Showing posts with label Yosua. Show all posts
Showing posts with label Yosua. Show all posts

Thursday, August 27, 2009

Iman Wanita Kanaan

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Agustus 2009 -

Baca: Matius 15:21-28

"Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: 'Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.' Dan seketika itu juga anaknya sembuh." Matius 15:28

Menjalani hidup sebagai orang percaya bukanlah pekerjaan ringan, butuh ketekunan dan iman yang harus berakar kuat di dalam Tuhan. Jika tidak, kita akan mudah mengalami kekecewaan dan kepahitan saat menghadapi tantangan dan ujian. Tentunya kita pun tahu bahwa selma hidup di dunia ini kita tidak pernah luput dari apa yang dianamakan masalah.
Tokoh-tokoh besar dalam Alkitab juga mengalami banyak tantangan (ujian) dalam kehidupannya. Contohnya Yusuf dan Yosua. Sebelum janji Tuhan benar-benar terealisasi dalam hidupnya, Yusuf harus melewati tantangan demi tantangan. Yosua, sebelum berhasil membawa bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, suatu negeri yang berlimpah susu dan madu, dia harus melewati rintangan dari bangsa-bangsa lain yang berusaha untuk menghadangnya.
Hari ini kita perlu belajar dari seorang wanita Kanaan yang anaknya sedang kerasukan setan. Ibu ini berhasil 'mengetuk pintu' hati Yesus dan beroleh belas kasihan dariNya sehingga anaknya diselamtkan. Untuk mengjangkau Yesus ibu ini harus menghadapi tantangan yang sangat berat, namun tidak membuatnya putus asa dan menyerah begitu saja. Dia terus berseru-seru kepada Yesus,"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." (ayat 22). Murid-murid Yesus mereas terganggu dengan teriakan wanita itu dan berniat mengusirnya. Sebenarnya wanita Kanaan ini punya alasan untuk kecewa dan undur, apalagi mendengar perkataan kasar Yesus kepadanya "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." (ayat 26). Tapi dia tidak peduli, imannya tidak menjadi lemah dan sama sekali tidak terpengaruh keadaan dan situasi yang ada; dia percaya dengan iman bahwa Yesus berkuasa melakukan segala sesuatu. Dan karena ketekunannya ia beroleh jawaban " '...maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.' Dan seketika itu juga anaknya sembuh." (ayat 28).

Jangan pernah menyerah! Pandang saja Yesus karena Dia mahasanggup!

Sunday, August 16, 2009

Memperhatikan Yang Tidak Kelihatan

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Agustus 2009 -

Baca: 2 Korintus 4:16-18

"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." 2 Korintus 4:18

Banyak di antara kita mudah putus asa, stres dan tidak pernah mengalami terobosan baru dalam hidup. Mengapa? Karena waktu menghadapi masalah dan ujian kita cenderung melihat itu secara kasat mata sehingga kita mudah terpengaruh keadaan dan terpedaya hasutan-hasutan yang negatif yang melemahkan; akibatnya kita makin terpuruk dan kalah.
Sesungguhnya setiap masalah adalah suatu kesempatan bagi ktia untuk dtang kepada Tuhan dan melihat pekerjaanNya yang ajaib dinyatakan atas hidup kita. Masalah dan ujian adalah latihan bagi mata rohani kita untuk melihat alam roh yang tidak kelihatan. Maka rasul Paulus pun tidak memperhatikan yang kelihatan karena yang kelihatan adalah sementara, sehingga masalah, penderitaan dan aniaya tidak sedikitpun menggoyahkan imannya; dia tetap setia mengerjakan panggilan hidupnya. "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." (2 Korintus 4:8)
Mengapa rasul Paulus kuat menghadapi itu semua? Itu karena dia selalu mengingat kematian Yesus! Bila kita menyadari betapa besar pengorbanan Yesus sehingga Dia rela mati bagi kita, kita tidak akan begitu mudahnya kecewa, menggerutu dan mengeluh bila berada dalam persoalan. Yosua dan Kaleb dapat memasuki Tanah Kanaan karena mereka melihat masalah dengan mata rohani, bahwa kuasa Allah yang menyertai lebih besar dari apa pun juga. Sebaliknya kesepuluh pengintai gagal karen mereka melihat musuh dan tantangan yang ada seperti 'raksasa' yang tidak mungkin bisa ditaklukkan (baca Bilangan 13:32-22). Begitu juga dengan pelayan Elisa yang mengalami ketakutan karena melihat kotanya telah dikepung oleh musuh (baca 2 Raja-Raja 6:14-15). Sebab itu Elisa berdoa supaya Tuhan mencelikkan mata rohani pelayanannya sehingga ia dapat melihat apa yang tidak kelihatan (dalam alam roh).

Bila fokus kita adalah hal yang kelihatan kita akan menjadi orang-orang yang kalah. Maka, mari mengaktifkan iman kita!

Thursday, July 23, 2009

Jangan Pernah Ragu

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juli 2009 -

Baca: Yosua 1:1-18

"Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." Yosua 1:9

Saat permasalahan, sakit-penyakit, krisis keuangan dan sebagainya datang menghantui hidup kita, rasa takut dan kuatir seringkali timbul mencemari pikiran kita sehingga iman kita menjadi lemah. Kita mulai berpikir masalah yang kita alami terlalu berat dan tidak ada harapan lagi, padahal Tuhan berjanji bahwa "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18). Setiap manusia selalu berharap hidupnya baik-baik saja, mulus tanpa hambatan atau rintangan sedikit pun, padahal untuk mendapatkan janji Tuhan perlu proses, seperti dialami Yosua saat membawa bangsa Israel keluar Mesir menggantikan Musa. Itu tidak mudah, tantangan sangat berat karena bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk.
Itulah sebabnya Tuhan berpesan kepada Yosua: kuatkan dan teguhkanlah hatimu! Pesan ini disampaikai sampai 4 kali, artinya untuk bisa meraih janji Tuhan kita perlu memperhatikan pesan atau perintahNya karena suatu saat nanti kita akan menghadapi musuh. Musuh berbicara tentang sakit-penyakit, kritis keuangan atau masalah lain, tapi Tuhan berjanji, "Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (auyat 5c dari Yosua 1). Ia akan selalu menyertai dan menolong kita saat kita membutuhkan, seperti pengakuan Daud, "Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:2). Mengapa janji Tuhan belum terealisasi dalam hidup kita? Masalahnya adalah kita mulai lemah dan tidak sabar menanti janjiNya digenapi, padahal Tuhan punya waktu tersendiri untuk menggenapi janjiNya.
Dia tidak pernah terlambat untuk menolong kita, tapi kita sendirilah yang selalu membuat pertolongan itu tertunda oleh karena sungutan dan keluh kesah kita, sama halnya bangsa Israel yang tidak pernah berhenti mengeluh dan mengomel, padahal merka senantiasa mengalami pertolonganNya yang ajaib. Itu belum cukup bagi mereka untuk bisa mengucap syukur, yang ada malah selalu menyalahkan Tuhan.

Kunci utama hidup berkemenangan adalah selalu perkatakan firmanNya, renungkan siang dan malam agar iman kita tetap kuat dan berhenti mengeluh!