Wednesday, August 3, 2016

ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Agustus 2016 

Baca:  Lukas 18:9-14

"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  Lukas 18:14b

Sekalipun orang Farisi secara kasat mata tampak taat melakukan hukum Tuhan, sesungguhnya mereka hidup dalam kepura-puraan dan kemunafikan;  ibadah dan pelayanan yang dilakukan semata-mata hanya untuk mencari popularitas dan pujian manusia.  Karena itu Tuhan Yesus mengecam mereka dengan keras!  "Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya."  (Matius 23:3).  Banyak orang Kristen membanggakan diri tentang ibadah dan pelayanan yang dilakukan, lalu menganggap rendah orang lain.  Bukankah hal ini mengindikasikan bahwa kita sombong?  Seharusnya ketaatan dan kesetiaan kita dalam ibadah dan pelayanan menjadikan kita lebih rendah hati.  "Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."  (Lukas 17:10).

     Pemungut cukai adalah tukang pajak, bertugas menagih pajak dari rakyat untuk pemerintah Romawi, dikenal sebagai tukang peras dan suka menyelewengkan keuangan, yang di kalangan masyarakat Yahudi disamakan dengan orang najis dan pendosa.  Menurut mata manusia mereka adalah orang yang tidak layak di hadapan Tuhan, karena itu ia  "...berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit,"  (Lukas 18:13).

     Apakah yang menyebabkan pemungut cukai ini pulang dengan mendapatkan pembenaran dari Tuhan?  Tuhan membenci perbuatan dosa, tetapi Ia mengasihi orang berdosa, terlebih-lebih mereka yang mau bertobat dan meninggalkan dosa-dosanya.  Pemungut cukai ini datang merendahkan diri di hadapan Tuhan karena sadar ia pendosa.  Sambil mengakui dosanya ia memukul-mukul dirinya tanda penyesalan yang dalam.  "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9).

Sikap mau merendahkan diri dan bertobat dengan sungguh-sungguh inilah yang menyebabkan Tuhan membenarkan pemungut cukai ini.

No comments:

Post a Comment