- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Agustus 2009 -
Baca: Yesaya 2:6-22
"Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu." Yesaya 2:11
Keberhasilan, kekayaan, jabatan sering membuat orang lupa diri dan sombong. Paulus mengatakan bahwa pada hari-hari akhir sebelum Yesus datang "Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,..." (2 Timotius 3:2b).
Perihal kesombongan Salomo menulis demikian: "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18). Bila saat ini kita sedang berada 'di atas angin', berhati-hatilah dan waspadalah, jangan kita jatuh. Sebagai raja, Herodes memiliki segala-galanya dan bisa melakukan apa saja termasuk menganiaya dan membunuh jemaat Tuhan. "Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus." (Kisah 12:2-3a). Raja Herodes menyukai pujian manusia. Ia suka membual, sombong dan meninggikan diri sendiri. Pembual adalah orang yang meninggikan diri sendiri dan meremehkan Tuhan. Ketika rakyat mengelu-ngelukan dia dengan berkata, "Ini suara allah dan bukan suara manusia!" (Kisah 12:22). Herodes semakin tersanjung. Akhirnya ia harus menanggung akibatnya: "Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing." (Kisah 12:23).
Selain pembual (sombong), di zaman sekarang ini banyak orang yang suka memfitnah orang lain sehingga menimbulkan pertikaian atau permusuhan, baik di lingkungan masyarakat, gereja atau pekerjaan. Pemfitnah adalah orang yang mencemarkan, menista, merugikan atau menjelekkan orang lain. Seperti yang disampaikan Petrus dalam suratnya, kini umat Tuhan juga dihadapkan pada pemfitnah-pemfitnah yang dengan sengaja mengejek iman percayanya, "...bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya." (2 Petrus 3:3)
Itulah sebabnya kita harus senantiasa melekat kepada Tuhan dan mohon pimpinan Roh Kudus supaya kita mampu bertahan dan tidak goyah!
Tuesday, August 11, 2009
Monday, August 10, 2009
Egois dan Cinta Uang
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Agustus 2009 -
Baca: 2 Timotius 3:1-9
"Ketahulah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1
Untuk kesekian kalinya kita diingatkan bahwa hari-hari ini telah berada di penghujung zaman. Jadi haruslah kita perhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, "...janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17). Sangatlah jelas digambarkan Paulus bahaya-bahaya akhir zaman agar kita dapat bersikap waspada sehingga tidak memberi peluang kepada bahaya-bahaya tersebut.
Salah satu sifat yang sangat berbahaya adalah: egois dan cinta uang. Paulus berkata, "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." (ayat 2a dari 2 Timotius 3). Saat ini banyak orang lebih fokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri dan tidak lagi peduli terhadap orang lain yang dalam bahasa prokem Jakarta loe loe, gue gue (kamu urusanmu, aku urusanku). Akhirnya hal ini mengarah kepada sifat tamak. Sifat tamak ini terjadi ketika seseorang cinta uang. Ketamakan dalam bahasa Yunani (epithumeo) berarti keinginan yang begitu kuat dan menggebu-gebu terhadap sesuatu, baik atau buruk, yang dengan gigih diupayakan diraih berapa pun harganya meski cara yang ditempuh salah dan merugikan orang lain. Ada contoh dalam Alkitab tentang sesorang yang tamak dan mencintai uang yaitu Ananias dan Safira (baca Kisah 5:1-11). Sifat mementingkan diri sendiri dan ketamakan terhadap uang mendorong mereka mendustai Roh Kudus dengan menahan sebagian hasil penjualan sebidang tanah. Hati Ananias dan Safira dikuasai roh cinta uang sehingga mereka mulai berkompromi dan keluar dari jalur kebenaran firman Tuhan.
Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan hukum. Anak-anak Tuhan pun rela 'menjual' imannya demi kekayaan dan popularitas yang fana. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang...oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).
Sikap egois dan tamak akan uang membawa seseorang kepada kehancuran!
Baca: 2 Timotius 3:1-9
"Ketahulah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1
Untuk kesekian kalinya kita diingatkan bahwa hari-hari ini telah berada di penghujung zaman. Jadi haruslah kita perhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, "...janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17). Sangatlah jelas digambarkan Paulus bahaya-bahaya akhir zaman agar kita dapat bersikap waspada sehingga tidak memberi peluang kepada bahaya-bahaya tersebut.
Salah satu sifat yang sangat berbahaya adalah: egois dan cinta uang. Paulus berkata, "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." (ayat 2a dari 2 Timotius 3). Saat ini banyak orang lebih fokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri dan tidak lagi peduli terhadap orang lain yang dalam bahasa prokem Jakarta loe loe, gue gue (kamu urusanmu, aku urusanku). Akhirnya hal ini mengarah kepada sifat tamak. Sifat tamak ini terjadi ketika seseorang cinta uang. Ketamakan dalam bahasa Yunani (epithumeo) berarti keinginan yang begitu kuat dan menggebu-gebu terhadap sesuatu, baik atau buruk, yang dengan gigih diupayakan diraih berapa pun harganya meski cara yang ditempuh salah dan merugikan orang lain. Ada contoh dalam Alkitab tentang sesorang yang tamak dan mencintai uang yaitu Ananias dan Safira (baca Kisah 5:1-11). Sifat mementingkan diri sendiri dan ketamakan terhadap uang mendorong mereka mendustai Roh Kudus dengan menahan sebagian hasil penjualan sebidang tanah. Hati Ananias dan Safira dikuasai roh cinta uang sehingga mereka mulai berkompromi dan keluar dari jalur kebenaran firman Tuhan.
Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan hukum. Anak-anak Tuhan pun rela 'menjual' imannya demi kekayaan dan popularitas yang fana. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang...oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).
Sikap egois dan tamak akan uang membawa seseorang kepada kehancuran!
Subscribe to:
Posts (Atom)