- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Juli 2009 -
Baca: Yoel 2:18-27
"Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu." Yoel 2:25
Karena pelanggaran dan dosa-dosa yang sudah terlalu banyak terjadilah macam-macam bencana dan kerugian atas hasil ladang bangsa Israel. Berbagai belalang menghabiskan hasil pertanian mereka: belalang pengerip, belalang pindahan, belalang pelompat dan juga belalang pelahap secara bergantian menghabiskan panen mereka. Tidak cukup di situ, pohon-pohon anggur, ara, delima, kurma, apel dan lain-lain juga rusak/musnah. Alkitab mencatat, "Ladang sudah musnah, tanah berkabung, sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis." (Yoel 1:10).
Apa yang dialami bangsa Israel ini ibarat pepatah "sudah jatuh tertimpa tangga pula". Berbagai macam kesulitan datang silih berganti dan kesemuanya itu sebagai akibat dosa-dosa mereka sendiri. Situasi-situasi buruk itu diijinkan Tuhan terjadi dan menimpa bangsa Israel; bukan berarti Dia tidak mengasihi mereka, tetapi untuk mendidik dan menegur supaya mereka segera menyadari kesalahannya. Ia berfirman " 'berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.' Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya." (Yoel 2:12-13).
Apakah saat ini kita sedang mengalami berbagai kesulitan: sakityang belum kunjung sembuh, keluarga berantakan, anak-anak memberontak, ekonomi seret sama seperti kisah Yoel ini? Mungkin kita tidak tanggap atau kurang peka terhadap teguran Tuhan atas kita. Keadaan yang buruk ini terjadi mungkin karena kesalahan dan dosa-dosa kita sehingga 'belalang-belalang' itu merusak dan memporak-porandakan 'ladang' kita. Mari segera datang kepada Tuhan dan memohon pengampunan kepadaNya, janganlah lari dan menyalahkan Dia. Tuhan tidak ingin kita semakin jauh dari jalan-jalanNya; Dia itu Mahakasih, bila kita berbalik kepadaNya dengan segenap hati, Dia akan mengampuni dan segera memulihkan keadaan kita.
Bertobat adalah kunci pemulihan.
Showing posts with label tobat. Show all posts
Showing posts with label tobat. Show all posts
Monday, July 13, 2009
Sunday, July 12, 2009
Mengasihi Petobat Baru
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Juli 2009 -
Baca: Lukas 15:11-32
"Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku." Lukas 15:29
Dari ayat nats yang kita baca terlihat adanya sifat iri hati di antara dua bersaudara. Anak sulung merasa iri hati terhadap perlakuan istimewa yang ditunjukkan bapa terhadap adiknya yang baru pulang dari pengembaraannya setelah menghabiskan harta untuk berfoya-foya, bahkan "...memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur," (ayat 29), di mana setelah semuanya habis ia menyesali semua perbuatannya dan kembali ke rumah bapa. Yang mengejutkan si sulung adalah bapanya justru menyambut dengan sukacita, bahkan menyembelih anak lembu tambun dan menggelar pesta untuknya sebagai ungkapan rasa syukur karena telah mendapatkan anaknya yang hilang itu kembali.
Sebagaimana Bapa di sorga bersukacita atas pertobatan orang yang berdosa, seperti tertulis "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Lukas 15:7), demikian juga kita seharusnya bersukacita bila ada saudara kita yang jatuh dalam dosa kembali bertobat. Perkataan Yesus ini sungguh sangat mengena karena zaman sekarang ini banyak orang merasa dirinya benar sehingga tidak perlu bertobat dan tidak memerlukan Yesus lagi dalam hidupnya. Juga sering dijumpai orang-orang Kristen yang bersikap 'tidak suka', mentertawakan dan memusuhi bila ada saudara seiman yang telah lama tenggelam dalam dosa, berbalik dan bertobat; dosa lama mereka masih diungkit-ungkit dan berharap Tuhan mendatangkan hukuman terlebih dahulu kepada mereka. Begitu juga maksud di sulung itu agar bapanya memberi hajaran kepada adiknya, dengan demikian adiknya dapat merasakan derita akibat perbuatannya yang salah itu.
Kita tidak punya hak dan wewenang menghakimi! Mari, teladanilah sikap Yesus yang dengan kasihNya menerima orang berdosa yang mau bertobat.
Yesus berkata, "...dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang." Yohanes 6:37b
Baca: Lukas 15:11-32
"Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku." Lukas 15:29
Dari ayat nats yang kita baca terlihat adanya sifat iri hati di antara dua bersaudara. Anak sulung merasa iri hati terhadap perlakuan istimewa yang ditunjukkan bapa terhadap adiknya yang baru pulang dari pengembaraannya setelah menghabiskan harta untuk berfoya-foya, bahkan "...memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur," (ayat 29), di mana setelah semuanya habis ia menyesali semua perbuatannya dan kembali ke rumah bapa. Yang mengejutkan si sulung adalah bapanya justru menyambut dengan sukacita, bahkan menyembelih anak lembu tambun dan menggelar pesta untuknya sebagai ungkapan rasa syukur karena telah mendapatkan anaknya yang hilang itu kembali.
Sebagaimana Bapa di sorga bersukacita atas pertobatan orang yang berdosa, seperti tertulis "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Lukas 15:7), demikian juga kita seharusnya bersukacita bila ada saudara kita yang jatuh dalam dosa kembali bertobat. Perkataan Yesus ini sungguh sangat mengena karena zaman sekarang ini banyak orang merasa dirinya benar sehingga tidak perlu bertobat dan tidak memerlukan Yesus lagi dalam hidupnya. Juga sering dijumpai orang-orang Kristen yang bersikap 'tidak suka', mentertawakan dan memusuhi bila ada saudara seiman yang telah lama tenggelam dalam dosa, berbalik dan bertobat; dosa lama mereka masih diungkit-ungkit dan berharap Tuhan mendatangkan hukuman terlebih dahulu kepada mereka. Begitu juga maksud di sulung itu agar bapanya memberi hajaran kepada adiknya, dengan demikian adiknya dapat merasakan derita akibat perbuatannya yang salah itu.
Kita tidak punya hak dan wewenang menghakimi! Mari, teladanilah sikap Yesus yang dengan kasihNya menerima orang berdosa yang mau bertobat.
Yesus berkata, "...dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang." Yohanes 6:37b
Subscribe to:
Posts (Atom)