Sunday, August 16, 2009

Memperhatikan Yang Tidak Kelihatan

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Agustus 2009 -

Baca: 2 Korintus 4:16-18

"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." 2 Korintus 4:18

Banyak di antara kita mudah putus asa, stres dan tidak pernah mengalami terobosan baru dalam hidup. Mengapa? Karena waktu menghadapi masalah dan ujian kita cenderung melihat itu secara kasat mata sehingga kita mudah terpengaruh keadaan dan terpedaya hasutan-hasutan yang negatif yang melemahkan; akibatnya kita makin terpuruk dan kalah.
Sesungguhnya setiap masalah adalah suatu kesempatan bagi ktia untuk dtang kepada Tuhan dan melihat pekerjaanNya yang ajaib dinyatakan atas hidup kita. Masalah dan ujian adalah latihan bagi mata rohani kita untuk melihat alam roh yang tidak kelihatan. Maka rasul Paulus pun tidak memperhatikan yang kelihatan karena yang kelihatan adalah sementara, sehingga masalah, penderitaan dan aniaya tidak sedikitpun menggoyahkan imannya; dia tetap setia mengerjakan panggilan hidupnya. "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." (2 Korintus 4:8)
Mengapa rasul Paulus kuat menghadapi itu semua? Itu karena dia selalu mengingat kematian Yesus! Bila kita menyadari betapa besar pengorbanan Yesus sehingga Dia rela mati bagi kita, kita tidak akan begitu mudahnya kecewa, menggerutu dan mengeluh bila berada dalam persoalan. Yosua dan Kaleb dapat memasuki Tanah Kanaan karena mereka melihat masalah dengan mata rohani, bahwa kuasa Allah yang menyertai lebih besar dari apa pun juga. Sebaliknya kesepuluh pengintai gagal karen mereka melihat musuh dan tantangan yang ada seperti 'raksasa' yang tidak mungkin bisa ditaklukkan (baca Bilangan 13:32-22). Begitu juga dengan pelayan Elisa yang mengalami ketakutan karena melihat kotanya telah dikepung oleh musuh (baca 2 Raja-Raja 6:14-15). Sebab itu Elisa berdoa supaya Tuhan mencelikkan mata rohani pelayanannya sehingga ia dapat melihat apa yang tidak kelihatan (dalam alam roh).

Bila fokus kita adalah hal yang kelihatan kita akan menjadi orang-orang yang kalah. Maka, mari mengaktifkan iman kita!

Saturday, August 15, 2009

Berita Tentang Salib Kristus

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Agustus 2009 -

Baca: 1 Korintus 1:18-31

"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah." 1 Korintus 1:18

Seringkali salib menjadi bahan olokan dan disepelekan orang-orang dunia. Bagi mereka salib tidak lebih dari lambang hukuman atau kutuk yang harus diderita oleh pelaku kejahatan. Siapa pun yang mati tergantu di kayu salib dicap sebagai orang hina dan tak berharga, sebab tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13), sehingga berita salib merupakan kebodohan bagi orang-orang yang tidak percaya dan yang akan binasa, karena mereka tidak memahami rencana Allah bagi dunia ini.
Orang dunia berprinsip bahwa pelanggaran atau dosa dapat ditebus dan dibayar dengan perbuatan baik atau amal sebanyak-banyaknya selama hidup dibumi. Lalu, berapa kali kita harus berbuat baik (beramal) supaya dosa yang kita lakukan setiap saat itu dapat tertebus dan akhirnya kita bisa selamat? Alkitab menyatakan, "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus..." (2 Timotius 1:9). Jadi perbuatan baik atau amal tidak akan bisa menebus kita dari dosa sebab dosa adalah pelanggaran terhadap firman Tuhan dan "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Korintus 5:21).
Bagaimana kita orang percaya menyikapi berita salib? Salib adalah bukti kemenangan Kristus; Dia menang atas kutuk dosa. Kebinasaan dan hukuman yang seharusnya kita tanggung telah ditimpakan kepadaNya. Ia rela dihukum dan digantung pada salib supaya kutuk dosa yang membelenggu manusia ditanggungkan dalam kematianNya. Kita patus bersyukur, oleh anuegerahNya semata kita (orang-orang berdosa) dibenarkan dan diselamatkan dari penghukuman kekal. "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karnia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23).

Jadikan SALIB KRISTUS sebagai sasaran dan fokus hidup kita, karena di dalamNya adal pengharapan yang pasti!