Friday, September 11, 2009

Dicari: Orang Yang Setia

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 September 2009 -

Baca: Rut 1:1-22

"Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;" Rut 1:16

Seringkali mertua perempuan tidak cocok dengan menantu perempuannya, begitu juga sebaliknya. Namun ayat firman Tuhan yang kita baca hari ini memberikan satu contoh tentang seorang menantu (Rut) yang begitu setia, mengasihi mertuanya (Naomi) dengan segenap hati, padahal suaminya sudah meninggal. Bukankah ini jarang terjadi? Tidak mudah mendapatkan kesetiaan dalam diri seseorang, hal yang juga dikeluhkan oleh Salomo, "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6). Tuhan sedang mencari 'Rut-Rut' akhir zaman. Banyak orang baik hati, tetapi Tuhan mencari lebih dari itu yaitu orang-orang yang setia.
Kesetiaan sesorang akan teruji kualitasnya setelah melewati proses waktu. Banyak orang Kristen gagal dalam ujian kesetiaan, misal: karena doanya belum juga beroleh jawaban, orang tidak lagi sungguh-sungguh berdoa; karena sakitnya tak kunjung sembuh, belum juga memperoleh pekerjaan, gagal dalam studi dan sebagainya kita tidak lagi setia melayani Tuhan. Kita begitu mudahnya berubah padahal Tuhan Yesus begitu setia mengasihi kita, bahkan sampai mati di kayu salib. Sungguh, kesetiaan seperti barang yang sangat langka dan mahal didapat. Kini, rasa-rasanya, "...telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia" (Mazmur 12:2). Tuhan menuntut kita menjadi anak-anakNya yang setia. Tapi, kita harus setia dalam hal apa? Setia dalam hal ibadah dan memberikan penyembahan kepada Tuhan. "...beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu," (Ulangan 10:12b).
Kita pun harus setia dalam hal pelayanan. Tuhan telah memperlengkapi kita dengan karunia dan talenta yang harus kita maksimalkan untuk melayani pekerjaan Tuhan sehingga kehidupan kita berbuah. Mari bekerja, "...selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4).

"Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia" (Mazmur 18:26A)

Thursday, September 10, 2009

Membangun Mezbah Bagi Tuhan

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 September 2009 -

Baca: Galatia 3:15-29

"Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." Galatia 3:29

Kita patut bersyukur kepada Tuhan, oleh karena iman dan percaya kepada Tuhan Yesus akhirnya kita juga berhak menikmati janjiNya yang diberikan kepada Abraham, yang tertulis di Galatia 3:14, "Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu."
Ada hal-hal yang harus kita perhatikan dari kehidupan Abraham, apa saja yang dia lakukan sehingga begitu dikasihi oleh Allah dan beroleh berkat-berkatNya yang melimpah. Ternyata Abraham adalah orang yang taat, "...ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui." (Ibrani 11:8). Tercatat juga di Alkitab bahwa di mana pun berada Abraham senantiasa membangun mezbah bagi Tuhan. Mezbah di sini berbicara tentang ibahdah dan di atas mezbah selalu ada korban.
Beberapa mezbah yang dibangun Abraham adalah dekat Sikhem (Kejadian 12:4-7). Kata Sikhem berarti bahu. Artinya ia mempercayakan segenap hidupnya di atas bahu Tuhan, bergantung penuh kepada tuntunanNya, tidak lagi mengandalkan kepintaran dan kekuatan sendiri. Penulis Amsal mengingatkan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5). Bila kita 'mengangkat tangan' berserah kepada Tuhan, Dia akan 'turun tangan' menolong kita. Abraham juga mendirikan mezbah dekat Betel. "Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN." (Kejadian 12:8). Betel berbicara tentang kediaman Tuhan, tempat ia bertahta. Ini menunjukkan Abraham sangat menghormati Tuhan.
Berkat senantiasa tersedia bagi umat yang menghormati dan menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidupnya. Ini terjadi pada Obed Edom. Ketika ia menerima Tabut Allah di rumahnya, Tuhan memulihkan dan memberkati keluarganya secara luar biasa dalam waktu tiga bulan saja (2 Samuel 6:11-12).

Hormati dan utamakan Dia, berkat-berkat Abraham pun akan jadi bagian kita!