Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 November 2012 -
Baca: 2 Korintus 12:1-10
"Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di
dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena
Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." 2 Korintus 12:10
Pada umumnya setiap orang memiliki kecenderungan untuk membanggakan dirinya atau bermegah karena memiliki kelebihan dibandingkan orang lain: merasa berhasil, kuat, pintar, kaya, tampan, cantik, terkenal dan sebagainya. Terlebih-lebih jika kita merasa bahwa kita tidak memerlukan Tuhan. Berhati-hatilah!
Tuhan menegur jemaat di Laodikia, "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan
aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau
melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang," (Wahyu 3:17). Mari kita belajar dari sikap Rasul Paulus: "...aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus
Kristus," (Galatia 6:14). Sesungguhnya Rasul Paulus memiliki alasan yang kuat untuk bermegah karena ia adalah orang yang cerdas dan pemberita Injil yang dipakai Tuhan secara luar biasa, tetapi ia tidak pernah membanggakan itu semua. Rasul Paulus lebih senang dan rela di dalam kelemahan. Mengapa? Sebab di saat ia lemah ia akan selalu disadarkan bahwa kekuatan manusia itu sangat terbatas sehingga ia sangat memerlukan Tuhan setiap waktu. Kala kita tidak mampu dan tidak berdaya dan kita menyerah pada Tuhan, saat itulah Tuhan akan campur tangan dan menyatakan kuasaNya atas kita.
Suatu ketika raja Yosafat harus menghadapi pergumulan yang berat, karena negerinya mendapat serangan dari bani Moab dan Amon, plus pasukan orang Meunim. Posisi Yosafat benar-benar terjepit dan tak berdaya. Dalam ketidakberdayaannya itu Yosafat "...mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20:3). Tuhan pun melawat mereka dan melalui nabi Yahaziel, mereka diperintahkan untuk tidak takut, sebab "Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur." (2 Tawarikh 20:17a). Mereka justru diperintahkan untuk menaikkan nyanyian pujian bagi Tuhan. Dan ketika mereka memuji-muji, Tuhan hadir dan kuasaNya dinyatakan dengan dahsyat. Akhirnya Yosafat dan rakyatnya mengalami kemenangan yang gemilang.
Dalam ketidakberdayaan kita percayalah kepada Tuhan, karena Ia selalu punya cara yang ajaib untuk menolong kita!
Ku tak takut menghadapi kesulitan di dalam kehidupan ini karena Ku tahu Tuhanlah penolongku Dan kekuatanku.
ReplyDeleteAminnnn ....segalahnya ad dlam kehendak_NYA
ReplyDeleteAmin
ReplyDelete