sebaliknya ia tetap bisa mengucap syukur dan bisa berkata, “...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Fiipi 1:21-22a). Dan di dalam suratnya (surat Efesus) yang ia tulis, Paulus banyak mengungkapkan betapa melimpahnya kekayaan Kristus yang hendak dilimpahkan kepada umatNya. Paulus berharap agar jemaat di Efesus terbuka mata rohaninya, sehingga mereka “...dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Efesus 3:18).
Di tengah kesulitan yang ada, kasihNya yang melampaui segala akal sanggup menopang kita.
Monday, April 12, 2010
Sunday, April 11, 2010
YANG HINA DAN TAK BERARTI
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 April 2010 -
Baca: Efesus 3:1-13
“Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,” Efesus 3:8
Rasul Paulus adalah salah seorang tokoh besar di dalam Alkitab. Pelayanannya dalam memberitakan Injil sangat luar biasa. Di tengah berbagai kesulitan, penderitaan, aniaya, dirajam, dan ancaman penjara sekali pun tidak membuat ia lemah dan tawar hati. Justru di tengah penderitaan dan berbagai tantangan yang dihadapi, Paulus memiliki kekuatan yang begitu besar sehingga ia mampu bertahan. Bahkan kehidupannya menjadi berkat bagi banyak orang; ia memotivasi dan memberikan nasihat kepada jemaat yang dilayaninya seperti yang ia tunjukkan kepada jemaat di Efesus.
Paulus menyadari bahwa ia adalah orang yang paling hina dan merasa tidak layak menjadi seorang rasul jika dibandingkan dengan rasul lainnya. “...aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.” (1 Korintus 15:9). Namun ia tidak rendah diri, sebaliknya justru berbangga karena ia dipilih dan dipercaya untuk mengalami seluruh kekayaan Kristus yang tidak terselami manusia. Paulus bersyukur karena Tuhan berkenan memakai dirinya untuk mejalankan Amanat Agung. Seorang yang sangat kecil dan begitu hina, namun beroleh kesempatan untuk menjadi orang pilihan Tuhan. Semua karena anugerah Tuhan semata, bukan karena ia pandai dan begitu hebat. Ini terlihat dari perubahan namanya: Saulus (yang besar dan kuat) berubah menjadi Paulus (si kecil dan lemah).
Begitu juga kita, siapakah kita ini di hadapan Tuhan? Kita adalah orang berdosa dan sangat hina, namun oleh karena kasihNya kita diselamatkan seperti tertulis: “...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus,...” (1 Petrus 1:18-19).
“dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, untuk dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,” 1 Korintus 1:28
Baca: Efesus 3:1-13
“Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,” Efesus 3:8
Rasul Paulus adalah salah seorang tokoh besar di dalam Alkitab. Pelayanannya dalam memberitakan Injil sangat luar biasa. Di tengah berbagai kesulitan, penderitaan, aniaya, dirajam, dan ancaman penjara sekali pun tidak membuat ia lemah dan tawar hati. Justru di tengah penderitaan dan berbagai tantangan yang dihadapi, Paulus memiliki kekuatan yang begitu besar sehingga ia mampu bertahan. Bahkan kehidupannya menjadi berkat bagi banyak orang; ia memotivasi dan memberikan nasihat kepada jemaat yang dilayaninya seperti yang ia tunjukkan kepada jemaat di Efesus.
Paulus menyadari bahwa ia adalah orang yang paling hina dan merasa tidak layak menjadi seorang rasul jika dibandingkan dengan rasul lainnya. “...aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.” (1 Korintus 15:9). Namun ia tidak rendah diri, sebaliknya justru berbangga karena ia dipilih dan dipercaya untuk mengalami seluruh kekayaan Kristus yang tidak terselami manusia. Paulus bersyukur karena Tuhan berkenan memakai dirinya untuk mejalankan Amanat Agung. Seorang yang sangat kecil dan begitu hina, namun beroleh kesempatan untuk menjadi orang pilihan Tuhan. Semua karena anugerah Tuhan semata, bukan karena ia pandai dan begitu hebat. Ini terlihat dari perubahan namanya: Saulus (yang besar dan kuat) berubah menjadi Paulus (si kecil dan lemah).
Begitu juga kita, siapakah kita ini di hadapan Tuhan? Kita adalah orang berdosa dan sangat hina, namun oleh karena kasihNya kita diselamatkan seperti tertulis: “...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus,...” (1 Petrus 1:18-19).
“dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, untuk dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,” 1 Korintus 1:28
Subscribe to:
Posts (Atom)