Wednesday, September 9, 2009

Buktikan Kasihmu Kepada Tuhan!

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 September 2009 -

Baca: 1 Yohanes 2:1-6

"Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia." 1 Yohanes 2:5

Apakah saudara mengasihi Tuhan? Apakah saudara mencintai Tuhan lebih dari apa pun? Saudaraku, kasih dan cinta kepada Tuhan tidaklah cukup dengan berkata, "Aku mengasihi Tuhan" atau berseru dengan suara lantang, "Tuhan! Tuhan!". Mengasihi Tuhan membutuhkan bukti nyata. Firman Tuhan dengan jelas berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21).
Bukti nyata seseorang mengasihi Tuhan adalah apabila ia melakukan kehendakNya dan hidup dalam ketaatan. Tidak sedikitpun orang Kristen 'alergi' dengan kata taat ini; tidak banyak orang mau hidup taat. Contoh: orang-orang di zaman Nuh. Hanya Nuh dan keluarganya (8 orang) yang mau hidup menurut kehendak Tuhan, sedangkan yang lain memilih hidup dalam kejahatan. Akhirnya 8 orang inilah yang selamat.
Sesungguhnya, ketaatan kita kepada Tuhan adalah untuk kepentingan kita juga. Namun banyak orang lebih memilih hidup menurut keinginan hawa nafsunya darpada harus tunduk kepada pimpinan Roh Tuhan. Sungguh benar apa yang dikatakan Alkitab: "...karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:13-14). Ada pun bukti lain bahwa kita mengasihi Tuhan adalah dengan mengasihi sesama kita. Bila kita membenci sesseorang kita tidak mungkin bisa mengasihi Tuhan, karena, "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya." (1 Yohanes 4:20).
Mari berhenti membenci, mendendam dan juga menjelek-jelekkan orang lain kiarena kita semua pernah 'cacat', maka dari itu ayo saling mengasihi dan mengampuni sesama. Alkitab menulis, orang yang membenci saudaranya sama seperti pembunuh dan tidak ada pembunuh dapat beroleh hidup kekal (baca 1 Yohanes 3:15).

"Tetapi orang yang mengasihi All, ia dikenal oleh Allah." 1 Korintus 8:3

Tuesday, September 8, 2009

Suap: Memutarbalikkan Kebenaran

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 September 2009 -

Baca: Keluaran 23:1-13

"Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar." Keluaran 23:8

Berbicara tentang suap bukanlah hal yang tabu, baru atau mengejutkan lagi di negeri ini, bahkan bisa dikatakan bahwa praktek suap-menyuap sudah membudaya di berbagai aspek kehidupan dan sukar diberantas. Hari ini firman Tuhan dengan keras memperingatkan kita agar tidak terlibat dalam hal suap-menyuap ini. Apa pun alasanya praktek suap itu tidak berkenan dan sangat dibenci oleh Tuhan.
Banyak orang melakukan suap demi memperlancar suatu urusan. Tanpa ada 'uang pelicin' rasa-rasanya segala urusan tidak dapat berjalan dengan baik. Di zaman sekarang ini segala sesuatunya dapat dibeli dengan uang. Bahkan di bidang hukum (peradilan) pun uang yang berbicara. Yang benar bila disalahkan, sebaliknya yang salah menjadi benar. Itulah dunia! Dengan memiliki uang banyak siapa pun bisa melakukan apa saja yang diinginkan. Di manakah ada kebenaran dan keadilan sejati? Pengkhobah menyatakan, "Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situpun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situpun terdapat ketidakadilan." (Pengkhotbah 3:16). Dengan suap, kebenaran bisa diputarbalikkan! Ternyata, praktek suap ini tidak hanya terjadi zaman ini. Kisah Para Rasul 8:4-25 mencatat ketika Petrus dan Yohanes melakukan pelayanan di Samari banyak orang dijamah dan menerima Roh Kudus. Ada penyihir terkenal di kota itu yaitu Simon berkeinginan memperoleh kuasa Roh Kudus itu juga, lalu, "...ia menawarkan uang kepada mereka (Petrus dan Yohanes), serta berkata: 'Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.'" (Kisah 8:18-19). Namun dengan tegas kedua rasul itu menolak. Petrus berkata kepadanya, "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang." (Kisah 8:20). Tapi sekarang ini jauh berbeda, banyak orang dengan mudahnya berkompromi, apalagi bila ada segepok uang di depan mata, masalah dosa menjadi nomor dua! Suap itu memang enak, tetapi hati nurani akan terus mendakwa kita!

Hentikan menyuap dan menerima suap karena itu adalah kebencian Tuhan!