Thursday, September 10, 2009

Membangun Mezbah Bagi Tuhan

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 September 2009 -

Baca: Galatia 3:15-29

"Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." Galatia 3:29

Kita patut bersyukur kepada Tuhan, oleh karena iman dan percaya kepada Tuhan Yesus akhirnya kita juga berhak menikmati janjiNya yang diberikan kepada Abraham, yang tertulis di Galatia 3:14, "Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu."
Ada hal-hal yang harus kita perhatikan dari kehidupan Abraham, apa saja yang dia lakukan sehingga begitu dikasihi oleh Allah dan beroleh berkat-berkatNya yang melimpah. Ternyata Abraham adalah orang yang taat, "...ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui." (Ibrani 11:8). Tercatat juga di Alkitab bahwa di mana pun berada Abraham senantiasa membangun mezbah bagi Tuhan. Mezbah di sini berbicara tentang ibahdah dan di atas mezbah selalu ada korban.
Beberapa mezbah yang dibangun Abraham adalah dekat Sikhem (Kejadian 12:4-7). Kata Sikhem berarti bahu. Artinya ia mempercayakan segenap hidupnya di atas bahu Tuhan, bergantung penuh kepada tuntunanNya, tidak lagi mengandalkan kepintaran dan kekuatan sendiri. Penulis Amsal mengingatkan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5). Bila kita 'mengangkat tangan' berserah kepada Tuhan, Dia akan 'turun tangan' menolong kita. Abraham juga mendirikan mezbah dekat Betel. "Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN." (Kejadian 12:8). Betel berbicara tentang kediaman Tuhan, tempat ia bertahta. Ini menunjukkan Abraham sangat menghormati Tuhan.
Berkat senantiasa tersedia bagi umat yang menghormati dan menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidupnya. Ini terjadi pada Obed Edom. Ketika ia menerima Tabut Allah di rumahnya, Tuhan memulihkan dan memberkati keluarganya secara luar biasa dalam waktu tiga bulan saja (2 Samuel 6:11-12).

Hormati dan utamakan Dia, berkat-berkat Abraham pun akan jadi bagian kita!

Wednesday, September 9, 2009

Buktikan Kasihmu Kepada Tuhan!

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 September 2009 -

Baca: 1 Yohanes 2:1-6

"Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia." 1 Yohanes 2:5

Apakah saudara mengasihi Tuhan? Apakah saudara mencintai Tuhan lebih dari apa pun? Saudaraku, kasih dan cinta kepada Tuhan tidaklah cukup dengan berkata, "Aku mengasihi Tuhan" atau berseru dengan suara lantang, "Tuhan! Tuhan!". Mengasihi Tuhan membutuhkan bukti nyata. Firman Tuhan dengan jelas berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21).
Bukti nyata seseorang mengasihi Tuhan adalah apabila ia melakukan kehendakNya dan hidup dalam ketaatan. Tidak sedikitpun orang Kristen 'alergi' dengan kata taat ini; tidak banyak orang mau hidup taat. Contoh: orang-orang di zaman Nuh. Hanya Nuh dan keluarganya (8 orang) yang mau hidup menurut kehendak Tuhan, sedangkan yang lain memilih hidup dalam kejahatan. Akhirnya 8 orang inilah yang selamat.
Sesungguhnya, ketaatan kita kepada Tuhan adalah untuk kepentingan kita juga. Namun banyak orang lebih memilih hidup menurut keinginan hawa nafsunya darpada harus tunduk kepada pimpinan Roh Tuhan. Sungguh benar apa yang dikatakan Alkitab: "...karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:13-14). Ada pun bukti lain bahwa kita mengasihi Tuhan adalah dengan mengasihi sesama kita. Bila kita membenci sesseorang kita tidak mungkin bisa mengasihi Tuhan, karena, "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya." (1 Yohanes 4:20).
Mari berhenti membenci, mendendam dan juga menjelek-jelekkan orang lain kiarena kita semua pernah 'cacat', maka dari itu ayo saling mengasihi dan mengampuni sesama. Alkitab menulis, orang yang membenci saudaranya sama seperti pembunuh dan tidak ada pembunuh dapat beroleh hidup kekal (baca 1 Yohanes 3:15).

"Tetapi orang yang mengasihi All, ia dikenal oleh Allah." 1 Korintus 8:3