- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Agustus 2009 -
Baca: Matius 8:18-22
"Yesus berkata kepadanya: 'Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.' " Matius 18:20
Bila berbicara tentang upah dan berkat, setiap anak Tuhan pasti akan merespon dengan semangat dan antusias yang tinggi. Namun bila ada pertanyaan siapa yang mau menderita untuk Kristus, jawabnya pasti pikir-pikir dulu, kalau bisa lari dan menghindar saja dari penderitaan. namun inilah syarat utama untuk mengikut Yesus!
Harga untuk menjadi muridNya mengacu kepada harga yang harus kita bayar untuk melayani Tuhan. Seringkali hari-hari kita dipenuhi keluh kesah, sungut dan ketidakpuasan mengikut Tuhan. Menghadapi masalah atau ujian sedikit saja kita langsung ogah-ogahan dan beribadah asal saja, padahal upah melayani Tuhan jauh melebihi harganya yang kita bayar. "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18). Dia memberkati kita dengan kebenaran, damai sejahtera, sukacita, kemenangan dan kehidupan kekal. Namun jalan terbaik memiliki hidup yang diberkati adalah dengan melakukan apa yang Yesus katakan, berapa pun harganya, karena Dia datang untuk memberi kita hidup yang berkelimpahan (baca Yohanes 10:10). Sayang, banyak di antara kita belum memiliki penyerahan hidup secara total kepada Tuhan. Kita hanya mengingini berkatNya saja tetapi tidak mau membayar harga karena kita lebih mencintai dunia ini dan tidak mau melepaskannya. Tuhan tidak ingin kita sekedar pengikutNya saja atau sekedar menjadi pendengar firman.
Bila kita memutuskan menjadi muridNya, kita juga harus memiliki komitmen untuk mentaati perintah-perintah Yesus setiap hari. "Jika kamu tetapi dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu" (Yohanes 8:31). Sesungguhnya melakukan perintah Tuhan bukanlah suatu beban yang berat. "Sebab Kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan." (Matius 11:30). Namun banyak orang menolak kuk itu, bahkan kehadiran Tuhan Yesus pun tidak diinginkannya.
Jika meninggalkan Tuhan demi mempertahankan sesuatu, kita akan kehilangan segala sesuatunya; keputusan ada pada kita. Maukah kita kehilangan segalanya?
Showing posts with label damai. Show all posts
Showing posts with label damai. Show all posts
Thursday, August 6, 2009
Monday, July 20, 2009
Di Mana Damai Sejahtera Itu?
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juli 2009 -
Baca: Yesaya 48:12-22
"Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti," Yesaya 48:18
Banyak orang berpikir damai sejahtera dapat diperoleh ketika ia memiliki harta melimpah, jabatan/kedudukan yang tinggi atau meraih kesuksesan tertentu dalam hidup ini, sehingga mereka berusaha sedemikian rupa agar harapan untuk merasakan damai sejahtera itu benar-benar terwujud. Mereka berpikir asal punya uang yang cukup, apa saja yang diinginkan pasti akan terlaksana, lalu mereka pergi menghibur diri ke tempat-tempat hiburan malam, hang out sampai pagi. Keinginannya hanya satu yaitu supaya hati terhibur dan stres hilang. Mungkin saja di tempat itu mereka bisa tertawa lepas sepanjang malam, tapi bukan berarti mendapatkan damai sejahtera sejati. Itulah damai sejahtera sesaat yang ditawarkan dunia, di mana banyak orang Kristen terjerat di dalamnya.
Di manakah kita menemukan damai sejahtera sejati itu? Tidak ada yang lain selain hanya dalam Yesus Kristus. Dunia boleh menjanjikan apa pun, tapi kesemuanya itu hanya sesaat dan berujung kepada kebinasaan kekal. Bila saat itu kita sudah mulai kehilangan damai sejahtera dan merasakan kehampaan hidup, itu tandanya kita sedang jauh dari Sang Sumber damai itu. Kunci utama agar kita menikmati damai sejahera adalah selalu tinggal dalam hadirat Tuhan dan hidup dalam ketaatan. Ketika kita membangun keintiman dengan Tuhan serta menyediakan waktu untuk merenungkan firmanNya siang dan malam, maka kasihNya akan selalu mengalir memenuhi hati kita. Firman Tuhan sarat dengan perintah, namun juga janji, dan janji Tuhan itu ya dan amin. Setiap perintah dari Tuhan bukanlah suatu beban yang mengekang hidup kita.
Pilihan tetap ada pada kita. Dia memberikan kehendak bebas (free will) kepada kita untuk memilih. Memang bukanlah pekerjaan yang mudah untuk menjadi seorang yang taat karena daging kita akan terasa sakit "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Namun damai sejahteraNya tersedia bagi orang-orang yang setia dan taat kepadaNya.
FirmanNya dengan tegas mengatakan bahwa "Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!" Yesaya 48:22
Baca: Yesaya 48:12-22
"Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti," Yesaya 48:18
Banyak orang berpikir damai sejahtera dapat diperoleh ketika ia memiliki harta melimpah, jabatan/kedudukan yang tinggi atau meraih kesuksesan tertentu dalam hidup ini, sehingga mereka berusaha sedemikian rupa agar harapan untuk merasakan damai sejahtera itu benar-benar terwujud. Mereka berpikir asal punya uang yang cukup, apa saja yang diinginkan pasti akan terlaksana, lalu mereka pergi menghibur diri ke tempat-tempat hiburan malam, hang out sampai pagi. Keinginannya hanya satu yaitu supaya hati terhibur dan stres hilang. Mungkin saja di tempat itu mereka bisa tertawa lepas sepanjang malam, tapi bukan berarti mendapatkan damai sejahtera sejati. Itulah damai sejahtera sesaat yang ditawarkan dunia, di mana banyak orang Kristen terjerat di dalamnya.
Di manakah kita menemukan damai sejahtera sejati itu? Tidak ada yang lain selain hanya dalam Yesus Kristus. Dunia boleh menjanjikan apa pun, tapi kesemuanya itu hanya sesaat dan berujung kepada kebinasaan kekal. Bila saat itu kita sudah mulai kehilangan damai sejahtera dan merasakan kehampaan hidup, itu tandanya kita sedang jauh dari Sang Sumber damai itu. Kunci utama agar kita menikmati damai sejahera adalah selalu tinggal dalam hadirat Tuhan dan hidup dalam ketaatan. Ketika kita membangun keintiman dengan Tuhan serta menyediakan waktu untuk merenungkan firmanNya siang dan malam, maka kasihNya akan selalu mengalir memenuhi hati kita. Firman Tuhan sarat dengan perintah, namun juga janji, dan janji Tuhan itu ya dan amin. Setiap perintah dari Tuhan bukanlah suatu beban yang mengekang hidup kita.
Pilihan tetap ada pada kita. Dia memberikan kehendak bebas (free will) kepada kita untuk memilih. Memang bukanlah pekerjaan yang mudah untuk menjadi seorang yang taat karena daging kita akan terasa sakit "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Namun damai sejahteraNya tersedia bagi orang-orang yang setia dan taat kepadaNya.
FirmanNya dengan tegas mengatakan bahwa "Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!" Yesaya 48:22
Subscribe to:
Posts (Atom)