Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2015
Baca: Ayub 5:17-27
"Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." Ayub 5:17
Selain bermanfaat untuk mengajar dan mendidik orang percaya dalam kebenaran, Alkitab juga berfungsi untuk menyatakan kesalahan dan memperbaiki kelakukan seseorang. "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9).
Kebenaran Alkitab sanggup memperbaiki kelakuan yang buruk, meluruskan jalan yang bengkok, dan mengarahkan orang percaya untuk berlaku benar dan tidak bercela. Jadi untuk mengetahui apakah perbuatan itu salah atau benar Alkitablah yang harus menjadi patokan, tolak ukur, cermin dan standar hidup kita orang percaya. Tidak sedikit orang Kristen yang mogok ke gereja karena tersinggung mendengar kotbah hamba Tuhan yang seolah-olah menelanjangi dosa-dosanya. Ini berarti Alkitab berkuasa menyatakan kesalahan dan dosa seseorang. Namun sayang sekali, ketika ditegur dan dikoreksi oleh firman, kita bukannya bersyukur dan bertobat tapi justru marah dan mengeraskan hati.
Milikilah respons yang benar seperti Daud, yang ketika menerima teguran dari nabi Natan langsung menyadari kesalahannya dan segera minta ampun kepada Tuhan. "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:3-4). Firman Tuhan benar-benar telah menyadarkan Daud dari kesalahannya. "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu." (Mazmur 119:67). Semakin kita banyak membaca, mempelajari, mendengar dan merenungkan firman Tuhan semakin kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, sehingga kita "...dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2), dan tekad untuk tidak lagi berbuat dosa pun semakin kuat.
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan
roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita." Ibrani 4:12
No comments:
Post a Comment