Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Januari 2013 -
Baca: Bilangan 11:1-23
"Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar
apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan
bawang putih." Bilangan 11:5
Kekristenan merupakan suatu kehidupan dalam perjalanan panjang dan berliku bersama dengan Tuhan seperti perjalanan yang dialami bangsa Israel sebelum mencapai Kanaan dan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan, di mana mereka harus melewati proses demi proses: berawal dari keberangkatan mereka keluar dari negeri perbudakan di Mesir, kemudian melewati padang gurun dan akhirnya memasuki Tanah Perjanjian.
Berbicara tentang Mesir, pasti kita teringat penderitaan yang dialami bangsa Israel. Di Mesir mereka mengalami penindasan dan tekanan hidup yang luar biasa. "... pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa:...dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu
mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di
padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir
kepada mereka itu." (Keluaran 1:11, 13, 14). Di samping itu bayi-bayi (laki-laki) mereka juga dibunuh. Tak bisa dibayangkan betapa menderitanya umat Israel saat berada di mesir. Suatu keadaan yang sungguh hopeless. Itulah sebabnya hari-hari mereka dipenuhi oleh keluh kesah dan bersungut-sungut kepada Tuhan!
Meskipun bangsa Israel sudah dibawa keluar dari Mesir oleh Musa -seorang yang dipilih Tuhan- dengan berjalan di padang gurun mereka tetap tidak berhenti bersungut-sungut, malah semakin menjadi-jadi. Mereka terus membanding-bandingkan dengan keadaan mereka saat masih di Mesir. mereka merasa lebih suka dan nyaman berada di Mesir, karena walau dalam perbudakan tapi cukup dengan makanan dan minuman (ayat nas). Kata mereka, "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika
kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!
Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh
seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3). Di Mesir memang ada kelimpahan, tetapi di balik kelimpahan itu mereka berada dalam penindasan dan perbudakan bangsa lain. Jadi bangsa Israel lebih senang berada di Mesir, di bawah penindasan dan perbudakan bangsa lain tetapi perut mereka kenyang dengan makanan dan minuman.
(Bersambung)
Tuhan berikan saya hikmat agar mengerti proses hidup saya selaku orang kristen, karena walapun kami menghadapi tekanan politik,ekonomi,phisik didalam hidup berbangsa, tetapi dibalik itu semua engkau pasti membawa kami kejalan yang benar.
ReplyDeletepenasaran dgn kelanjutannya!!renungannya memberkati sekali, Keep posting ya... :)
ReplyDeleteJbU
Sering sekali org Kristen merasa hidup mereka bahagia dg pekerjaan mereka, padahal pekerjaan itu sebenarnya sudah memperbudak mereka untuk hidup hanya bagi dunia, mereka tidak mau keluar dari perbudakan itu untuk meredeka hidup dalam sukacita Yesus. Mari saudaraku, terima Yesus didalam hatimu untuk sungguh2 memerdekakan dirimu dari perhambaan dunia. Periksakan dirimu pada Yesus apakah sebenarnya saudaraku masih terikat dengan perhambaab dunia ini atau iblis. Nyatakan bahwa saudaraku mau dimerdedekan oleh kuasa Yesus agar sukai cita dan damai sejahtra yg menetap dari Yesus itu benar2 menjadi milik anda.
ReplyDelete