- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 September 2009 -
Baca: Matius 8:23-27
" 'Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?' Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali." Matius 8:26
Hidup dalam Tuhan bukan berarti bebas masalah. Saat berjalan dengan Tuhan sekalipun terkadang 'angin ribut' secara mendadak datang menyerang kita. Hal ini juga dialami oleh murid-murid Yesus saat mereka berada di dalam perahu. "Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur." (ayat 24). Karena angin ribut, mereka menjadi sangat panik dan ketakutan, padahal Yesus berada dalam satu perahu. Lalu mereka berseru, "Tuhan, tolonglah, kita binasa." (ayat 25b). Hal ini sering kita alami juga, bukan?
Ketika mengalami permasalahan yang berat kita cenderung panik dan menjadi takut, padahal Yesus bersama kita dan ada di dekat kita, bukannya membiarkan dan meninggalkan kita. Sebaliknya justu kita yang seringkali melupakan dan tidak mempercayaiNya. Kita masih terpengaruh dengan apa yang kita lihat dan dengar, terpaku dengan apa yang kelihatannya di sekitar kita, yang berarti kita tidak berjalan dengan iman. Akibatnya kita mudah stres, murung, putus asa; jangankan bersukacita, membuka mulut untuk memuji Tuhan saja kita enggan melakukannya. Ini menunjukkan bahwa kita adalah pecundang dan Iblis akan 'membusungkan' dada bila melihat orang Kristen seperti itu, padahal firmanNya jelas mengatakan, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37).
Hidup dalam iman adalah hidup bukan berdasarkan pada suatu yang kelihatan, tetapi apa yang tidak kelihatan, serta memandang dan menyikap segala sesuatu dengan 'mata rohani'. Itulah yang dilakukan Paulus. Meski menghadapi tantangan hidup sangat berat dia tidak pernah menjadi lemah apalagi sampai frustrasi, karena "...hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-" (2 Korintus 5:7), kata Paulus. Kita harus percaya meski tidak melihat. Jika dalam menjalani hidup ini kita banyak merasakan ketakutan dan kekuatiran berarti kita belum sepenuhnya percaya kepada Tuhan. Dam selama kita masih menggunakan akal dan kekuatan sendiri, maka masalah yang kita alami tidak akan pernah terselesaikan. Kita harus bisa melepaskan segala ikatan yang masih membelenggu perasaan kita! (Berlanjut)
Monday, September 21, 2009
Sunday, September 20, 2009
Gereja Sebagai Tubuh Kristus
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 September 2009 -
Baca: 1 Korintus 12:12-31
"Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota." 1 Korintus 12:14
Tubuh kita terdiri atas berbagai anggota (bagian) tubuh: ada kepala, telinga, mata, hidung, mulut, tangan, kaki dan sebagainya, namun menjadi satu kesatuan utuh dan tak terpisahkan. Begitu pula gereja sebagai tubuh Kristus terdiri dari anggota-anggota yang menjadi satu kesatuan. Tidak akan ata tubuh jika hanya ada satu anggota. "Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh." (ayat 19-20). Maka antar anggota tubuh ada ketergantungan.
Semua anggota tubuh penting adanya, termasuk anggota yang paling lemah sekalipun. Seringkali kita menilai sesama anggota jemaat Tuhan dengan mata jasmani. akibatnya kita sering terfokus kepada mereka yang kelihatannya lebih menonjol dan berpotensi, sementara jemaat yang penampilan luarnya kurang meyakinkan, hina dan sepertinya kurang bisa berkontribusi kita abaikan. Namun Alkitab menyatakan; "Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus." (ayat 22-23). Oleh karena itu anggota jemaat yang lebih lemahlah yang harus kita perhatikan supaya tidak terjadi gap atau perpecahan di antara sesama anggota jemaat. Coba bayangkan seseorang yang kehilangan kaki atau tangan karena musibah, apakah tubuhnya dapat berfungsi dengan sempurna? Dalam hal ini rasul Paulus berkata, "...jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita." (ayat 26), sehingga terjalin keselarasan dan tubuh itu benar-benar utuh. Inilah rencana Tuhan bagi gerejaNya!
Bagaimana supaya gereja Tuhan (tubuhNya) tetap utuh dan sempurna? Dasarnya adalah kasih. Kasih Kristuslah yang menjadikan gereja utuh. Jika Kristus begitu mengasihi kita sehingga Dia memberikan segala-galanya kepada kita, maka sudah sepatutnya kita mengasihi sesama anggota tubuhNya.
Kita sesama anggota tubuh Kristus harus saling mengasihi dan memperhatikan!
Baca: 1 Korintus 12:12-31
"Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota." 1 Korintus 12:14
Tubuh kita terdiri atas berbagai anggota (bagian) tubuh: ada kepala, telinga, mata, hidung, mulut, tangan, kaki dan sebagainya, namun menjadi satu kesatuan utuh dan tak terpisahkan. Begitu pula gereja sebagai tubuh Kristus terdiri dari anggota-anggota yang menjadi satu kesatuan. Tidak akan ata tubuh jika hanya ada satu anggota. "Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh." (ayat 19-20). Maka antar anggota tubuh ada ketergantungan.
Semua anggota tubuh penting adanya, termasuk anggota yang paling lemah sekalipun. Seringkali kita menilai sesama anggota jemaat Tuhan dengan mata jasmani. akibatnya kita sering terfokus kepada mereka yang kelihatannya lebih menonjol dan berpotensi, sementara jemaat yang penampilan luarnya kurang meyakinkan, hina dan sepertinya kurang bisa berkontribusi kita abaikan. Namun Alkitab menyatakan; "Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus." (ayat 22-23). Oleh karena itu anggota jemaat yang lebih lemahlah yang harus kita perhatikan supaya tidak terjadi gap atau perpecahan di antara sesama anggota jemaat. Coba bayangkan seseorang yang kehilangan kaki atau tangan karena musibah, apakah tubuhnya dapat berfungsi dengan sempurna? Dalam hal ini rasul Paulus berkata, "...jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita." (ayat 26), sehingga terjalin keselarasan dan tubuh itu benar-benar utuh. Inilah rencana Tuhan bagi gerejaNya!
Bagaimana supaya gereja Tuhan (tubuhNya) tetap utuh dan sempurna? Dasarnya adalah kasih. Kasih Kristuslah yang menjadikan gereja utuh. Jika Kristus begitu mengasihi kita sehingga Dia memberikan segala-galanya kepada kita, maka sudah sepatutnya kita mengasihi sesama anggota tubuhNya.
Kita sesama anggota tubuh Kristus harus saling mengasihi dan memperhatikan!
Subscribe to:
Posts (Atom)