Wednesday, September 23, 2009

Berduka Tapi Berbahagia

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 September 2009 -

Baca: Matius 5:1-12

"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." Matius 5:4

Yang namanya berdukacita pasti sangat berbeda dengan berbahagia. Dukacita adalah lawan kata dari kebahagiaan. Lalu, apakah firman yang ditulis itu tidak salah? Dukacita atau kesedihan menyelimuti hati seseorang ketika ia ditinggalkan orang yang dikasihi, entah itu orangtua, sahabat, pacar, suami atau istri dan sebagainya. Dukacita yang kita rasakan seolah-olah tak terobati meskipun terus dihibur oleh banyak orang. Lalu dukacita bagaimana yang dimaksud ayat di atas?
Ada dukacita yang merupakan dosa dan ada dukacita yang justru mendatangkan pengampunan. Dukacita yang merupakan dosa adalah kemurungan berlarut-larut karena putus asa, kecewa atau kesedihan yang mendalam terhadap perkara yang sia-sia, "...dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian," (2 Korintus 7:10).
Ada pun dukacita yang mendatangkan pengampunan adalah dukacita karena dosa, baik itu dilakukan diri sendiri ataupun perbuatan orang lain. Inilah dukacita yang Tuhan maksudkan! Menyadari ketidaklayakan di hadapan Tuhan akibat dosa-dosa yang ia perbuat akan menimbulkan rasa dukacita yang mendalam dalam diri seseorang. Orang berdosa yang yang telah dijamah oleh kuasa Roh Kudus tidak akan bersukacita karena dosa-dosanya. Sebaliknya ia akan meratap dan berduka karena sadar bahwa jalan-jalannya sudah jauh dari kebenaran dan telah melukai hati Tuhan, karena hidupnya sudah tidak kudus lagi. Dukacita semacam ini akan beroleh penghiburan dari Tuhan yaitu berupa pengampunan dan kehidupan kekal. Tuhan akan mengubah ratapan itu menjadi tari-tarian karena tuhan Yesus sudah menanggung segala dosa-dosa kita di atas kayu salib. Rasa dukacita itu seharusnya ada di dalam hati kita setiap kali kita berbuat dosa dan menyadarinya. Dukacita ini timbul bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan pekerjaan Roh Kudus. Bila masih ada orang Kristen yang telah bersukacita dan kelihatan santai-santai saja ketika melakukan dosa berarti masih perlu dipertanyakan kelayakannya sebagai orang percaya, berarti ia belum hidup dalam pertobatan. Ingat, tanpa pertobatan kita tidak beroleh bagian di dalam Kerajaan Sorga. Alkitab mencatat hal ini: "...tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:15).

Dukacita karena dosa menunjukkan seseorang peka dan benci terhadap dosa!

Tuesday, September 22, 2009

Masalah dan Jalan Keluarnya (2)

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 September 2009 -

Baca: Mazmur 20:1-10

"Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya." Mazmur 20:7

Tuhan mengijinkan kita berada dalam 'masa-masa genting' untuk melatih 'otot' iman kita. Biasanya bila sudah terjepit dan babak belur kita baru mau berserah dan percaya kepada Tuhan. Bila kita menyadari Yesus ada di dekat kita, kita akan menjalani hidup dengan tenang. Memang secara kasat mata Yesus tidak keihatan, tetapi Roh Kudus ada di dalam kita. Sebesar apa pun badai menyerang, kita tetap mampu melewatinya karena Roh yang ada di dalam kita lebih besar dari segalanay.
Langkah apa yang harus kita lakukan supaya kemenangan yang dijanjikan Tuhan tergenapi dalam hdiup kita? 1. Setia dan tekaun membaca firman Tuhan. Jangan anggap ringan perihal membaca Alkitab. Mungkin kita berkata: pasti bisa kulakukan! Namun, seberapa lama kita konsekuen dan konstan melakukannya? Berapa lam kita baca Alkitab setiap hari? Alkitab adalah firman dan firman itu Yesus; ketika kita membaca firmanNya dan memasukkannya dalam hati dan pikiran, Yesus pun masuk ke dalam hati dan pikiran kita. 2. Berdoa dengan sungguh-sungguh. Sudahkah kita berdoa? Serempak kita akan menjawab: sudah! Doa yang bagaimana? Alkitab berkata, "Doa orang yan benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Doa orang yang hidupnya benarlah yang diperhatikan dan didengar Tuhan. Jika Tuhan sepertinya tidak memperhatikan dan tidak segera menjawab doa kita, bisa jadi itu karena dosa kita, karena "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:1-2). 3. Hidup dalam pertobatan selalu. Bertobat berarti menanggalkan manusia lama, mengenakan 'manusia baru' setiap hari. Pertobatan adalah kehendak Tuhan yang utama; tanpa itu kita tidak akan menikmati janji-janji Tuhan.

Tidak ada masalah terlalu sulit bagi orang percaya asal tiga hal di atas menjadi bagian dalam hidupnya!