- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 April 2010 -
Baca: 1 Tesalonika 4:13-18
“Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” 1 Tesalonika 4:14
Paskah adalah hari kemenangan bagi semua orang percaya, karena kebangkitan Kristus di hari ke-3 ini merupakan penegasan mengenai kebenaran ajaran Tuhan Yesus. Pernyataan Tuhan tentang kematian dan kebangkitanNya benar-benar telah Dia genapi: “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” (Matius 16-21). Hal ini semakin menguatkan kebenaran ajaran-ajaran lainnya yang tertulis di dalam Injil, termasuk tentang kedatanganNya kali kedua yang tidak lama lagi. Tidak ada alasan untuk ragu, terlebih-lebih malu mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Rasul Paulus menegaskan, “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” (1 Korintus 15:13-14). Inilah yang membedakan kekristenan dengan agama lain. Iman Kristen adalah iman yang berdiri atas kebangkitan Kristus. Apabila Kristus tidak dibangkitan dari kematian, sia-sialah seluruh kepercayaan kita dan kekristenan tidak akan ada sampai detik ini. Itulah sebabnya rasul Paulus tetap semangat memberitakan Injil meski harus dihadapkan pada banyak ujian dan pederitaan. KebangkitanNya pula yang memberikan kekuatan dan keberanian pada Yohanes dan Petrus untuk bersaksi di hadapan Mahkamah Agama (baca Kisah 4:1-2).
Jadi, pengharapan hidup kita sebagai orang percaya bergantung mutlak kepada kebangkitan Kristus ini. Karena Yesus Kristus telah bangkit, kita juga akan mengalami kebangkitan itu. Ada tertulis, “...upah dosa ialah maut;” (Roma 6:23a). Satu-satunya jalan keluar dari kematian adalah maut harus dikalahkan dengan kebangkitan, dan Kristus telah menang atas kuasa maut itu.
Berita tentang Kristus yang mati dan bangkit merupakan inti berita kekristenan, karenaNya kita dapat diselamatkan dan memiliki masa depan gemilang!
Sunday, April 4, 2010
Saturday, April 3, 2010
MALU BERSAKSI TENTANG KRISTUS
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 April 2010 -
Baca: 2 Timotius 1:3-18
“Jadi janganlah mau bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena Aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah.” 2 Timotius 1:8
Hari demi hari perjalanan hidup kekristenan kita semakin berat, penuh ujian dan tantangan. Banyak orang mulai mengeluh dan berbicara dalam hati, “Ternyata mengikut Kristus banyak sekali ujiannya, tidak seperti yang kubayangkan!” Saat berada di tengah dunia banyak yang memandang sinis kita karena status kita sebagai pengikut Kristus.
Firman Tuhan sudah terlebih dulu memperingatkan: “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 10:22). Jadi dalam mengikuti Kristus dibutuhkan suatu komitmen yang sungguh dan motivasi yang murni, bukan sekedar mengikut saja, atau kita mengikuti Dia hanya karena ingin mendapatkan berkatNya saja, sementara sisi yang lain (penyangkalan diri dan pikul salib) kita abaikan. Akibatnya kita menjadi orang Kristen yang mudah kecewa dan pada akhirnya memilih mundur.
Ketika memutuskan mengikut Kristus kita harus menjadikanNya sebagai yang utama dalam hidup kita karena Dia adalah Raja di atas segala raja. Dan seharusnya kita bangga memiliki Kristus karena “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman” (2 Timotius 1:9). Sayangnya banyak yang malu memberitakan nama Yesus dan tidak mengakui Dia di hadapan orang lain karena takut ditolak dan ditinggalkan mereka.
Sebatas itukah harga keselamatan bagi kita? Yesus berkata, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. Tetapi barangsiapa yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.” (Matius 10:32-33). Itulah sebabnya Rasul Paulus mengingatkan Timotius agar ia tidak malu bersaksi tentang Kristus di mana pun dia berada.
Menjadi pengikut Kristus harus mau bersaksi dan memberitakan namaNya!
Baca: 2 Timotius 1:3-18
“Jadi janganlah mau bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena Aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah.” 2 Timotius 1:8
Hari demi hari perjalanan hidup kekristenan kita semakin berat, penuh ujian dan tantangan. Banyak orang mulai mengeluh dan berbicara dalam hati, “Ternyata mengikut Kristus banyak sekali ujiannya, tidak seperti yang kubayangkan!” Saat berada di tengah dunia banyak yang memandang sinis kita karena status kita sebagai pengikut Kristus.
Firman Tuhan sudah terlebih dulu memperingatkan: “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 10:22). Jadi dalam mengikuti Kristus dibutuhkan suatu komitmen yang sungguh dan motivasi yang murni, bukan sekedar mengikut saja, atau kita mengikuti Dia hanya karena ingin mendapatkan berkatNya saja, sementara sisi yang lain (penyangkalan diri dan pikul salib) kita abaikan. Akibatnya kita menjadi orang Kristen yang mudah kecewa dan pada akhirnya memilih mundur.
Ketika memutuskan mengikut Kristus kita harus menjadikanNya sebagai yang utama dalam hidup kita karena Dia adalah Raja di atas segala raja. Dan seharusnya kita bangga memiliki Kristus karena “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman” (2 Timotius 1:9). Sayangnya banyak yang malu memberitakan nama Yesus dan tidak mengakui Dia di hadapan orang lain karena takut ditolak dan ditinggalkan mereka.
Sebatas itukah harga keselamatan bagi kita? Yesus berkata, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. Tetapi barangsiapa yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.” (Matius 10:32-33). Itulah sebabnya Rasul Paulus mengingatkan Timotius agar ia tidak malu bersaksi tentang Kristus di mana pun dia berada.
Menjadi pengikut Kristus harus mau bersaksi dan memberitakan namaNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)